part nine [kepikiran]

7 2 0
                                    

Kenapa pikiran ini selalu tertuju padamu
Apakah ini karena pengorbanan mu kepadaku

Lutfi Adelard Mahesya
~sukmawaty~

Hppy reading
Vote comment dan share

Gemerlap malam, Langit yang hitam  ditemani bintang yang bersinar menambah suasana hening di malam hari

Lutfi yang sedang duduk di balkon rumahnya termenung memikirkan citra

Luka di wajahnya dia biarkan saja tanpa mengobatinya

Di dalam pikirannya hanya tertuju pada seseorang yaitu citra

Ya citra

Kenapa dia menyelamatkan ku

Kenapa dia rela mengorbankan nyawanya untuk ku

Apakah dia baik baik saja di sana

Ya Robb selamatkan lah dia

Di dalam benak Lutfi berbagai macam asumsi tentang citra

Bagaikan pecahan puzzel yang berusaha dia tebak

Kenapa ...
Kenapa....
Kenapa..

Arghhhh

"Kenapa pikiran gue di penuhi tentang dia
Apakah ini karena pengorbanannya kepadaku"
Lutfi mulai berasumsi

"Tapi tak biasanya gue seperti ini, bukankah dia sendiri yang menolong gue"
Lutfi mulai membela dirinya sendrii

Dasar emang Lutfi bukan hanya wajahnya saja yang flat tapi hatinya pun flat dan tidak peka

"Gue sudah peringatkan bukan, kalau tidak mencampuri urusan ku dia aja yang sok nolongin gue, gue juga kan yang repot memikirkannya "
Lutfi bermonolog dengan dirinya

Kebiasaan Lutfi ketika dia sendiri
Lutfi sering bermonolog, bercerita panjang kali lebar seakan-akan dia sedang bercerita dengan seseorang namun nyatanya hanya dia dan Tuhan yang tau

Unik nggak sih

Tapi terkadang hal itu sering dilakukan bukan

Terkadang kita bermonolog dengan sendiri nya tanpa kita sadari bahwa Allah juga mendengarkan keluh kesah kita

Jadi percayalah sebenarnya tanpa kamu sadari bahwa kita sedang bercerita kepada Allah

"Tapi...
Kenapa hati ini berbeda
Ketika gue melihat nya terluka
Seakan hati gue juga merasakannya"

Terdengar suara Adzan yang menandakan waktu Isya

Lutfi beranjak dari tempat nya

Dia segera mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat Sunnah dua Rakaat sebelum melaksanakan shalat fardhu isya

Biasanya Lutfi shalat di masjid namun karena fisiknya yang tidak memungkinkan jadilah Lutfi hanya shalat di rumahnya saja

Lutfi menyudahi ibadahnya

Hati dan pikiran nya mulai terasa tenang

Lutfi beranjak ke kasur king size miliknya
Berbaring sambil menatap ke langit Langit kamarnya

Tok tok tok
Terdengar sebuah ketokan dari pintu kamar Lutfi

Lutfi berdiri untuk membuka pintu kamarnya yang terkunci

Satu kebiasaan Lutfi lagi selalu mengunci pintu nya

"Kenapa Pah" ujar Lutfi ke papahnya

"Kenapa mukamu nak " tanya papahnya Lutfi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KIANA PARICILUM MORAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang