12. Fanmeeting

350 64 4
                                    

Gadis itu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, seolah-olah jika tidak digigit benda kenyal itu akan mengeluarkan darah sesegara mungkin. Saking gugupnya.

2 orang lagi,

Setelah mereka, itu gilirannya!

Saat pertama kali melihat pujaan hatinya melangkah naik ke atas panggung kemudian tersenyum manis, rasanya Hyura ingin menjatuhkan dirinya ke mars—karena gila, itu terlalu candu untuk dirinya. Park Hyungsik terlalu sempurna untuk dimiliki.

Beberapa gadis dibelakangnya berteriak tak karuan, lalu menaikkan banner Hyungsik tinggi-tinggi, untuk apa? Berharap dinotis tentu saja. Tapi sepertinya Hyura tidak perlu begitu untuk diperhatikan, karena gadis itu percaya bahwa inner beauty ada pada dirinya.

Narsis? Biar saja–karena tidak semua orang bisa memilikinya.

Namun,

Sebaliknya, tanpa Hyura sadari juga, ada sepasang mata yang menatapnya kesal—cemburu melihat sang incaran menatap kagum si sepupu—saingannya sendiri, yang tentu ia anggap tak lebih baik dibandingkan dirinya.

"Cih, sebenarnya apa sih yang bagus dari Hyungsik hyung?" Gumam Jimin dengan pandangan setajam silet.

Jungkook yang melihat hal itu terkekeh, lucu saja melihat kawannya itu cemburu. "Aku masih tidak bisa percaya kau terpikat dengan partner kencanmu sendiri."

Jimin mendengus, "Memangnya kenapa? Tidak boleh?"

"Wow, wow, tenang bro. Jangan lampiaskan emosimu padaku. Jika dibandingkan juga, kau pasti tahu kalau Hyungsik hyung jauh lebih keren dibanding pria nakal sepertimu." Ujar pria bergigi kelinci itu santai, yang tanpa sadar membuat Jimin tambah kesal lagi.

"Coba jelaskan, jauh lebih keren seperti apa?"

Jungkook menaikkan alisnya berpikir; sembari netra bulatnya menatap lurus sang naungan agensinya. "Aku sudah bekerja dengan Hyungsik hyung 3 tahun Jim. Senyumnya itu benar-benar manis, matanya meski hanya menatap ke depan saja bisa membuat kaum hawa teriak-teriak seolah akan mati, lalu bibirnya," Jungkook berbisik, "Kissable."

"Ya!" Seketika saja Jimin merasa telinganya telah ternodai oleh kata-kata cabul. "Bibirku jauh lebih tebal, mau coba?"

Jungkook bergidik, "Dasar gila." Lalu melipat kedua tangannya. "Pokoknya dia sempurna Jim, bahkan pria tampan sepertiku pun mengakuinya."

"Mengakui apanya." Dengus Jimin melihat Hyura yang tersenyum-senyum tidak jelas, mirisnya tentu bukan ke arahnya.

"Nona Kim Hyura, ayo sekarang giliranmu." Ucap seorang gadis yang tampaknya salah satu staff dari acara tersebut. Buru-buru Hyura mengangguk dan menata kembali wajahnya—berjalan ke atas panggung dengan tubuh panas dingin.

Sebelum gadis yang mengantarnya itu pergi, Hyura teringat akan sesuatu. "Ah tunggu," Hyura mengulum bibirnya malu. "Bisa tolong videokan aku sewaktu aku mengobrol dengan Hyungsik?"

Sebenarnya gadis itu ingin menolak karena jam kerjanya juga sibuk, namun melihat tatapan Hyura yang memelas, akhirnya gadis itu mengiyakan.

Oke.

Tenang Ra.

Ini semua hanya tentang pendekatan dan kepercayaan diri.

"Selamat siang, nona." Sambut sang idola dengan senyum secerah mataharinya.

Hyura tak bisa menahan dirinya untuk tidak meneteskan air mata. Untung saja dia memakai makeup tahan air jadi tidak terlalu memalukan. "S-selamat siang, Oppa. Astaga, kau tampan sekali."

Hyungsik terkekeh lembut, lalu tangannya terjulur untuk menghapus air mata gadis itu. "Kau juga cantik nona. Kutebak, ini pertama kalinya kau ikut fanmeeting kan?"

Hyura mengangguk dengan jantung yang sudah berdebar kencang. Ah, rasanya seperti didekati doi saja. "B-boleh aku memegang wajahmu? Aku hanya ingin memastikan kalau oppa itu nyata."

Hyungsik tersenyum dan mempersilahkan Hyura menyentuh pipinya. "Siapa namamu?"

"Hyura, Kim Hyura." Lalu gadis berusia 24 tahun itu teringat akan hadiah yang ia bawa. "Oh ya, ini hadiah untukmu."

"Owh, lihat. Hyungsik hyung lihai sekali dalam menarik hati perempuan." Celetuk Jungkook saat melihat adegan sang naungan mengusap air mata si gadis.

"Aku juga lihai."

Jungkook terkekeh. "Hatimu tidak panas Jim? Lihat, incaranmu memegang wajah sepupumu sekarang."

Jimin mendengus dan dengan susah payah menahan dirinya untuk tidak berkata kasar. "Jangan memancingku, sialan."

"Kau mau kuberi kata-kata motivasi atau kata-kata penyemangat?" Tanya Hyungsik sambil tersenyum manis.

Hyura mengulum senyumnya, rasanya ingin menculik sang idola dan menguncinya hanya untuk dirinya sendiri. "Bisa tolong tuliskan ‘Aku hanya milikmu, dan kau hanya milikku. Aku mencintaimu, Kim Hyura.’ disana?" Tanya Hyura tak yakin, tapi tetap berharap.

"Oh, tentu saja nona. Apa kau mau kutambahkan, ‘Dari pacar kesayanganmu, Park Hyungsik’ begitu?" Tanya Hyungsik sembari menuliskannya.

Mendapat kesempatan seperti itu, tentu saja Hyura mengangguk semangat. "Iya, aku mau. Terima kasih, oppa!"

Hyungsik mengangguk dan tersenyum, setelah selesai, ia menyerahkan album dan notes itu kepada sang gadis. "Semoga kita bisa bertemu lagi, nona Hyura-ssi."

Hyura balas tersenyum. "Oh ya, sebelumnya boleh kutanyakan sesuatu?"

Hyungsik mengangguk. "Tentu, tanyakan saja."

"Apa oppa mengenal seseorang yang bernama Park Jimin?"

Mendengar fansnya menyebutkan nama Park Jimin, Hyungsik sedikit terkejut. "Jimin itu sepupuku, nona. Kau mengenalnya?"

Hyura mengangguk senang—terutama mengetahui fakta bahwa rekannya itu tidak membohonginya. "Ah, Jimin itu temanku—teman dekat sekali. Jadi mungkin, kita bisa lebih sering bertemu, oppa." Bohongnya sembari tersenyum manis.

Hyungsik terkekeh, "Baiklah, kalau begitu semoga kita bisa bertemu di lain waktu, nona manis."

Lalu dengan berat hati Hyura turun dari panggung meski dalam hati masih ingin berbicara dengan sang idola. Berbeda dengan disisi panggung, jika ada aura panas mungkin akan terlihat seberapa panasnya aura itu.

"Oppa? Teman dekat sekali? Wah, pandai sekali gadis itu merayu dan berbohong." Ucap Jimin kesal.

Jungkook terbahak, "Setelah ini, apa kau masih ingin mengincar gadis itu?"

Jimin mengangguk, "Tentu saja. Tidak akan kulepas sebelum mendapatkannya." tekad pria itu kuat.

[]

Maaf chapter ini pendek sekali. T_T

Btw, makasi byk utk 1k readersnya everyone! mau nangiss. 🙏❤😭😭

BLIND DATE [소개팅] | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang