[2] Meet Him

134 5 0
                                    

-- Bandung, Jawa Barat, Indonesia

- "Permisi mba, ini berkas yang anda minta"

Seorang gadis yang terbalut baju dengan setelan batik serta celana abu panjang tersebut kini tengah memasuki ruangan Alea. Ia nampak kesusahan dengan tangannya yang dipenuhi oleh tumpukan beberapa berkas.

"Ehh Elly silahkan masuk, maaf ya banyak merepotkan" Alea segera mengambil beberapa berkas ditangan gadis bername tag Shaelly Anastasya yang notabenya bekerja sebagai yang pegawai di butiknya.

"Gak apa apa kok mbak, ini memang sudah menjadi tugas saya" jawab Elly sambil tersenyum lalu menyerahkan berkas di tanggannya tadi.

"Saya permisi dulu sepertinya beberapa pelanggan membutuhkan saya" Lanjutnya buru buru dan dibalas anggukan oleh Alea.

Setelah hampir dua jam lamanya Alea bergelut dengan laptop apel gigitnya, serta tumpukan berkasnya, akhirnya ia selesai. Alea terlihat sangat lelah karena banyak sekali yang harus ia urus. Sesekali ia merenggangkan otot otot tangannya.

Kini Alea tampak mengemasi serta mengumpulkan berkas berkas yang berhamburan di mejanya hingga menjadi satu lalu menumpuknya. Sepertinya Alea harus mengucapkan good bay kepada laptop dan tumpukan beberapa berkasnya itu.

Alea beralih menatap sebuah jam desain classic berwarna abu abu yang terpajang di dinding ruangannya.

Pukul 15.05

Rasanya Alea sangat bosan sekarang. Ia butuh refreshing. Akhirnya Alea memutuskan mengisi waktu luangnya untuk pergi bersantai ke sebuah Caffe miliknya yang terletak tak jauh dari toko butiknya.

"Elly, saya titip toko sama kamu. Saya mau pergi ke Caffe sebentar atau mungkin saya tidak akan kembali. Nanti kunci toko kamu yang pegang ya"

"Siap mba"

•••

Tempat parkir kini sangatlah padat. Alea memarkirkan mobil sedan merahnya dengan sangat hati hati. Perlahan Alea menginjak rem mobilnya dengan kaki kanan, pertanda kini ia telah sampai di Caffe miliknya. Alea dengan segera membuka pintu mobilnya tersebut.

Terlihat, Caffenya dengan nama 'Alcaffe' tersebut sedang ramai pengunjung sore ini. Baik dari kalangan remaja, maupun orang dewasa yang sedang menjalankan meeting. Alea merasa sangat bersyukur dengan pencapaiannya.

Di Caffenya sendiri, Alea lebih memilih konsep Classic serta Aesthetic. Ia juga memilih beberapa cat yang bernuansa kalem, seperti abu abu, hitam, ataupun putih.

Tak lupa, Alea mendekornya dengan beberapa lukisan, tulisan indah, ataupun dengan beberapa jenis daun daunan rambat yang semakin menambah kesan aesthetic.

Letak Caffenya pun sangat strategis, bersebrangan dengan sebuah perkantoran, bersebalahan dengan pusat kebugaran alias tempat olahraga, serta sebuah taman yang jauh juga.

Alea berjalan santai menuju Caffenya tersebut.

"Brukkk"

Alea tiba tiba tersungsur ke tanah yang menyebabkan sebagian tubuhnya bersentuhan dengan kasarnya tekstur aspal. Alea meringis kesakitan. Ia mendongakkan kepalanya untuk mencari tahu sosok si pelaku.

Laki laki bertubuh tegap serta tinggi, hidung mancung, alis tebal, mata coklat pekat, serta bibir tipisnya, seakan menghipnotis Alea.

Nampak sang pelaku tersebut tengah mengulurkan tangan kanannya kepada Alea. Seakan mengerti, Alea menyambut uluran tersebut. Kini laki laki itu sedang membantunya untuk berdiri.

"Mbak gapapa? Ada yang sakit? Maaf tadi saya terlalu fokus dengan handphone sampai tak melihat ke jalanan" ucap pria misterius tersebut dengan penuh rasa bersalah.

"Ah iya, saya tidak kenapa napa. Lain kali hati hati ya mas" balas Alea tersenyum simpul.

"Iya mbak. Maaf saya buru buru sepertinya saya sudah ditunggu, mari mbak saya duluan" lanjut pria tersebut yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Alea.

Alea kembali melanjutkan perjalanannya yang sempat terhalang oleh suatu problem.

"Ohh, rupanya ke Caffe juga"

Gumam Alea di dalam hatinya saat melihat pria misterius yang menabraknya tadi tengah berlari kecil masuk ke dalam caffenya, mungkin ia ada meeting dengan klien?

Ah, sepertinya bukan karena pakaian yang ia gunakan terlalu santai alias nonformal. Pria itu hanya menggunakan setelan celana pendek di atas lutut, serta kaos putih oblongnya.

'Kok Alea jadi memikirkan pria tadi? Entahlah'

"Ehh, dengan Ibu Alea? silahkan masuk" salah satu pegawai caffenya sepertinya tengah membuyarkan lamunannya akan pria tadi.

"Ah iya" jawab Alea tersenyum manis, ia melenggang masuk.

"Mau saya buatkan apa?" tanyanya

"Santai saja, buatkan saya yang seperti biasa" jawab Alea yang diiringi anggukan oleh pegawai tersebut.

•••

Malam ini Alea berencana untuk pergi ke sebuah supermarket yang tak jauh dari lokasi apartemennya. Hanya berkisar sekitar kurang lebih 300 meter dari depan apartemennya tersebut.

Cuaca malam di Bandung kini sangatlah dingin. Alea memakai setelan celana hitam panjang, kaos pink bermotif, serta jaket tebal untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap hangat. Jika tidak sedang dilanda kehabisan bahan pangan, Alea tak mungkin ingin pergi alias ia terpaksa.

Alea memasuki kawasan berAC tersebut. Ia mengambil keranjang makanan yang ditempatkan disudut kanan toko.

Kini Alea tengah memilah milih beberapa bahan pangan yang ia butuhkan. Tak lupa ia mengambil sebuah catatan kecil berisi bahan bahan yang telah habis seperti mie, kecap, saos tomat, ataupun beberapa makanan berkaleng lainnya.

Sepuluh menit kemudian Alea telah tiba dengan sekeranjang makanannya untuk mengantri di kasir. Kini tibalah gilirannya.

"Semuanya 93.500"

Alea mengangguk lalu mengambil dompetnya yang tersimpan di saku kanan celananya tersebut.

'Shittt!'

Alea tak menemukan dompetnya itu. Ahh mungkin di saku sebelahnya. Alea berinisiatif untuk menchek saku sebelah kirinya lagi, tetapi hasilnya tetap nihil alias ia tetap tidak menemukan tanda tanda keberadaan dompetnya tersebut.

'Bersiaplah untuk menanggung malu Alea.'

Ingin rasanya Alea mati sekarang. Ia lupa membawa dompet pinknya nya itu. Mana belanjaannya sangat banyak lagi, mau bayar pakai apa? Huhh, mungkin ia harus jujur lalu meminta waktu untuk mengambil dompetnya kembali.

"Emm, mbak sepertinya---"

"Belanjaannya dibayar sekaligus aja sama punya saya mbak, tapi plastiknya dipisahin"

Sepertinya Alea nampak familiar dengan suara tersebut.

•••

Love StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang