• Prolog

3.5K 399 8
                                    

Kim Taehyung, menoleh sekilas. Menatap pada sosok pemuda yang terengah-engah di depan pintu setelah mendobraknya dengan keras.

"Taehyung!"

Merasa terpanggil, pemuda itu menaikkan satu alisanya. "Apa?"

"Mantan kekasihmu pindah kesini, Bro!" sembur, Jungkook setelah berada di depan Taehyung yang kini sudah menampilkan raut terkejutnya.

"Hah?"

Jungkook terkekeh, "Gila, kalau jodoh memang tidak akan kemana, ya."

Bisik-bisik mulai terdengar jelas di ruang kelas itu. Semuanya menatap ke arah Taehyung secara terang-terangan. Merasa sedikit asing pada kalimat yang diucapkan Jungkook.

Semua jelas tahu, bahwa Taehyung itu seorang playboy. Tetapi untuk saat ini, berbeda. Bukan hal biasa untuk mereka melihat Jungkook sampai berteriak begitu lantang, karena mantan kekasih Taehyung.

Jika hal ini, termasuk lumrah, maka Jungkook hanya akan mengatakan,

"Si nomor 23, katanya mau kesini, Tae."

Atau,

"Nomor 31, marah denganmu."

Semua itu, julukan yang diberikan Jungkook untuk semua mantan kekasih Taehyung. Jungkook, belum pernah sekalipun, mengatakan 'mantan' di depan wajah Taehyung secara langsung sebelumnya.

Julukan 'mantan' hanya untuk satu orang saja. Hanya untuk satu orang, yang dulunya pernah dan selalu mengisi kekosongan hatinya. Hanya dia gadis satu-satunya yang Taehyung anggap sebagai kekasih sesungguhnya.

"Mati, aku.."

Taehyung beranjak keluar kelas, meninggalkan Jungkook yang langsung menganga lebar.

Langkahnya diperintahkan untuk keluar kelas, mencari sosok yang mulai berulah dipikirkannya. Taehyung melirik ke bawah sana, sembari berpegangan pembatas dengan tidak santainya. Ekspresinya, terlihat biasa saja memang. Tapi, di dalam hati, pemuda itu mengucapkan beberapa umpatan yang didominasi kata sial.

Matanya bergerak kesana-kemari, meggeledah seisi gedung yang bisa dijangkau oleh pandangannya. Mencari sesosok rambut panjang yang begitu ia ingat dipikirkannya.

Mengabaikan Jungkook yang mengoceh dibelakang. Pemuda elang itu, cepat-cepat menuruni tangga. Kepalanya tolah-toleh, masih mencari seorang gadis berambut panjang, yang sayangnya, hampir semua gadis di gedung itu berambut panjang!

Maka Taehyung berjongkok segera, mengamati satu persatu gerakan langkah kaki para siswi.

Ah, ketemu!

Jelas-jelas, cara berjalan mantan kekasihnya itu berbeda. Cepat-cepat, Taehyung berlari ke arah gadis itu.

Dengan begitu tergesa-gesa, akhirnya Taehyung sampai tepat di depan gadisnya dulu. Ada yang berbeda. Jelas. Mantan kekasihnya tidak lagi berambut panjang. Padahal, Taehyung sangat suka rambut itu. Rambut panjang sepunggung kini terganti menjadi sebahu saja.

Uh, Taehyung ingin mengucapkan sesuatu. Tapi apa? Apakah dia harus menanyakan kabar atau sekedar mengucap 'hai'? Ah sudahlah, terserah kata apa yang akan keluar dari mulutnya, dia tidak akan peduli.

"Kenapa, kesini?"

Sial!

Kenapa yang keluar malah kalimat bodoh itu, sih!?

Keduanya saling bertukar pandang. Taehyung yang masih mencoba menetralkan detak jantungnya bergerak-gerik gelisah, dan Jennie yang sedikit terkejut dengan kehadiran pemuda itu secara tiba-tiba.

Kembali dari keterkejutan, Jennie mendengus remeh, gadis itu menatap ujung sepatu Taehyung sampai pucuk kepala. "Kau bodoh sungguhan?"

Mendengar itu, Taehyung meneguk ludah susah payah. Dia tahu arti kalimat itu. Artinya jelas, Jennie akan sekolah. Di sekolah yang sama dengannya. Kemudian matanya melirik Jennie, yang sudah berjalan melewatinya. Kedua tangan pemuda itu terkepal kuat.

"Cih, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi."

Kalimat penuh penekanan itu, seolah menusuk ulu hati Taehyung saat itu.

Taehyung menghembuskan napas remeh. "...Jadi, kita ketemu lagi, ya. Jennie."

___

Haloo.. 👋

Gogoayo comeback!!

Ada yang minat dengan cerita ini? Kalo ada yang minat cerita ini dilanjutin..

Bisa komen next, disini :)

Boleh spam, kok :v

(づ ̄ ³ ̄)づ

XOXO

AGAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang