#TrRUESDAY story
Minggu adalah hari yang selalu ditunggu-tunggu oleh setiap pelajar. Hari bangun siang, tak ada tugas sekolah, dan bermain hingga petang. Kecuali di hari itu. . .
"Uhuk-uhuk" terbatuk aku dalam tidurku. Terasa olehku kumpulan asap yang begitu pekat.
'apa-apaan asap ini? Apa yang sedang dimasak orang-orang dibawah sana? sampai asapnya mengganguku.' Pikirku begitu terbangun. Segala amarah dan keluh kesah menjadikan tenaga untukku menuju tangga.
'Tepat di bawah sana adalah dapur tempat asap itu bermula.' Instingku berkata.
"Woooooooiiiiiiii!!!! Masak apaan sih sampe ngebul banget. Matiin aja kompornya, ngga usah masak!" Teriakku begitu ada di anak tangga. Tak perduli siapapun yang ada di bawah sana. Meski itu adalah ibuku.
Tersampaikanlah segala emosi itu. Aku pun kembali dengan kesadaran penuh. Hingga aku melihat titik api yang membakar sebagian kasurku.
"Mas, mas, mas, mas. Bangun, banguuuunn. Wooooiiii." Dengan penuh kepanikan aku menarik-narik kaki kakakku.
Hampir saja rambutnya terbakar. Ia pun bangun dan terkejut melihat api itu. Kemudian aku berlari ke kamar sebelah untuk membangunkan pamanku -kebetulan ia sedang bertamu-.
"Mang, mang, KEBAKARAN! Bangun!" Aku melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Ia terbangun, aku memerintahkannya untuk segera mengambil air untuk memadamkannya. Instruksi berlangsung sangat cepat dan hanya menggunakan isyarat.
Sampai kembali ke kamarku. Aku melihat kakakku sedang mengangkat galon dan berjibaku dengan api itu. Pamanku datang membawa seember air. Dimulailah perang antara api dan mereka. Juga ramai-ramai keluargaku datang membawa kepanikan.
"Mana kebakarannya?" Tanya ayahku. Sampai ia melihat pemadam dadakan sudah memenangkan pertarungan. Sementara aku sudah kembali terpulas di kamar pamanku tidur.
Ternyata api itu berasal dari gabus sebagai alas obat nyamuk bakar yang dinyalakan kakakku DI ATAS KASUR.
----------------N------------------
Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari kisah ini adalah;
Jangan pernah tidur sekamar dengan kakak yang 'bodoh'.
