3. First Impression

539 68 0
                                    

"Hyura-ya, mau sampai kapan kau di kamar? Cepatlah! Kita sudah terlambat!" Teriak Ny. Kim atau sang ibu yang sudah jengah menunggu sang anak selama 30 menit lebih.

Hening, tidak ada jawaban.

"Hyura-ya, jangan bilang kau berubah pikiran atau eomma tidak akan memberikan tiket fansignnya." Ancam Ny. Kim lalu memilih untuk naik ke lantai atas.

"Gadis bodoh!" Panggil sang ibu lagi, kali ini sudah sampai di depan pintu kamar. Tapi tetap hening, tidak jawaban.

Sudah tidak mampu lagi menahan kesabaran, wanita berumur 40 tahun itu membuka pintu dengan wajah kesal. "Hyura-ya!"

Namun hal yang didapatkan bukanlah presensi sang anak yang sudah siap dengan dandanan cantik, melainkan kamar kosong tanpa jejak satu pun.

Ny. Kim menutup mata merasakan kepalanya pening. "Dia tidak kabur kan?" Gumamnya lalu masuk ke dalam kamar.

Lalu disudut tempat tidur, Ny. Kim menemukan sebuah surat bergambar seorang pria yang sangat dikenalnya. Si tampan—Park Hyungsik. Jangan tanya kenapa sang ibu mengenalnya, karena di setiap sudut kamar bagaikan seorang fans gila, Hyura menempelkan wajah sang idola seolah tidak bisa hidup tanpa melihat wajah tampan itu satu detik saja.

Dengan perasaan terlampau kesal, Ny. Kim membuka surat itu. "Apa ini kehidupan dalam drama? Kenapa anak itu repot sekali membuat surat padahal tinggal mengirim pesan?"

To my lovely eomma,
Eomma, maaf ya aku tidak memberitahumu lebih dahulu. Aku sudah berangkat dari tadi pagi karena ada proyek global di perusahaan hari ini.
Jangan marah, karena ini bukan salahku.
Dari pacarnya Hyungsik,
Hyura. ^_^

Seusai membaca isi pesan itu, Ny. Kim menggertak giginya kesal. Segera saja ia mengambil ponsel dan memencet sebuah nomor.

Setelah telfon tersambung, segara saja ia berteriak kelewat emosi. "Ya, nappeun gijibae!"

Hyura yang mendengar ibunya berteriak, langsung merasakan telinganya berdengung. "Ah, eomma! Jangan berteriak! Telingaku sakit!"

"Apa-apaan surat ini hah? Kau mau membatalkan kencannya?!"

Dari sebrang, Hyura mendengus malas. "Kan disana sudah kukatakan kalau ini bukan kesalahanku. Ada proyek di—"

"Pokoknya eomma tidak peduli. Kita adakan kencan butanya di cafe perusahaanmu." Potong sang ibu bulat.

"Apa?!" Mendengar keputusan sepihak ibunya, tentu sang anak melayangkan protes keras. Niatnya ingin menunda kencan buta sampai repot masuk di hari libur begini juga butuh perjuangan. "Eomma! Aku tidak mau!"

"Keputusan eomma sudah bulat, Hyura-ya. Ini kesempatan terakhirmu untuk bertemu dengan pacar bayanganmu itu."

Kemudian dari sebrang, hanya terdengar nada sambungan telfon yang sengaja diputus sepihak. Dan dari sana Hyura sadar, keputusan ibunya memang sudah benar-benar bulat.

Ia harus mengikuti kencan buta sialan itu.

•••

"Jihyun-ah! Jihyun-ah!"

Teriak sang gadis yang mampu memekakan telinga seisi perusahaan saking kerasnya.

Sang pemilik nama yang mendengar namanya disebut dengan tak biadab, segera saja mencari sumber suara dengan perasaan kesal. "Ya! Kim Hyura!" Pekiknya seketika setelah melihat gadis bodoh itu sedang mencarinya seperti orang gila.

BLIND DATE [소개팅] | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang