Happy reading. 💞
***
"Jihyun-ah, bagaimana kalau aku pakai dress yang agak aneh saja?" Pikir Hyura setelah jeda beberapa detik.
"Dress seperti apa? Yang kekurangan bahan seperti pakaian milik sekretaris genit Kim Taehyung itu?" Decak Jihyun tak habis pikir. "Kau kira itu tidak terlalu mencolok?"
"Mencolok itu justru bagus, Ji! Jika aku berdandan menor seperti itu, kencan butanya pasti akan langsung gagal."
Disebrang sana, pemilik nama Eun Jihyun itu memutar bola matanya jengah. "Katamu, kau baru diberikan tiket setelah blind date. Kalau kencannya gagal, memangnya ibumu akan tetap memberikannya?"
Mendengar hal itu, spontan Hyura menepuk dahinya. Dia lupa akan hal itu. "Argh! Aku lupa! Tapi Ji, aku benar-benar tidak mau bertemu dengan pria itu. Kau tahu sendiri kan kalau gadis setia sepertiku tidak bisa mengkhianati Hyungsik?"
"Pantas saja ibumu ingin kau segera kencan buta, angan-anganmu terlalu tinggi. Mana mungkin kau bisa berpacaran dengan Hyungsik?"
Hyura mendengus kesal. "Kalau bisa, kau mau memberiku apa hah?"
"Ya, ya, terserah kau saja. Pokoknya jangan berani kau memakai pakaian kekurangan bahan. Mengerti?"
Gadis itu tentu saja menyentakkan kaki tak terima. Itu adalah taktik yang sempurna untuk membatalkan kencan. "Kalau begitu aku harus bagaimana? Masa aku harus berpura-pura sakit atau kecelakaan?" Sedetik kemudian, dirinya menjentikkan jari seolah baru mendapat ide brilian. "Iya, bagaimana jika aku berpura-pura kecelakaan saja?"
"Aku bisa bertaruh kau akan langsung ketahuan. Aktingmu itu, buruk sekali Ra. Bahkan babi pun akan jauh lebih andal daripada dirimu."
"Babi?! Kau menyamakanku dengan babi?! Dasar sialan."
Jihyun terkekeh dan lebih memilih mengganti topik. "Oh ya, kapan kencan butanya dilaksanakan?"
"Minggu ini." Jawab Hyura malas. "Dan sepertinya harapanku untuk memacari Hyungsik hilang sudah Ji." Lanjutnya merenggut.
"Bukannya memang sudah hilang sejak awal?" Gumam Jihyun masih bisa didengar oleh Hyura.
"Ya! Kesempatanku itu masih terbuka lebar jika tidak ada kencan buta! Aku ini kan cantik, pintar, dan tidak sombong." Ucapnya kelewat percaya diri sambil mengibas rambut.
"Lama-lama aku pusing berbicara denganmu. Sudah ya, aku tutup telfonnya—"
"Tunggu!" Sela Hyura buru-buru memotong. "Katamu minggu ini, perusahaan kita akan melaksanakan proyek global kan?"
"Iya, memangnya kenapa?"
"Apa aku bisa ikut?"
"Ikut? Kerasukan apa kau ini? Sudah beruntung kau tidak terpilih, malah ingin mengajukan diri. Dasar gila."
Hyura memutar bola matanya jengah. "Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin ikut kalau minggu ini proyek itu masih harus dikerjakan."
"Supaya kau tidak bisa datang untuk kencan buta? Begitu?"
Hyura mengangguk semangat. "Itu kau tahu. Jadi biarkan aku ikut ya? Kau kan penanggung jawab timnya."
"Tidak. Terima kasih."
"Ji!" Protes Hyura. "Aku akan mentraktirmu daging dan soju. Bagaimana?"
"Kau pikir aku semiskin itu?"
Hyura mendengus kesal. "Ditambah nasi goreng dan patbingsu. Bagaimana?"
Mendengar tawaran sang sahabat, Jihyun tersenyum senang. "Call."
•••
"Hyungtae, sebenarnya aku masih tidak ingin ikut kencan buta. Bagaimana jika aku pura-pura sakit saja?"
Sang lawan bicara yang sedari tadi asik menyesap kopi hanya mencibik kesal. "Berhentilah memanggilku Hyungtae! Namaku Taehyung, bodoh!"
Jimin terkekeh. "Maaf, kau tahu kan itu sudah kebiasaan."
Taehyung hanya memutar bolanya mata malas. "Jadi apa rencanamu?"
"Jika tidak bisa berpura-pura sakit, mau tidak mau aku harus ikut." Helanya menghembuskan nafas sedih. "Padahal aku masih ingin bebas, Hyungtae."
Sang lawan hanya menatap tajam.
"Maksudku Taehyung." Decak Jimin mengoreksi.
"Kalau begitu ikut saja. Kau bilang kau akan diberikan mobil jika bersikap baik saat kencan buta nanti."
"Justru itu masalahnya, aku tidak yakin bisa bersikap baik. Kau tahu kalau aku ini sudah ditakdirkan baik dari sananya kan?" Ucap Jimin kelewat percaya diri.
Taehyung menggelengkan kepala geli mendengarnya. "Kau gila ya? Baik dari mana maksudmu, dasar cabul."
"Ya, aku tidak cabul!" Dengus Jimin kesal. "Sudah kubilang kan kejadian waktu itu bukan salahku?"
"Dan salah kipas angin, begitu?" Tanya Taehyung sarkastik. "Karena tangan jahilmu itu, roknya terkibar bodoh."
Jimin tersenyum geli. "Salahnya memakai rok sependek itu."
"Aku tidak yakin kau bisa diam saja nanti. Kenakalan apa lagi yang akan kau buat hah?" Tanya Taehyung mengangkat sebelah alis.
Jimin menyilangkan kedua kakinya lalu menumpu kedua tangan, berlagak memikirkan sesuatu. "Kalau menyibak rok sudah, bagaimana kalau membuka celana dalamnya?" Lanjutnya mengeluarkan seringaian mesum.
"Dasar gila." Malas meladeni, Taehyung lebih memilih menyesap kopinya. "Kapan kencan butanya?"
Jimin ikut menyesap kopinya santai. "Minggu ini."
"Minggu ini? Siapa calonnya?"
Jimin mengindikkan bahu tidak tahu. "Kalau tidak salah namanya Hyu—Kim, siapa ya. Aku lupa."
"Dasar aneh. Kau yang kencan buta, kau yang tidak tahu."
"Memangnya aku peduli siapa gadisnya? Aku hanya peduli pada mobilnya. Bayangkan, betapa kerennya seorang Park Jimin duduk diatas mobil sport dengan kacamata hitam?" Jimin menyibak surainya bangga. "Astaga, pasti akan keren sekali Tae, aku jadi tidak sabar."
"Ya, terserah kau. Dasar ddongke." Cibik Taehyung tak habis pikir.
"D-dongke?! Ya, sejak kapan aku ini bajingan, hah?!"
"Katamu kau tidak mau ikut kencan buta, tapi kau akan berlagak sok keren dengan mobil sportmu nanti. Itu kan taktikmu untuk memikat perempuan, dasar ddongke."
Jimin menatap Taehyung balas tak habis pikir. Bukankah terlalu kejam untuk menjulukinya bajingan? "Woah, aku tidak percaya. Apa kau ini benar-benar sahabatku?"
Taehyung menatap Jimin malas. "Tidak."
"Ya!" Pekik Jimin kesal lalu angkat kaki dari kursinya. "Bayarkan kopinya karena aku akan pergi sekarang juga. Dasar tidak setia kawan! Dengan kejam memanggil sahabatnya sendiri, ddongke!"
Taehyung menggelengkan kepalanya, pening sendiri melihat tingkah laku Jimin. "Apa dia benar-benar sahabatku? Sepertinya bukan."
[]
![](https://img.wattpad.com/cover/227674521-288-k44241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND DATE [소개팅] | PJM
Fanfiction[On-Going•Follow first] "This is just a fake matchmaking." Singkatnya, ini adalah kisah anti mainstream tentang kenakalan seorang Park Jimin yang dipaksa kencan buta oleh papanya. Sama dengan si gadis, yang nyatanya seorang fans berat dari Park Hyun...