13

3K 376 92
                                    

Detak jantung Nyonya Min berdegup sangat cepat tanpa terkendali, dadanya terasa sangat sesak hingga dirinya menepuk-nepuk beberapa kali dadanya berharap dengan begitu ia bisa beenapas dengan normal dan merasa lebih tenang

Namun tidak sama sekali

Bahkan air matanya tak dapat lagi ia bendung, kepalanya terasa sakit saat dirinya kembali memikirkan foto berisikan makam Yoonji, putrinya. Hingga beribu-ribu rasa sakit bagai di tusuk dengan ratusan jarum tatkala sedikit demi sedikit kejadian masa lalu itu kembali hadir dalam ingatannya

'Kau harus bertahan, Yoonji sayang"

'Jangan tinggalkan Eomma'

'Eomma sangat mencintai mu. Jangan tinggalkan Eomma sendiri'

'Yoonji-ya'

'Sayang tenanglah, Yoonji sudah bahagia bersama Tuhan'

'Tidak!'

'Sayang'

'Tidak! Yoonji belum mati! Dia masih hidup! Putri ku masih hidup!'

'Eomma'

'Yoonji. Putri ku'

'Eomma. Aku bukan Yoonji. Ini Yoongi'

Nyonya Min menggelengkan kepalanya kuat mencoba menghapus kenyataan tentang masa lalu itu, secara spontan ia meremas rambutnya sendiri. Menangis pilu hingga membuat kepalanya sakit seolah akan pecah

"Nyonya, apa anda baik-baik saja? Apa tidak sebaiknya kita pulang saja?" Sang Sopir yg sedari tadi hanya diam pun akhirnya khawatir juga

Nyonya Min seolah tersadar, ia melupakan fakta kalau ia tidak sendiri sekarang, supir nya itu pasti akan menganggap dirinya sudah gila. Ia pun buru-buru menegakkan badannya kembali, mengatur napasnya sebaik yg dirinya bisa dan menghapus air mata yg sempat mengalir begitu derasnya

"Tidak. Aku harus segera ke apartemen putri ku. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir" ucap Nyonya Min datar dan beralih menatap ke luar jendela dengan pandangan kosong

'Min Yoonji'

Dengan keadaan yg lebih tenang, meskipun rasa sesak itu tak bisa terelakkan. Ingatan Nyonya Min mulai menyadari akan sesuatu, sesuatu yg tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, sesuatu yg seolah tertutupi dengan wajah putri cantik nya yg sangat ia sayangi

Yaitu beberapa keanehan yg baru ia sadari sekarang

'sejak kapan kau menyukai buah persik, sayang?'

'Eomma baru tau kalau kau sudah bisa memasak telur sendiri, Yoonji-ya'

'kau sudah 14 tahun masa belum mens juga sih'

'rambut mu lama sekali panjangnya padahal waktu masih kecil hampir setiap bulan kita ke salon untuk merapikan rambut mu'

'kenapa pembalut yg Eomma belikan masih utuh? Apa kau tidak mens bulan lalu?'

'kau harus suntik hormon'

Nyonya Min memejamkan matanya begitu rapat seolah enggan menerima ingatan-ingatan itu yg masuk ke dalam pikirannya

Tangannya mengepal erat

"Tidak. Tidak mungkin"








.










.














Dengan lihai, Yoongi mengiris tipis bawang bombay sebagai bumbu pelengkap masakannya malam ini. Kali ini Yoongi tak sendiri di dapur melainkan di temani oleh kekasihnya yg duduk di kursi meja makan dengan sebuah laptop dan beberapa buku di dekatnya, Taehyung bilang ia harus menyelesaikan tugas kampus nya malam ini

I'm Not YoonjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang