Masih kurang lama kah aku dengarkan keluh kesahmu? Jika aku yang kau rasa bisa menenangkanmu, lantas kenapa mengapa malah ia yang mendapatkanmu? Siapakah dia? Darimana asalnya? Mengapa aku tak merasakan ancaman saat dia datang? Nampaknya, kau terlalu pintar untuk menyembunyikan musuhku dalam selimutmu. Mungkin selama ini, saat aku sibuk memikirkanmu, mungkin saja kau sedang asik berkencan dengannya. Saat aku mengkhayalkanmu, mungkin saja kau sibuk bermesraan. Hahaha luar biasa.
Dan kalah sebelum pertandingan dimulai itu lebih menyebalkan.
"Selamat," kataku.
Padahal, hatiku seakan terbakar, sembari hangus, aku terus mengutuk diriku sendiri. Namun, ini bukan salahmu... Sungguh. Memang aku saja yang tak pernah berani mengungkapkan isi hatiku yang seharusnya kau ketahui.
Kau tersenyum. Entah lugu atau itu senyum mengejekku. Dan aku yang bodoh ini terjebak didalam ruangan gelap dan tak tahu bagaimana keluarnya.
Secara diam-diam, ku amati hari-harimu dengan pengharapan. Melalui Instagram, Twitter, dan teman-temanmu. Berharap secercah harapan mampu hadir bahkan diruangan gelap sekalipun. Jangan risau, kau tak kan kehilangan perhatianku. Aku hanya menyembunyikan lebih rapi lagi.
Ya, Aku mengalah. Karena aku percaya, jika kau memang untukku, sejauh apa kakimu melangkah pergi, jalan yang kau tempuh hanya akan membawamu kembali padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving In The Dark
Teen FictionMenceritakan seorang remaja yang terjebak didalam ruangan gelap bernama hati. Dan perjalanan-perjalanannya menemukan hati untuk singgah