⁵¹| what should i say

756 126 26
                                    

Roda bergelinding di atas deretan paving block di taman sebuah rumah sakit. Di samping kursi taman, kursi roda terhenti. Dibantu seorang perawat Wanda berpindah dari kursi roda ke kursi taman. "Tolong bawakan bukuku juga sus." Buku dari saku di bagian belakang kursi roda diserahkan pada gadis tersebut. Lembaran dan tulisan dalam buku Wanda baca, berteman dengan kicau burung dan angin sejuk di taman.

"Maaf untuk keterlambatan ini..."

Setangkai mawar merah muncul di depan matanya, Wanda menoleh pada sang empunya tangan kekar di yang berdiri di belakang kursi. "Chandra?" Ceruk pipi serta senyum menghiasi wajah lelaki rupawan bertubuh tinggi besar tersebut. "Udah siap buat belajar jalan lagi?"

"Hari ini kita jalan di alam terbuka biar kamu terbiasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari ini kita jalan di alam terbuka biar kamu terbiasa."

"Sini aku bantu jalan..." Chandra meraih kedua tangan Wanda, membantu si gadis lumpuh kembali berjalan normal. Wanda mengangkat alis mendengar Chandra menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua namun dengan versi lebih halus. "Aku? Kamu?" Wanda mengungkit satu sudut bibirnya naik.

"Kenapa?"

"Gak salah nih bilang aku kamu?"

"Hehehe... emang gak boleh?"

Wanda melangkahkan kakinya perlahan, "Iya terus... Wan kamu bisa..." Langkah demi langkah di paving block medan baru untuk Wanda, "Eeeh..." Wanda mencengkram erat tangan Chandra yang menuntunnya. "Hati-hati pelan-pelan aja lakuinnya." Wanda tak mengerti mengapa Chandra hadir dengan sikap manis untuknya.

"Chan, apa yang bikin kamu mau bantu aku?"

"Hmmm? Itu..."

"Kamu mengalihkan tentang cara melihat dunia lebih baik."

•••

Ditunjuk sebagai ketua pelaksana acara reuni SMA, Irena jadi super sibuk. Bisa dilihat, saat ini Irena rapat bersama Badan Pengurus Harian yang terdiri dari ketua, wakil ketua, dua sekretaris, dua bendahara, dan para ketua divisi bidang acara. Saking sibuknya, Irena jadi jarang punya waktu bertemu Sugih. Masih baik, Sugih selalu menghubunginya via video call atau lewat obrolan whatsapps.

"Ren, kalo kita ngadain pesta promnite aja gimana?"

"Dulukan pas kita lulus dulu, promnitenya gak jadi gara-gara bentrok sama rapat guru-gurunya."

"Bener tuh Ren, kali aja cewek cowok yang belum dapet kecengan bisa dapet jodoh pas promnite nanti, gimana?"

Salsa, Joy, dan Yeri saling memberikan saran yang berkesinambungan. Pesta prom untuk pertemuan alumni? Ide yang lumayan bagus kalau dipikir-pikir. "Tumben otak lu ada benernya Sal?" Irena memuji dengan cara yang tak biasa, suka rada bar bar emang kalau ngomong.

"Iya dong..."

"Eh Ren, gimana kita kasih penghargaan kaya award gitu misalnya!?"

Joy menambahkan ide lain, "award gimana?" Irena tahu masalah penghargaan hanya saja dia perlu kejelasan lebih lanjut tentang kriteria penghargaan yang diberikan. "Misal nanti kita bikin kategori the best couple atau misalnya the queen of the party gitu." Jelas Joy. "Boleh...boleh."

The Sibling's ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang