Tidak ada yang harus hilang, tidak ada yang harus di relakan. Tenang, semuanya akan baik-baik saja.
___
"CUKUP! SEMUANYA KELUAR! KENAPA JADI KAYAK GINI SIH BAR?! " teriak Radin melengking.
Semua orang yang sedang bersembunyi kini keluar dari tempat persembunyiannya masing-masing.
Sorot mata kecewa terpancar dari wajah Ilona. Benaya yang berdiri tepat di belakangnya kini maju, melangkah untuk meraih kerah seragam Barra. Berusaha melayangkan pukulan di wajah lelaki yang tidak punya pikiran untuk menyaring perkataan yang keluar dari mulutnya.
Namun saat satu pukulan hendak mendarat, Barra dengan cepat menepisnya. Barra menghindar dan membalas tatapan marah beberapa pasang mata yang ada di depannya.
Wajah orang-orang yang sangat di sayang oleh Kinara, memperlakukan Kinara dengan tega. Membiarkan sebuah rahasia menjadi bahaya. Membiarkan Kinara terpaksa menelan kebohongan itu sendiri.
"Saya minta maaf sudah mengganggu acara kebohongan keluarga ini. "
Tanpa menunggu respon, Barra keluar untuk menyusul Kinara. Tidak peduli dengan mereka yang meneriakinya untuk kembali. Dia hanya ingin menjelaskan, bahwa apa yang di katakan olehnya benar.
Benaya tidak tinggal diam, dia menyusul untuk mengejar. Ririn sedang mencoba menenangkan Ilona dengan caranya. Radin memberikan segelas mineral dan meminta Ilona untuk duduk.
___
Gadis yang telah mendapat serangan dari Barra berlari tanpa arah dengan air mata yang sudah membanjiri pipi. Tidak peduli kakinya lecet, rasa sakitnya sudah hilang tertutupi oleh rasa sakit hatinya. Perkataan Barra mematikan akal sehat Kinara. Kinara ingin segera sampai ke rumah sakit dengan kedua kakinya.
"KINARA! " teriak Barra.
Barra semakin menancapkan gas untuk mengejar Kinara yang berlari semakin kencang begitu mendengar panggilannya. Kinara tidak memperdulikan banyaknya kendaraan yang membunyikan klakson kearahnya.
"TABRAK GUE BAR! "
"TABRAK YANG KENCANG! "Kinara memohon sambil berteriak. Ia merentangkan tangannya di tengah jalan. Berharap mobil itu menabrak dan mengakhiri kisah hidupnya sampai disini.
Barra tidak mengindahkan permintaan Kinara. Dia menghentikan kendaraannya, lalu keluar dari dalam mobilnya dan menarik pergelangan Kinara untuk menepi.
Kinara berontak kala itu, namun karena tenaganya sudah habis akibat kelelahan berlari. Ia luruh begitu saja. Tubuhnya jatuh ketanah dan menangis.
Benaya berhasil menyusul ketertinggalan, dia melihat pacarnya bersimpuh di depan Barra. Membuatnya langsung menaruh motornya dengan sembarangan dan lekas berlari.
"Kenapa lo nggak tabrak gue!! Kenapa nggak biarin gue mati aja!!"
"JANGAN CUMA BUNUH PERASAAN GUE! BUNUH JUGA RAGA GUE BAR!" Kinara memukuli kaki Barra. Berharap kejadian beberapa menit yang lalu bisa di ulang untuk memilih kendaraan lain, memilih kendaraan yang lebih besar agar kematiannya terasa lebih pasti dari ini.
Benaya mengangkat Kinara, dia menggendong dan menjauhkan Kinara ke tempat yang lebih aman.
Tidak bisa seorang wanita memohon kepada laki-laki atas kematiannya. Tidak sanggup Benaya membantu Kinara menuruti permintaannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/145338283-288-k887830.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BENAYA
Novela Juvenil[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Dia Benaya, dia keren, tampan, tinggi, pintar, jago menggambar, memanjat tebing dan photografi. Kurasa tidak ada yg bisa menandinginya. Tahu tidak? Dia sering menyiksaku, membentakku, memarahiku. Saat itu aku tidak tahu di...