Bangku kosong

22 7 0
                                    

----------------------PENTING-----------------------
Spoiler Alert. . .
Harap membaca pesan di Open Chat "Teman Literasi" sebelum membaca ini.
------------------------Penting-----------------------

Waktu itu . . .

Saat aku membuka daftar pertemananku di fa**b**k. Ada salah satu foto yang menarik perhatianku. Berawal dari penasaran, aku memberanikan diri untuk mengirim pesan. Aku termasuk tipe orang selektif dalam menambahkan teman. Sementara foto ini tidak aku kenal.

"Hy. Boleh tanya?" tulisku.
"-_-" jawabnya dengan ikon emosi
"Ini siapa yah? Perasaan aku ngga pernah add." Tanyaku dalam pesan obrolan.
"Diana. Jl. Karimun No. 17" jawabnya singkat dan padat. Aku mengetahuinya karena alamat tersebut tidak terlalu jauh.

Begitulah awalnya. Tapi ini membuatku semakin penasaran. Setiap kali aku mengirim pesan, dia selalu membalasnya dengan dingin. Kemudian aku beranikan diri untuk mengajaknya kopi darat. Aku memilih kafe terdekat. Pukul 20 tepat aku menjemputnya menggunakan sepeda motor.

Semuanya berlangsung biasa saja. Tapi ia masih juga bersifat dingin. Bicara hanya jika ditanya. Sementara aku yang heboh bercerita.

Sesampainya di kafe kami duduk di sudut ruangan. Kafe terasa sepi seperti biasanya. Memang kafe ini tidak terlalu ramai saat awal pekan. Pramusaji menyuguhkan satu daftar menu untuk dipilih.

"Kamu mau a . . . pa?" Terkejut aku ketika melihat bayang dirinya tak terpantul di kaca.

Suasana yang tadinya romantis, langsung berubah menjadi mencekam. Aku panik bukan kepalang. Jantungku berdegup kencang sekali. Tapi bukan karena cinta. Aku segera pergi ke kamar mandi tanpa sepatah kata lagi. Nafasku benar-benar tak dapat dikendalikan. Aku menuju toilet dan duduk di sana. Yah, hanya duduk dan memikirkan apa yang terjadi.

'Apa juga ini?' pikirku tak karuan.

Satu menit, dua menit, tiga menit, hingga menit kelima aku menyudahinya dan keluar dari sana. Aku kembali menatap ke arah temanku itu, dan ternyata bangku itu kosong . . .

_____________________________________
Versi Open Chat 'Teman Literasi'
--------------------------N-----------------------------
Sampai akhirnya ada yang menepuk pundakku dan bertanya.

"Kamu kenapa?" Kata Diana.

"Ngga tau nih tiba-tiba perut aku mules. Sampe keringet dingin aku." Kataku sambil memegangi perutku.

Kopi darat pun berlangsung seru. Meski sikapnya misterius ternyata kami memiliki kegemaran yang sama dalam membaca buku.

Ternyata kami pernah berada di sekolah yang sama. Hanya berbeda waktu pengajaran. Aku bersekolah di SD 01 pagi. Sementara ia di 10 Petang. Wajar saja jika aku kurang mengenalinya. Kami sempat berpacaran tapi tidak lama. Di bulan ke-17 kami memutuskan untuk menikah.

Terima kasih.

Wayzone.

TenLit CerPenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang