🥀3💦

3K 298 37
                                    

.
.
.
.
.

Seperti biasa sosok pemuda yang berumur 14 tahun itu berjalan di sepanjang jalanan yang mulai terlihat kotor. Senyumnya terus mengembang tatkala telah bertemu seseorang yang mau mengajaknya bicara. Sebut saja nama pria manis itu dengan nama rin. Rin senang sekali karena ada orang yang mau mengajak nya bicara bukan mengejeknya atau dengan nada membenci.

Bruk!

Lagi lagi Rin di pukuli oleh orang orang yang tinggal di sekitar pemukiman itu. Rin hanya melayangkan senyum manis nan lebar ketika dipukuli dan di tatapi dengan tatapan tajam dari warga sekitar. Ini adalah kehidupan menyedihkan dari seseorang yang dianggap anak satan. Rin tau betul tentang itu, tentang telinga runcingnya dan ekor nya yang biasanya tidak dimiliki oleh para manusia pada umumnya.

Bruk!

Rin mendapati batu batu kecil menghujani tubuh nya perlahan. Rin membalik ke belakangnya, dia disambut dengan tatapan kejam yang menganggap Rin bukanlah seorang manusia melainkan sebuah kuman atau kotoran yang seharusnya tidak ada. Rin lagi-lagi tersenyum, berjalan di antara tatapan keji dan juga bisikan bisikan yang dapat terdengar jelas.

.
.
.
.
.

Rin masuk ke dalam sebuah gang kecil. Disana terdapat sebuah rumah kumuh yang ditinggali Rin. Sejak ia diusir dari panti asuhan yang menampung nya itu, Rin tinggal sendirian disini. Tanpa siapapun, hanya ada sebuah rumah kumuh dan juga daerah sekitar yang kosong.

Tidak ada yang mau tinggal bersama anak satan..

Rin masih mengingat tatapan tatapan menjijikkan saat panti asuhan tau ia adalah anak yang berbeda dari lainnya. Dengan kedok sebagai anak satan, mereka membully nya dan akhirnya dikeluarkan dengan gelar anak nakal.

Rin membuka pintunya. Seperti biasa tidak ada seorangpun. Anak satan tidak butuh keluarga, Rin menutup pintu. Senyumnya seketika luntur saat sudah masuk ke rumah. Tatapannya menjadi sayu dan sedih, seperti inilah wajah sebenarnya yang ditunjukkan oleh Rin.

Ia menutup segalanya dengan senyum lebarnya itu. Ia tidak sebahagia itu , ia tidak sekuat itu, semua nya membencinya kadang kala Rin berpikir ia harus mati. Harus mati sekarang juga, agar semua penderitaan nya berakhir ..

Srek

Rin mengambil sebuah pisau yang selalu menemaninya itu. Ia menusuk lagi lagi ke arah tangannya, cairan merah membasahi sejenak dan luka besar ada di tangan putih Rin. Tetapi seketika darah itu naik dan masuk lagi ke dalam kulit Rin. Pisau yang semula merah kini berubah menjadi putih sama seperti sebelum Rin menusuk nadi tangannya sendiri..

Yah dirinya abadi, ia tidak akan bisa mati sekeras apapun ia berusaha. Rin tersenyum hambar, beginilah kehidupan nya. Sangat menyedihkan hingga Rin benar benar tidak tahan lagi.

Anak satan!

Anak satan!

Memangnya kenapa kalau ia memang anak satan, dia juga sama sekali tidak mau mendapat gelar seperti ini. Semuanya muncul seketika dan ia benar benar dijauhi. Semuanya langsung menganggapnya sebagai monster, menganggap dia bersalah, menganggap semua yang dilakukannya adalah sesuatu perbuatan yang keji.

Menakutkan..

Menakutkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Rin membuka matanya, ah tanpa sadar ia menangis sambil tertidur lagi. Rin mengangkat tangannya, melihat ke arah jam sudah lumayan pagi. Rin bersiap siap kesekolah. Di arahkan nya wajahnya ke area rumah sempit kosong itu. Tidak ada seorangpun, yah Rin sudah tau. Ia hanya berharap suatu hari nanti akan ada seseorang, akan ada seseorang yang tau kalau ia bukanlah anak satan yang jahat.

Tetapi kapan itu terjadi, Rin tidak tau. Yang jelas ia akan terus hidup dengan kesendirian dengan gelar sebagai anak satan, anak satan yang tidak butuh siapa siapa, anak satan yang jahat dan merupakan salah satu kotoran yang tidak pantas bahagia..

.
.
.
.
.

Rin masuk ke sekolah. Seperti biasa tatapan tatapan selalu tertuju pada dirinya. Rin tetap memasang wajah senyum seolah semuanya sama sekali tidak masalah. Rin masuk ke sekolah. Ia lagi lagi tidak masuk ke kelas, semua orang akan membully nya, itu menyakitkan. Meskipun sudah beberapa kali ia tidak akan bisa mati meskipun mereka menusuknya berkali kali. Rasanya masih sakit, masih sangat sakit terutama mereka yang menganggap Rin sebagai bahan experimen.

Rin masuk ke halaman belakang. Seperti biasa ada kucing hitam disana. Namanya kuro, ia adalah satu satunya teman Rin. Ia tidak takut dan menjadi teman Rin saat di sekolah. Rin senang walaupun kuro sama sekali tidak bisa berkomunikasi. Kuro tidak bisa ia bawa pulang kerumah. Disana rumahnya tidak terawat dan bisa saja nanti di sana kuro akan dibunuh karena berhubungan dengan Rin. Rin tidak mau itu terjadi. Diam diam Rin duduk di halaman belakang tempat sepi dimana ia tidak akan di perhatikan.

"Kuro.., apa kau mencintaiku?" Tanya Rin. Ia mengelus ngelus bulu kucing itu. Ia berwarna hitam dan bermata kuning. Kuro sama seperti ku. Di anggap sebagai kucing keramat dan terkutuk hanya karena penampilannya seperti itu. Rin memandangi ekornya. Dielusnya ekor nya itu dengan lembut. Ekor ini adalah bagian dari tubuh Rin, saat senang ia akan melambai lambai dengan gembira. Saat sedih ia akan jatuh terkulai. Mungkin selama ini ekornya tidak akan pernah bisa melambai lambai dengan bahagia. Rin Tersenyum lagi, entah sudah beberapa kali ia mengulum senyum palsu itu..

.
.
.
.
.

"Nii-San?",seru sebuah suara. Ah suara ini. Rin menoleh ke belakang. Tampak sosok berkacamata dengan tinggi melebihi nya. Ia adalah sosok yang kini berada di dekat nya. Rin masih tidak bisa terlalu mempercayai Yukio. Ia adalah seorang anak yang baru baru ini dekat padanya.

"Halo Yukio!", Seru Rin dengan semangat. Mungkin saja Yukio akan mempermainkan nya seperti temannya yang lain. Tetapi itu tidak masalah, selama Yukio mau berteman dengan Rin itu tidak masalah. Yukio menyunggingkan senyum ramah yang selalu ia perlihatkan.

Yukio seperti biasa mengajarkan Rin saat pulang sekolah. Yukio sangat pintar, ia membantu Rin. Tetapi lagi lagi ada sesuatu dihatinya yang melarang dirinya untuk benar benar mempercayai Yukio. Karena ia tidak pernah dicintai oleh siapapun.

Semua membencinya..

Semua mempermainkannya..

.
.
.
.
.

"Nii-San, kau sudah berusaha dengan baik ya" seru Yukio. Ia lagi lagi mengelus bagian pucuk kepala Rin. Rasanya sangat hangat dan lembut sekali, tidak pernah ada siapapun yang melakukan ini pada Rin.

"Terima kasih Yukio", seru Rin. Ia masih tidak tau apa arti mempercayai seseorang. Mungkin saja Yukio hanya melakukan ini karena sesuatu alasan yang buruk. Ataupun jika seperti itu. Kebaikan Yukio yang seperti ini akan benar benar diingat Rin sebelum ia berhenti melakukan ini lagi.

.
.
.
.
.

🥀Nii-San!🥀(YukiRin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang