LS;24

203 32 0
                                    

LavenderWriters Project III Present
Love Scenario © Group 1

Part 24 — Created by TiaraAtika4

▪︎▪︎▪︎

Aurora mendudukan bokongnya pada kursi samping Dara dan Bianca, di hadapannya ada Kendra, Putra dan Leon.

"Angkasa kemana?" tanya Aurora yang sejak ia balik dari toilet, Angkasa belum juga datang.

"Gak tau, dia cuman nyuruh kita buat duluan aja," kata Putra, dan di beri anggukan oleh Leon.

"Gua kira dia mau jemput lo," kata Bianca, namun di beri gelengan oleh Aurora.

"Tumben tuh bocah gak bilang dulu kalo mau ngilang," ucap Leon yang membuat semua orang menatanya dengan raut wajah binggung.

"Ngilang maksud lo? Dia jin? Setan? Iblis? Atau–"

"Jelmaan orang-orangan sawah," potong Leon dengan cepat dengan wajah datar.

"Serius setan!" kata Kendra yang penasaran dengan maksud dari ucapan sahabatnya itu.

"Kasar sama Lele, Lele gak mau ngasih tau yah," kata Leon dengan bangsatnya.

"Mau gua gampar tuh mulut pake sempak duyung?" tanya Kendra.

"Wah.. mau dong, Lele gak pernah tuh di gampat pake sempak duyung," saut Leon yang malah meladeni Kendra.

"Le!" panggil Aurora.

Leon menoleh pada Aurora.

"Apa Bebeb?" tanya Leon dengan santainya.

"Maksud lo, Angkasa ngilang itu apa?" Aurora balik bertanya tanpa memperdulikan Leon yang memanggilnya dengan sebutan Bebep.

"Kalo dia ngilang, biasanya dia ada urusan sama target-targetnya, terus–" belum sempat Leon menyelesaikan ucapannya, Putra lebih dulu menutup mulut Leon dengan tangannya.

"Mulut lo minta di ratain yah," gumam Putra dengan penuh kekesalan.

Leon yang sadar jika ia telah keceplosan pun seketika membuat tubuhnya menegang. jika Angkasa tau, ia akan berakhir pulang hanya namanya saja.

"Kalian pesen duluan aja, gua ada urusan bentar," kata Aurora dan langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Eh–Rora gua traktir lo! Buruan pesen mau apa," teriak Putra yang berusaha menahan Aurora agar tidak pergi.

"Nanti aja," balas Aurora dan berlari kecil pergi dari kantin.

***

Angkasa menatap gadis di hadapannya dengan raut wajah tenang, padahal Gadis di hadapannya itu terus saja menatapnta dengan tatapan kesal sekaligus marah.

"Udah mainin dianya?" tanya Gadis itu pada Angkasa.

Angkasa menghela nafas, "Sayang–"

"Ini udah hampir dua minggu Kamu deket sama dia, dan-dan Kamu bilang cuman sebatas mainin dia doang kaya Kamu mainin yang lain. Tapi, kenapa Aku liat Kamu tulus ke dia?"

01;Love Scenario✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang