Tentang 'Mereka'

15 8 0
                                    

#MONsterDAY Story
_____________________________________
Penulis asli
Rival
-----------------------------------------------------------

Ini terjadi saat semester awal perkuliahan.

Malam itu kami panitia acara seminar menginap di rumah paling dekat dengan kampus. Lebih dari 15 orang beristirahat di sana. Karena jarak atau sekadar ingin berkumpul. Sepanjang malam kami bercerita tentang kejadian ghaib dan horor. Kebetulan aku duduk membelakangi rumah yang kosong selama delapan tahun. Ada dua orang temanku yang 'bisa' merasakan keberadaan makhluk gaib. Sampai salah satu diantara kami ada yang 'keceplosan' menyebutkan 'setan'. Temanku yang bisa merasakan langsung memberikan kode bahwa 'mereka' tak suka dijadikan perbincangan. Aku bisa memahaminya dan segera membungkam pembicaraan. Karena aksiku itu mendadak semua diam dan hening seketika.

Angela -salah satu dari dua orang yang bisa merasakan keberadaan 'mereka'- tiba-tiba menatapku dengan mata membelalak.

'apakah 'mereka' mengincarku?' Aku mulai berfikir negatif dan panik. Aku melirik ke kanan dan kiri dengan perasaan was-was.

Angela kemudian menangis pelan dan kemudian  berkata. . .
"Jangan diomongin lagi yah setannya."

Kemudian sebuah senyuman terpampang dari bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian sebuah senyuman terpampang dari bibirnya. Aku bahkan hampir tak dapat mengenalinya. Karena wajahnya sangat pucat dan lingkar mata menghitam yang sangat seram.

Senyum yang membuatku merinding, seakan menusuk tanpa senjata. Rasanya aku ingin lari saat itu. Tapi kaki tak bergeming, . .

Hingga Andra -cenayang lainnya- mendekati 'Angela' dan mengusap punggungnya. Ia mencoba menarik sesuatu dari sana. Lantas . . .

Tubuh Angela lemas dan tersungkur ke depan.

"Udah-udah pada tidur sana!" Kata Andrea mencoba membubarkan kerumunan. Kami semua memahami pesan isyarat dari satu jari di depan bibirnya. Kami membubarkan diri dengan 'shock' luar biasa. Aku paksakan diri untuk memejamkan mata. Tapi bayangan senyum Angela tadi masih jelas dalam memori. Menggigil aku mengingatnya.

Esoknya baru Andrea menceritakan bahwa 'mereka' menyukai Angela yang sensitif terhadap hal mistis. Itu juga yang membuatnya mudah 'kerasukan'.

Setelah kejadian itu aku selalu merinding memikirkan hal mistis. Sepertinya kesadaranku menurun drastis jika mendengar atau bercerita tentang 'mereka'.

----------------------Edited---------------------- Wahyu


---------------------------

TenLit CerPenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang