Yuk, vote dan coment! 👌
***
"Apa lihat-lihat?" Tatap si gadis tajam. Ia dengan sebisa mungkin menjaga jarak agar kulit mulusnya tidak sedikit pun bersentuhan dengan lengan Jimin. Ingat, bersentuhan dengan pria lain selain Park Hyungsik itu tabu!
Jimin yang diberi peringatan hanya mati-matian menahan senyumnya. Baginya kencan buta kali ini konyol, bahkan terlampau konyol.
Bagaimana mungkin keduanya sama-sama memiliki ide untuk berdandan menor tak tahu malu seperti sekarang?
Dalam hidupnya, mungkin Hyura adalah satu-satunya gadis yang memiliki pemikiran gila seperti dirinya. Ingin mengacaukan kencan buta dengan cara mempermalukan diri sendiri. Hebat, mau berapa kali pun Jimin pikirkan, dirinya masih saja tercengang. Oleh karena itu dia terus menatap gadis di sebelahnya.
"Kalian sudah saling mengenal kan?" Pertanyaan dari ayah Jimin mengawali pembicaraan.
Buru-buru keduanya saling menoleh dengan tatapan terkejut. "Kami? Saling mengenal?" Ucap keduanya secara bersamaan. "Mana mungkin?"
Ny. Kim dan Tuan Park hanya mampu tertawa melihat keduanya. Mungkin ini pertanda kalau mereka memang berjodoh? Atau satu hati?
"Tidak!" Itu adalah jawaban keras Jimin dan Hyura jika diasumsikan seperti itu.
"Kalau kalian belum saling mengenal, bagaimana jika saling menyebutkan nama?" Usul Ny. Kim dengan ekor mata menatap sang anak.
Hyura yang merasa ditatap, hanya berpura-pura melihat ke arah lain. "S-saling menyebutkan nama?" Kekehnya canggung. Bahkan dia sama sekali tidak tahu marga lelaki di sebelahnya. Kertas yang diberikan ibunya juga sudah hilang entah kemana.
"Mungkin kau bisa mulai menyebutkan namaku dulu." Ucap Hyura menatap Jimin sambil berpura-pura tersenyum.
Jimin yang sekarang menerima seluruh atensi berusaha terlihat santai meski pikirannya kosong—blank, waktu ditanya Taehyung saja, dirinya tidak tahu.
"Y-ya? Ah, biar kutebak. Margamu Kim kan?" Tebak Jimin masih percaya diri. Jika belum disuruh menyebutkan nama lengkap, dirinya masih selamat.
Hyura yang mendengar hal itu hanya bisa mengangguk canggung sementara dalam hatinya mengumpat. "Aish, sial. Siapa namanya?" Decaknya dalam hati. Merasa terpojok.
Peka dengan anaknya yang tidak bisa diandalkan, Ny. Kim segera saja berucap kembali. "Emm, Tuan Park, bagaimana jika kita biarkan mereka saling mengenal satu sama lain secara personal?"
"Secara personal? Mungkin itu ide yang bagus." Jawab Tuan Park mengangguk ringan sementara Jimin dan Hyura menolak setengah mati. Menggelengkan kepala samar, berharap kedua orang tua mereka mengerti.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita tinggalkan mereka disini?" Usul Ny. Kim lagi disambut anggukan oleh Tuan Park.
"Eomma!" Pekik Hyura pelan. Sama sekali tidak menyukai usulan sang ibu.
"Jangan bersikap bodoh atau tidak ada tiket fansign." Ancam Ny. Kim sambil berdiri dari kursinya.
"Eomma, aish. Jangan begini pada putri cantikmu sendiri.." Rengeknya kesal.
Ny. Kim tidak menanggapi dan hanya memberi senyum pada Jimin. "Baik-baik ya sayang."
Sementara disisi lain, keadaan yang sama segera saja dirasakan oleh pria berambut pirang di sebelahnya. "Ayah, rencananya kan bukan begini. Aku bahkan sudah bersikap baik!"
Tuan Park hanya menempelkan jemarinya pada mulut. "Sudah ikuti saja jika masih menginginkan mobil."
Dan begitulah, sampai akhirnya kedua sejoli malang itu ditinggalkan berdua—dengan keadaan yang amat canggung.
Bosan dengan keheningan, pangeran berpredikat 'nakal' Park Jimin berinisiatif memulai percakapan. "Kau benar-benar tidak tahu namaku ya?"
Hyura yang merasa diajak bicara hanya menoleh acuh. "Tidak."
"Woah, setidaknya aku masih mengetahui margamu." Tatap Jimin tak percaya.
"Aku juga tahu margamu, meski diberitahu oleh eomma." Jawab Hyura mengendikkan bahu dan lebih memilih untuk menyesap minumannya dengan sangat anggun.
"Karena aku baik hati, aku akan memperkenalkan diriku duluan. Namaku Park Jimin." Ucapnya bangga. "Si casanova tampan yang bisa membuat hati perempuan melayang dan jatuh sampai berdarah."
Hyura yang mendengar hal itu spontan saja tersedak sendiri karena tak mampu menahan tawanya. "Casanova tampan?" Ulangnya. "Kau? Si serpihan makanan semut?"
"S-serpihan makanan semut?" Tatap Jimin dengan mata melotot. "Berani sekali kau—"
"Namaku Kim Hyura," Sela Hyura dengan bangganya. "Seorang gadis cantik, pintar, dan tidak sombong. Pacarnya Park Hyungsik."
Mendengar hal itu, kini giliran Jimin yang sukes terbahak. "Kau? Seorang gadis cantik, pintar, dan tidak sombong? Bahkan badut jalanan saja lebih baik di mataku."
"Ya!" Protes Hyura kesal. Jihyun dan serpihan semut ini sama saja rupanya. "Aku ini cantik tahu! Aku sengaja memakai makeup menor supaya kencan butanya gagal, mengerti tidak?"
"Jadi kau tidak menginginkan kencan buta ini terjadi kan?"
Dengan cepat gadis itu menggeleng. Di pikirannya, hanya ada tiket milik pacarnya, Park Hyungsik. "Tentu saja tidak."
"Bagus. Kita sama ternyata." Ucap Jimin. "Jujur saja, aku menyetujui kencan buta ini juga hanya karena mobil."
"Aku juga, aku tidak akan setuju jika eomma tidak memberikanku tiket fansign Park Hyungsik."
"Kau itu fans fanatik Sikhyung Park ya?"
"Park Hyungsik, bodoh!" Pekik Hyura kesal, tak terima serpihan semut itu mengejek sang pujaan hati.
Jimin hanya memutar bola matanya malas. "Ya, maksudku itu."
"Intinya, kita sudah sama-sama tidak setuju dengan kencan butanya kan? Kalau begitu, setelah ini kita tidak usah bertemu lagi."
Mendengar hal itu, entah kenapa terbesit di otak Jimin untuk memutar ulang pikirannya, hanya untuk sekedar bermain-main dengan Hyura karena gadis itu bukanlah seorang gadis yang jaim atau menjengkelkan. Lebih tepatnya, ke arah, menarik untuk digoda.
"Boleh aku minta nomor handphonemu?" Tanyanya kemudian.
"Hah?" Tanya Hyura mengangkat sebelah alisnya. "Untuk apa?"
"Ya, siapa tahu disaat orang tuaku bertanya, aku disuruh menunjukkan nomormu." Jawab Jimin asal.
Meski terdengar aneh, Hyura akhirnya memberitahukan nomor handphonenya. "Kalau begitu, beritahu juga nomor handphonemu."
"Bagaimana jika kau ketikkan di ponselku, dan aku ketikkan di ponselmu?" Tanya Jimin dengan seringaian samar.
Hyura hanya mengangguk saja dan memberikan ponselnya.
081997xx
Pacar Hyungsik :3"Ini." Ucap Hyura mati-matian menahan senyum sambil menyerahkan handphone milik Jimin.
"Dan ini milikmu." Balas Jimin sama-sama menahan senyum.
081995xx
Casanova Tampan 😎Saat keduanya mengecek ulang ponselnya, mereka berdua sama-sama menatap tanpa kedip.
"Gila, sepertinya aku memiliki kembaran."
—Ucap keduanya dalam hati, sama-sama tak habis pikir.
[]
![](https://img.wattpad.com/cover/227674521-288-k44241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND DATE [소개팅] | PJM
Fanfic[On-Going•Follow first] "This is just a fake matchmaking." Singkatnya, ini adalah kisah anti mainstream tentang kenakalan seorang Park Jimin yang dipaksa kencan buta oleh papanya. Sama dengan si gadis, yang nyatanya seorang fans berat dari Park Hyun...