#Bagian 4

11 3 2
                                    

"Tidak pernah ada yang namanya kebetulan di dunia ini, bahkan daun terlepas dari ranting pun sudah ditetapkan-Nya"

~Ayra Yasna Almeera~




Tiba-tiba...
"Aaaaaa..." Teriak Ayra.
Akibat terlalu fokus mencari, Ayra sampai tidak memperhatikan jalan yang akhirnya membuatnya terjatuh karena tersandung ranting pohon hingga membuat kakinya terluka dan banyak mengeluarkan darah.

Ayra yang melihat kakinya banyak mengeluarkan darah lalu bangkit lagi untuk mencari Tia, ia tidak akan berhenti sampai Tia ditemukan, ia sampai menghiraukan rasa sakit pada kakinya. Semakin lama Ayra berjalan tubuhnya semakin lemah karena sudah terlalu banyak darah yang keluar, mau tidak mau Ayra pun istirahat dibawah pohon. Ia sudah tidak kuat bila harus berjalan lebih jauh lagi ataupun kembali ke perkemahan, sudah tidak ada tenaga dan.. lagipula ia lupa arah jalan menuju perkemahan.

"Tidak ada jalan lain"pikir ayra. Ayra harus bagaimana sekarang, ia sudah benar-benar tidak memiliki tenaga untuk berjalan dan kakinya terus saja mengeluarkan darah. Ayra tidak mungkin pingsan disini. Di tengah hutan. Sendirian.

Ayra terus berdo'a dalam hati agar seseorang bisa menemukannya disini dan menolongnya. Harusnya ia tidak gegabah mengambil keputusan mencari Tia seorang diri. Dan sekarang dia terluka ditengah hutan. Ayra benar-benar tidak ingin mati sia-sia ditengah hutan karena kehabisan darah.
Ayra benar-benar pasrah sekarang. Bagaimana nasibnya setelah ini, ia hanya menggantungkan harapannya hanya pada Allah saja.

                      🍁🍁🍁
Di lain tempat ketua panitia yang tenyata adalah Afeef yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga, disambut anggota panitia-panitia yang lain serta semua anggota baru sambil memperkenalkan dirinya. Dan yang Ayra tidak tahu adalah bahwa Afeef merupakan ketua panitia di acara ini.

"Ayo semua, kumpul-kumpul" perintah Adit.

Tia yang sudah kembali ke perkemahan langsung mencari keberadaan Ayra, pasti Ayra khawatir dengannya. Tapi, selama mencari Ayra disekitar perkemahan Tia tidak menemukan keberadaan Ayra.
"Ris, kamu liat Ayra gak?, Kok aku gak liat dia dari tadi ya?" Tanya Tia pada Risa teman sekelasnya yang juga ikut organisasi ini.

"Ayra ya !..tadi aku liat dia kearah sana" tunjuk Risa ke arah hutan.
"Sepertinya Ayra pergi diam-diam buat nyari kamu deh Ti, soalnya tadi sebelum kamu sampai sini Ayra pengen ikut nyari kamu tapi dilarang sama kak Adit" jelas Risa lagi.
"Jadi, maksud kamu Ayra pergi ke hutan dan sampai sekarang belum balik ?"
"Iya, Ti"

"Araaa.. bener-bener ya, kamu tuh  keras kepala banget, kamu harusnya mentinggin diri kamu sendiri dulu sebelum mikirin keadaan orang lain, sekarang kamu dimana Ra". Gumam Tia dalam hati.

Adit yang sedang menuju tenda untuk mengambil barangnya yang tertinggal tidak sengaja mendengar percakapan Tia dan Risa, ia pun langsung menghampiri mereka.
"Siapa yang pergi ke hutan dan belum balik?"tanya Adit pada mereka.

"Eeh..k..ak Adit" jawab mereka serempak takut-takut kena semprot.

"Saya tanya siapa yang kehutan dan belum balik" tekan Adit sekali lagi. Suaranya yang mengintimidasi itu membuat Tia dan Risa menunduk takut.

"Ayra, kak. Ayra pergi diam-diam buat nyari aku tadi dan belum balik sampai sekarang" jawab Tia cepat.

"Apaa ?, Itu anak emang keras kepala banget, udah dibilangin supaya tetap diam disini aja, malah pergi diam-diam. Sekarang siapa yang repot kalau udah gini..kita para panitia, karena kita yang bertanggungjawab disini"

"Aaggghhh..." Ucap Adit frustasi.

Bagaimana tidak frustasi, dua orang sekaligus malam ini hilang didalam hutan. Dan dia para panitia yang bertanggungjawab dengan masalah ini.

Di kejauhan sana Afeef yang menjabat sebagai ketua panitia acara ini melihat keributan yang dibuat Adit, Tia dan juga Risa.
Ia pun langsung menghampiri ketiganya.

"Ini ada apa ribut-ribut ?" Tanya Afeef setelah sampai sana.

"Ini loh Feef, Ayra anak baru yang pernah Lo hukum dulu itu pergi kehutan dan belum balik sampai sekarang, gue takut terjadi apa-apa sama tuh anak". Jelas Adit dengan wajah frustasi dan khawatir.

"Kenapa bisa dia pergi kehutan hanya sendiri?"

"Dia mau nyari aku kak, karena tadi aku juga sempet nyasar di hutan" jelas Tia takut-takut.

Bagaimana tidak takut. Afeef yang tampan dihiasi dengan  wajah yang sedingin es, membuat siapa saja yang melihatnya mikir-mikir dulu jika ingin mendekatinya apalagi jika yang mendekatinya adalah seorang perempuan.

Tidak ada pilihan lain selain Afeef yang harus mencari Ayra, karena dia adalah ketua panitia yang bertanggungjawab sepenuhnya disini dan juga anggota panitia yang lain sama-sama sedang sibuk untuk mempersiapkan acara malam ini.

"Kalau gitu, biar saya saja yang cari dia,  suruh beberapa panitia juga ikut nyari dan kita mencar supaya lebih cepat ketemu" perintah Afeef.
"Oke.." ucap Adit.

Afeef pun langsung bergegas masuk kedalam hutan. Entah kenapa ia sedikit khawatir saat mendengar yang hilang itu adalah Ayra atau memang itu hanya perasaan Afeef saja. Ia berusaha mengabaikan pikiran-pikiran ngelanturnya itu "wajar saja kan ia khawatir, karena dialah yang bertanggungjawab sepenuhnya dan dia juga ketua panitia disini. Jadi itu wajar" pikir Afeef dalam hati dan segera fokus mencari keberadaan Ayra.

"Ayra..."
"Ay... Ayra..kamu dimana ?"teriak Afeef.
                     
Ayra yang masih setengah sadar mendengar seseorang  memanggil namanya. Ia pun berusaha untuk meminta tolong dengan sisa tenaga yang dia punya.
Sambil setengah sadar, Ayra berucap "Toh.. tolong, tolong saya".

Ayra terus saja meminta tolong, padahal suaranya pun hampir tidak terdengar. Tapi, Ayra terus berdo'a dalam hati, supaya seseorang yang memanggilnya tadi bisa menemukan keberadaannya disini..

Sayup-sayup Ayra mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya.
"Astagfirullahaladzhim..Ayra" ucap Afeef terkejut sekaligus khawatir dengan keadaan Ayra yang terkapar dibawah pohon didepannya.
Saat Afeef ingin menyentuh Ayra untuk membawanya keluar dari hutan.
"Ja...ngan, kak. Jang..an sentuh aku, kii..ta bukan mah..ram k..ak" ucap Ayra putus-putus dan hilang kesadaran sepenuhnya.

Huhuu..apa yang harus Afeef lakukan kalau Ayra bicara begitu ??

Jangan lupa saran dan vote nya ya🤗
Biar lebih semangat ngelanjutin cerita nya

Happy reading 🤗🤗



Lelah BerpisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang