Jangan lupa vote dan komen ya. Terima kasih
♡ ♡ ♡
"Aw! Shit!" omel Fanessia.
Fanessia mengusap tangannya yang terasa sakit akibat terkena timpukan bola basket. Dan makanan berupa pecel yang ia ingin makan di dalam kelas jatuh berhamburan. Sudah tidak layak untuk di makan.
Dearni menepuk kening. "Aduh, mati gua!" celetuk Dearni.
Dearni yang saat itu sedang berlatih basket untuk penilaian pelajaran olahraga panik. Bola basket yang ia lempar ke dalam ring tanpa sengaja melayang melewati ring, lalu mengenai Fanessia.
Tubuh Fanessia membalik menghadap lapangan. Fanessia yang melihat Dearni berdiri seorang diri di lapangan melangkah menghampiri Dearni. Langkah Fanessia berhenti tepat di depan Dearni. Fanessia menatap Dearni nyalang.
"APA MAKSUD LO! HAH!" teriak Fanessia.
Teriakan itu mengelegar di lapangan. Membuat para siswa yang melewati sekitar lapangan pun berhenti untuk melihat apa yang sedang terjadi. Dearni terlonjak kaget.
"Eng—engga maksud apa-apa kok, kak. Maaf aku gak sengaja," jawab Dearni sedikit gugup.
"Ga usah bohong deh lo. Sengaja kan lempar bola itu ke gua?!" titah Fanessia. Fanessia terlihat sangat marah.
"Aku serius kak. Ga sengaja."
Gianita yang saat itu asik memainkan ponsel di pinggir lapangan disenggol oleh Sita—teman sekelasnya. Sita memberikan isyarat pada Gianita untuk melihat ke arah lapangan. Gianita terlonjak kaget. Menyadari jika Dearni sedang dalam masalah, Gianita pun langsung memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Dan ia pun berlari menghampiri Dearni.
"Maaf aku benar-benar gak sengaja, kak." Dearni berucap penuh penyesalan. Dengan wajah menunduk tak berani menatap Fanessia.
"Gak sengaja ... Gak sengaja ..." kata Fanessia dengan wajah sinis.
Selang beberapa detik dan tanpa aba-aba Fanessia menarik rambut Dearni. Ia meluapkan rasa kesal kepada Dearni dengan menjambak rambut gadis itu.
"Aduh! Sakit, kak. Lepasin ..." keluh Dearni yang berusaha melepas kan tangan Fanessia dari rambutnya.
"Lo pasti sengaja 'kan lempar bola basket itu ke gua?!"
"Lo gak terima kalo Mahera lebih pilih gua daripada lo kan!" kelakar Fanessia.
"Engga gitu kak."
"Heh nenek sihir! Lepasin! Temen gua udah bilang gak sengaja kenapa lo nyolot!" sentak Gianita tidak terima atas perlakuan Fanessia terhadap temannya itu. Gianita berusaha menarik tangan Fanessia. Fanessia yang merasa jengah dengan kehadiran Gianita melepaskan jambakan pada rambut Dearni.
"Heh, diem aja lo! Gua gak ada urusan sama lo!" Fanessia menujuk sekaligus menatap tajam pada Gianita. Gianita berdecih.
"Lo maunya apa sih! Nyebelin banget jadi cewek! Udah pacar temen gua lo embat sekarang lo dengan seenaknya jambak rambut temen gua!" protes Gianita. Gianita mulai menarik lengan seragam Fanessia seolah mengajak berkelahi layaknya seorang preman.
"Kalo lo nyakitin dia. Lo berurusan sama gua!" lanjut Gianita. Sifat tomboy Gianita ternyata berguna untuk situasi seperti ini.
Sedangkan Fanessia terdiam. Ia merasa terpojok, namun ia tidak ingin kalah.
"Gak usah jadi sok jagoan deh lo," pungkas Fanessia penuh penekanan, seolah ia tidak terima mendengar perkataan Gianita.
"Lo yang sok jagoan!" Gianita mulai ambil ancang-ancang untuk berantem. Berantem ala anak cewek tentunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Luka [END]
Teen FictionFaras Mahera Putra adalah seorang pentolan di SMA Valletta Nusantara. Dia ingin sekali menghancur hidup seorang gadis bernama Dearni. Karena dia atau lebih tepatnya orang tua dari Dearni telah membuatnya terusir dari rumahnya sendiri dan membuatnya...