Kadang yg terbaik tumbuh bersama, tidak tersedia begitu saja.
***
"Lohh..Neng cia kemana Den?"
Suara wanita paruh baya yg baru saja datang, membawa 2 minuman yg telah wanita paruh baya itu buat. Bi Neng.
Pria yg di tanya - Sean - hanya menggelng, mata nya fokus ke laptop nya saat ini. Dasar Sean, gila gedget.
"Neng Cia pulang nya sendiri? " Tanya Bi Neng lagi, dan lagi lagi Sean menjawab nya dengan anggukan kembali.
"Maaf...Aden gk anter? " Bi Neng bertanya kembali, untuk ukuran pembantu dan majikan, mereka berdua cukup dekat, biar pun Sean hanya membalas singkat apapun ucapn Bi Neng, tapi mereka cukup dekat setiap hari nya, bahkan keperluan Sean pun Bi Neng yg atur.
"Gk perlu" Jawaban paping panjang setelah Bi Neng menjawab nya. Bi Neng menghela nafas nya, padahal wanita paruh baya itu berdoa agar majikan nya ini dapat membuka hati pada gadis bernama Cia itu.
"Kasihan dia Den, Neng Cia itu kan perempuan" Cicit Bi Neng, Sean menghela nafas nya, ia pun tak tega karna Cia juga seorang gadis polos yg menghampiri kata bodoh, pria itu yakin jika Cia mudah di culik dan di apa apakan oleh orang lain yg berniat jahat dengan Cia.
Dengan gerakan cepat, Sean menutup laptop nya, mengambil kunci yg berada di meja ruang tamu, lalu pergi dan membawa motor nya dengan kecepatan di atas rata rata.
Sedang kan Bi Neng tersenyum, wanita paruh baya itu yakin, jika lambat laun majikan nya akan membuka hati nya untuk gadis yg menjadi murid privat itu.
***
Nampak jalanan sepi, dalam batin Sean ntah kenapa merasa sangat panik dan perasaa nya sungguh tak enak, ntah, perasaan Sean nampak campur aduk.
Sebelum mengetahui rumah Cia, Sean bertanya terlebih dahulu kepada Pak Satpam nya yg ternyata masih satu kampung dengan Cia walau pun beda RT.
"Dimana lo Ci, perasaan gue gk enak" Gumam Sean, melajukan motor nya dengan kecepatan di atas rata rata, mata nya menatap lurus kedepan.
Dengan jalanan sepi seperti ini, Sean tak yakin jika ada sedikit tindak kejahatan di tempat ini. Mungkin seperti begal atau pun preman akan memusat kan tempat ini, karna tempat nya yg strategis jika membegal atau pun merampok orang yg lewat.
"Jangan men-mendekat! T-tolong!" Suara teriakan seorang gadis nampak terdengar, arah nya tepat di gang kecil, dan akhir nya Sean menepikan motor nya, persetan dengan motor yg harga nya puluhan juta, yg penting keselamatan orang.
Saat mendekat, suara nya begitu samar sama. Yg terakhir pria itu dengar adalah..
"Bos aja dulu, kita mah nunggu aja, kalo bos udah selesai, baru kita"
Sean menggeram mendengar nya, firasat nya mengatakan jika itu yg menjadi target preman itu adalah Cia.
Dengan amarh nya, Sean berlari dan menonjok wajah pria yg akan mau mencium seorang gadis yg tak lain adalah Cia.
BUGHH
BUGHH
BUGHH
KAMU SEDANG MEMBACA
She Stupid!
Teen Fiction"Kak Sean, lima kali enam, lima enam kan? " Sean,si pria Multitalent. Tampan? Iya! Kaya? Jangan di tanya! Dingin? Kutub aja kalah! Pinter? Piala di sekolah itu hasil dari siapa?! Namun sayang,Sean masih sendiri! Ada yg mau daftar jad...