"Minta nomor handphone" Kevan menyondorkan Handphone apel gigitnya kepada Alea, lalu dengan segera Alea pun mengetik nomornya.
"Terima kasih, Alea" Kevan menerima kembali handphonenya. Terlihat, Alea kini tengah melambaikan tangan kanannya kepada Kevan. Kevan hanya tersenyum menatap gadis itu yang semakin menjauh.
•••
-- New York, Amerika Serikat
Dengan langkah yang gontai, Radhit berjalan keluar dari pintu lift lalu menuju kamar hotelnya yang bisa dibilang Suite room.
Radhit kini berada tepat di depan pintu kamar hotelnya, ia terlihat tengah memegang sebuah Cardlock hotel miliknya. Yaitu kunci elektronik khusus yang digunakan pada kamar hotel, biasanya orang menggunakan kunci untuk membukanya tetapi ini menggunakan sebuah kartu.
Ia mencari kotak sensor pada pintu kamar yang biasanya terletak di bawah daun pintu kamar hotel. Ia mengetukan cardlocknya pada kotak sensor tersebut. Terlihat lampu sensornya berwarna hijau dan telah terdengar bunyi yang berarti prosesnya telah berhasil.
Radhit memutar daun pintu ke bawah untuk membuka dan langsung melenggang masuk ke dalam kamar hotelnya.
Setelah hampir 15 menit melakukan ritual membersihkan dirinya, Radhit keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaos putih oblong serta celana boxer hitam, tak lupa dengan handuk yang menggantung di lehernya.
"Uhh, hari yang melelahkan" gumamnya
Jam menunjukkan pukul 16.12 sore. Radhit berinisiatif untuk membuat sebuah mie instan yang sempat ia bawa beberapa bungkus dari Indonesia.
Setelah beberapa saat berurusan dengan dapur, akhirnya mie instan yang ia buat telah jadi, siap untuk disantap. Radit segera melangkahkan kakinya menuju balkon hotelnya, dengan semangkok mie yang ia bawa ditangannya.
Radhit mendudukkan punggungnya di salah satu kursi yang tertempat di balkon hotelnya itu, sambil memandangi pemandangan Kota New York sore ini.
Terlihat, Kota New York yang merupakan kota terpadat di Amerika Serikat dan pusat wilayah metropolitan New York, yang merupakan salah satu wilayah metropolitan di dunia itu, saat ini sedang dipadati oleh orang orang yang tengah berkendara, maupun yang tengah berlalu lalang.
Radhit menyeruput mie kuahnya yang panas tersebut. Sesekali ia memejamkan kedua matanya, sambil menikmati hembusan angin sore di Kota New York ini.
'Ting!'
Terdengar suara sebuah notif dari hpnya. Dengan malas, Radhit segera mengambil handphone apple nya tersebut untuk mencari tahu dari siapakah notif tersebut berasal.
•••'Papa'
2 messageRadhit nampak mengerutkan dahinya ketika melihat layar loockscreen handphonenya, dengan segera ia membuka notif berupa pesan WhatsApp dari papanya tersebut.
••• 'Papa'
- "Papa tau kamu sibuk, jadi papa akan kirimkan satu orang kepercayaan papa di kantor, dia akan menjadi sekretarismu selama kamu bertugas di New York"
- "Jangan membantah, dua hari lagi ia akan sampai. Untuk informasi selanjutnya nanti papa akan beritahukan tentang dimana dia akan tinggal, dan sebagainya"Radhit mencerna setiap kata demi kata yang dikirimkan papanya tersebut, bukankah ia berlebihan? Tetapi yasudahlah, ia tahu papanya tidak suka dibantah. Apapun keputusannya, pasti akan terlaksana.
- "Baiklah"
Hanya satu kata tersebut yang dibalas oleh Radhit kepada papanya. Sudahlah, ia akan melanjutkan makannya kembali.
'Ting!'
Terdengar lagi sebuah notif yang berasal dari handphone apple nya tersebut. Radhit lantas membuka handphonenya lagi untuk mengechek dari siapakah pesan kedua itu berasal.
••• 'Gladys'
- "Kak, besok kan weekend. Besok datang ya ke rumah aku, kita makan siang bareng. Besok aku bakal masakin makanan kesukaan kaka❤️"Radhit tampak tengah menyunggingkan senyum manisnya, lantas ia segera membalas pesan dari seseorang yang bernama Gladys tersebut.
- "I will definitely come dear!"
Perempuan tersebut bernama lengkap Gladysta Fransisca Athela. Ia adalah adik sepupu dari Radhit. Meski begitu, Radhit sungguh sangat menyangi Gladys. Ia sudah menganggapnya seperti adik kandungnya sendiri, mereka juga sudah sangat dekat sedari kecil.
Kini Gladys tengah menyelesaikan masa kuliahnya di New York University (NYU) atau yang lebih dikenal dengan Universitas New York. Yaitu universitas swasta nonsektarian di New York City, Amerika Serikat. Dengan kampus utama NYU yang terletak di Greenwich Village, Manhattan.
Sudah hampir dua tahun Gladys berkuliah di NYU, dengan durasi kuliahnya sekitar empat tahun, bermode pelajaran Full-time, serta kualifikasi sebagai Sarjana (S1). Tak lupa ia mengambil sebuah jurusan yaitu 'Creative Art & Design', lebih tepatnya 'BA in Art History'. Karena Gladys adalah seorang penyuka seni, tak heran jika ia mengambil jurusan tersebut.
Radhit meletakkan kembali handphonenya di atas meja samping kursinya. Ia melilitkan sedikit mie di mangkoknya dengan sebuah garpu, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.
Hari ini, 21 Januari 2017 tepat tiga bulan sudah Radhit
meninggalkan Alea, beserta seluruh keluarganya di Bandung, Indonesia. Dan tinggal di Kota New York, Amerika Serikat, untuk mengelola proyek besar sang ayah disini.Dikarenakan ayahnya sangat sibuk mengurus pekerjaan yang lain, termasuk beberapa perusahaannya. Ayah Radhit yang bernama lengkap Gibran Fernando tersebut adalah seorang pemilik dari salah satu perusahaan Indofood di Indonesia.
Kini Gibran juga tengah menderita sebuah penyakit yang tak terlalu berat disebut Arthritis atau yang lebih familiar dengan nyeri sendi. Yang pada umumnya menyerang salah satu sendi yang terjadi pada jari, pinggul, lutut, pergelangan tangan, dan tulang belakang pada lansia. Hingga menyebabkan ia harus banyak beristirahat di rumah.
Sudah tepat satu minggu pula Radhit tinggal di hotel sini. Karena sebelumnya ia tinggal di rumah Gladys yang lokasinya tak jauh dari letak hotelnya. Radhit merasa tidak enak kepada Gladys karena ia terus menumpang hidup dirumahnya, meskipun Gladys tidak masalah dengan hal itu.
Mungkin dua hari yang akan datang Radhit akan segera pindah lagi ke sebuah apartemen yang tak terlalu jauh dari lokasi tempat kerjanya. Karena sewa kamar hotel sehari saja disini sangatlah mahal, meskipun sebenarnya ia bisa tetap membayarnya.
Tetapi akan lebih hemat jika ia menyewa sebuah apartemen untuk beberapa tahun kedepan.
Tak terasa ini adalah suapan terakhir Radhit. Ia melilitkan sedikit mienya lalu memasukkannya kembali ke dalam mulutnya.
'Ting!'
Tanpa banyak bicara, Radhit langsung meraih ponselnya lalu melihat isi pesan si notif ketiga tersebut. Kali ini ia mengerutkan dahinya setelah melihat loockscreen hpnya, ternyata pesan kali ini adalah dari seseorang yang tak ia kenal. Lantas ia langsung membukanya.
••• '62+ 823 53** ****'
"📷"Radhit nampak menyipitkan kedua matanya ketika melihat sebuah pesan berupa gambar tanpa adanya keterangan dari nomor yang tak ia kenal.
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle
Literatura KobiecaMenceritakan sebuah kisah tentang dua sejoli yang saling mencintai dan harus rela terpisahkan oleh jarak walau hanya untuk sementara waktu. Disinilah kisah mereka berawal. Dimana tuhan mentakdirkan kedua insang tersebut untuk mencoba melalui berbaga...