[3] 'Kevano Andreas'

118 5 0
                                    

- "Belanjaannya dibayar sekaligus aja sama punya saya mbak, tapi plastiknya dipisahin"

Sepertinya Alea nampak familiar dengan suara tersebut.

Alea menatap pria jangkung dari pemilik suara itu yang kini tengah berdiri disampingnya. Benar saja! Alea sangat familiar dengan wajah tersebut, seperti pernah bertemu sebelumnya. Tapi dimana?

"Ini mbak"

Ehh

Pegawai kasir tersebut sepertinya tengah membuyarkan lamunan Alea, ia segera menyambut sebuah plastik hitam yang berisi belanjaannya tersebut.

"Terima kasih telah belanja di kami"

•••

"Ekhemm"

Alea memecahkan keheningan di antara dua insang yang kini tengah berjalan bersama keluar dari supermarket tersebut. Ya, ia bersama pria itu.

"Iya?"

"Emm makasih ya, masnya udah mau bayarin sekaligus belanjaan saya, tapi nanti saya ganti kok"

"Tidak usah diganti, tidak apa apa saya ikhlas"

"Ehh, jangan dong mas"

"Sudah tidak papa"

Alea tetap bersikeras memaksa pria itu agar mau menerima tawarannya untuk mengganti uang yang telah ia bayarkan tadi. Tetapi pria itu tetap menolaknya.

"Huhh, yasudah kalau masnya memaksa, tapi ini makasih banyak loh"

"Iya sama sama"

"Btw kita pernah bertemu sebelumnya? Sepertinya saya pernah melihat mas. Rasanya wajah mas sangat familiar" Alea terlihat mengerutkan dahinya, ia menatap lekat pria itu

"Iya pernah"

"Hah"

"Lupa? Saya pernah menabrak mbak di depan caffe waktu sore tadi"

Alea nampak memicingkan matanya, ia tengah mengingat ngingat kejadian waktu tadi sore di caffenya. Tiba tiba Alea menepuk dahinya sambil membentuk mulutnya dengan huruf 'O'. Sepertinya Alea telah mengingatnya.

"Oh iya iya ini mas yang tadi sore, hehe maaf saya lupa"

"Wkwk iya tidak papa"

"Salam kenal saya 'Kevano Andreas' panggil aja Kevan atau Kevano" sambung Kevan mengulurkan tangan kanannya

"Saya 'Alea Shaillyn Alqueena' panggil aja Alea, salam kenal juga" tambah Alea sambil membalas uluran tangan Kevan

"Sepertinya usia kita tidak beda terlalu jauh. Aku-kamu boleh? Jangan terlalu formal" Kevan terkekeh

"Iya boleh" Alea menerbitkan senyum manisnya yang membuat sang empu tak mampu berpaling wajah

"Yasudah aku duluan ya, makasih yang tadi" tambah Alea. Ia melambaikan tangannya yang disusul juga oleh Kevan, lalu ia melenggang pergi sambil menenteng plastik hitamnya.

"Hmmm Alea, gadis yang menarik" gumam Kevan sambil menyunggingkan senyum miringnya. Tiba tiba ia teringat sesuatu, mengapa ia tidak meminta saja nomor telepon gadis itu ataupun menanyakan alamatnya?

'Dasar bodoh kau Kevan'

•••

Jam menunjukkan pukul 23.26. Tetapi gadis yang satu ini masih saja berurusan dengan dapur, siapa lagi kalau bukan Alea.

Gadis itu mendadak lapar setelah hampir satu jam bergelut dengan sebuah film drakor di laptop apel gigitnya. Kini Alea tengah membuat spaghetti untuk mengobati rasa laparnya itu.

Love StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang