3-Langganan

69 9 1
                                    

"APA-APAAN INI!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA-APAAN INI!"

Suasana yang tadinya ramai, seketika hening.

"Kalian tunggu apa lagi?!"

"BUBARR!" gertaknya.

Dalam hitungan detik orang-orang berhamburan kekelas masing-masing, sebelum menjadi catatan bk hari ini.

Freya dan Aliya menunduk pasrah, sedangkan Nisa, Manda, Clarissa dan Anin masih berseteru.

"KAMU GAK LIHAT SAYA?!"

Freya dan Aliya berusaha memberi isyarat namun tetap dihiraukan. Kali ini Pak Rijal benar-benar murka.

Sebuah jeweran melayang ketelinga mereka yang masih berseteru, "Ikut saya ke bk!"

"Aduh pak!" ringis mereka kesakitan, dan pasrah mengikuti Pak Rijal dari belakang disusul Freya dan Aliya.

Suasana seakan berubah, jantung yang berdetak kencang dan jari saling bertautan.

Suara gertakan meja terdengar, Bugh.

"Xi Ips 3 lagi!"

"KENAPA KALIAN MEMBUAT ONAR LAGI?!"

"SUDAH BOSAN SEKOLAH DISINI, HAH?!"

"KALIAN MAU DI KELUARKAN DARI SINI?!"

"KALIAN HARUS INGAT, SMA GEMPITA TIDAK PERNAH KEKURANGAN MURID DAN TIDAK TAKUT MENGELUARKAN MURID!"

Benar-benar murka Pak Rijal. Apalagi udah terkait dengan kelas XI Ips 3 semakin menjadi jadi.

"GAK LAKI-LAKI, GAK PEREMPUAN SAMA AJA!"

"Kalian tau gak? kelas kalian itu KELAS EDAN!" ucap Pak Rijal penuh penekanan.

"BUAT KALIAN, JANGAN SAMPAI KELAS KALIAN SAMA SEPERTI KELAS XI IPS 3!"  Pak Rijal kearah Clarissa dan Anin yang masih menunduk pasrah.

Buat Xi Ips 3 pasti udah biasa. Hampir setiap hari penghuninya menjadi catatan Bk. Namun, ucapan Pak Rijal kali ini seakan-akan XI Ips 3 dalang dari semuanya.

Freya menghela nafas berat sambil mengumpulkan keberanian, "Pak, yang buat keonaran dua kelas loh pak, tapi kenapa Xi Ips 3 aja yang seakan-akan salah" ujar Freya tak terima. Freya merasa yang dibilang Pak Rijal berlebihan.

Manda gak mau kalah, "Nah, bener pak. Padahal kelas mereka yang mulai."

"Gak adil pak namanya, jangan mentang-mentang kelas kita yang langganan bikin onar tapi jadi seterusnya salah kita. Padahal belum tentu" tambah Nisa.

Sedangkan Aliya memilih bungkam.

Pak Rijal seperti ingin meledak, bisa dilihat dari mukanya yang memerah dan pelototan mata yang hampir keluar. "KALIAN NGAJARIN SAYA?!, HAH?!"

Kelas EdanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang