+selamat datang untuk readers, jangan sungkan untuk komen, jangan sungkan untuk memberitahu kalau ada typo yang gak kalian mengerti.
Selamat membaca😆❤️
"Gimana-gimana?" tanya Junkyu yang sudah duduk di hadapan Jihoon, lelaki itu mendadak memasang wajah dengan ekspresi yang tak bisa dibaca dengan bola mata yang memutar.
"Satpam kita yang baru itu ditemukan kehilangan nyawa lagi!" jawab Yoshi yang merasa merinding, alhasil ia mengelus tengkuknya karena merasa angin dingin menerpa.
"Berarti udah dua satpam dong?!" tanya Junkyu heboh.
Yoshi dan Jihoon mengangguk bersamaan, lalu Junkyu duduk menghadap ke depan dan langsung melamun.
"Hoi bro!" Tegur Hyunsuk menggebrak meja guru, sungguh tidak sopan ketua kelas yang satu ini. Untung saja tak ada guru.
"Biasa aja dong, babi!" sahut murid lain dengan wajah terkejut, terkejut dia terheran-heran dengan tingkah laku random dari Hyunsuk.
"Babi itu bukannya bahasa itunya apa, ya?" ucap Yoshi mengetuk dagunya, detik berikutnya kepala Yoshi di jitak pada bagian belakang oleh teman sebangkunya yang tak lain bernama Jihoon.
"Itu nani, goblok." sahut Jihoon.
"Dengerin gue nih! Btw, gak ada gitu yang mau mecahin misteri dua satpam sekolahan kita yang meninggal itu? Mana katanya tadi ususnya kemana-mana." kata Hyunsuk sambil menerawang, bahunya bergetar naik-turun merasa bergidik.
"Gak, gak tertarik." sahut Junkyu.
"Gak ah, nanti kalo baliknya gak ada nyawa gimana? Nanti gue gak bisa lindungin lo dari siksaan warga kelas." ucap Jihoon.
"Gue warga Jepang, kalo mati di Korea entar ditanya-tanya sama presdir Jepang gimana? Terus kalo mereka tau gue matinya dibunuh gimana?" ujar Yoshi.
"Sebenarnya gue juga gak mau, sih. Soalnya emang gak ada cara lain gitu? Kayak masang CCTV, atau yang lain? Gak estetik banget." omong Hyunsuk.
"Halah, lo nonton film horor aja bawa boneka awan sambil gemetaran. Sok-sokan ikut mecahin misteri beginian. Yang ada pulang-pulang di otak lo isinya hantu semua." sahut Jihoon.
"Lah daripada lo nyanyi lagu into the unknown." balas Hyunsuk tak mau kalah.
"Udah-udah, kalian kalah sama gue yang gak takut sama sekali!" lerai Junkyu dengan wajah sombongnya, ingin sekali Jihoon menimpuk wajah Junkyu yang emang beneran kayak gak takut gitu pas nonton film horor.
"Terus ini gimana? Gak ada yang mau ikut? Padahal sekalian lah numpang WiFi di sekolah, lumayan!"
Jihoon, Yoshi, dan Junkyu langsung mengacungkan tangannya dengan wajah yang berbinar-binar.
🏫
"Jaehyuk kenapa kok lari-lari?" tanya Mashiho yang kebetulan waktu itu melihat Jaehyuk lari begitu ia datang ke kelas.
"Gila, Mas, gila!" sahut Jaehyuk.
"Mashiho masih muda! Jangan manggil aku pake sebutan mas!" tegur Mashiho memanyunkan mulutnya.
"Asahi, lo gak kepo gitu?!" tanya Jaehyuk.
"Gak." jawab Asahi singkat lalu kembali menatap teman di samping nya yang tidur sambil menyanyi. Enak, suaranya merdu.
Ya sebenarnya Asahi duduk sama Jaehyuk, tapi berhubung kali ini jamkos jadi ia pindah duduk di samping Yedam yang hobinya belajar tapi sekarang ketiduran.
"Satpam sekolah kita ketemu di belakang sekolah, ususnya ada yang di dalam mulutnya, ada yang di tong sampah, ada yang di wajahnya." seru Jaehyuk yang membuat tidur Yedam terganggu.
Dirasa ketahuan menatap Yedam, Asahi langsung memalingkan wajahnya dan tentunya memasang wajah datar khas milik dia.
"Ya terus?" tanya Mashiho.
"Mecahin misteri itu yuk?"
Seketika satu kelas langsung diam. Lah beneran ini Jaehyuk ngajak mereka buat mecahin misteri menyeramkan bertema psikopat itu?!
Brak!
"Jaehyuk! Kamu tuh stok lelaki lembut yang tersisa di dunia ini! Kalo kamu mati terus lelaki lembut siapa lagi?!" tanya Mashiho menggebrak meja dan mendekati Jaehyuk.
"Santai, gue berpegang teguh kepada Tuhan." sahut Jaehyuk.
"Ada yang mau gak nih? Petualangan baru."
Asahi jadi orang pertama yang mengacungkan tangan, Asahi mana takut sama begituan. Mau itu takut, sedih, bahagia, senang, wajah Asahi ya gitu-gitu aja. Datar sedatar-datar nya melebihi wajah tampan Ha Yoonbin, siswa yang sudah pindah sekolah.
Selanjutnya Yedam, lumayan ngeri sih kalo Yedam ikutan. Nanti kalo dia kerasukan terus nyanyi lagu lengser wengi gimana? Mana suara Yedam bagus banget lagi.
Yang ketiga Mashiho, setan mana berani sama Mashiho. Nanti Mashiho rayu pake gijoring punya dia.
Detik selanjutnya Jaehyuk menulis nama mereka bertiga dan namanya sendiri disitu.
🏫
Haruto mematung, lelaki itu merasa terhantui dengan hal yang ia lihat tadi. Haruto melihatnya dengan jelas, apalagi tadi Haruto sempat memegang usus dari satpam. Maksudnya, usus itu tidak ada di tempat yang benar, usus nya masih ada di luar tong sampah dan Haruto berniat memasukkannya.
Tapi, Haruto malah merasa geli dan akhirnya dia ngibrit masuk ke kelasnya dan langsung duduk di samping Jeongwoo. "To?" panggil Jeongwoo menyenggol lengan Haruto.
Haruto masih tak berkutik.
Jeongwoo menyolek punggung Doyoung, membuat lelaki yang sedang menulis itu menoleh ke belakang. "Ada apa, Woo?" tanya Doyoung.
"Haruto kayak orang kesurupan, liat deh dari tadi dia gak berkutik!" jawab Jeongwoo dengan ngegas, emang kebiasaan Jeongwoo suka ngegas. Jadi jangan heran.
Doyoung beranjak dari tempat duduknya dan menggoyangkan bahunya, "To? Heh, jangan ngelamun!" tegur Doyoung, langsung lelaki itu sadar dari lamunannya.
"Kenapa?" tanya Doyoung.
"Tadi... Gue pegang usus manusia kak, di depan kelas kita. Panjang banget! Mana masih banyak darahnya lagi. Gue yakin itu usus satpam sekolah kita yang dibunuh." jawab Haruto yang langsung bergidik ngeri.
Setelahnya mereka bertiga larut dalam keheningan, sampai Haruto nyeletuk. "Cari tau tentang siapa yang bunuh satpam kita yuk?!" katanya yang membuat mata Jeongwoo dan Doyoung membelalak.
"Pemaksaan." lanjut Haruto sambil tersenyum miring.
Wah gak beres nih anak.
___
Gak seru ya? Maaf :(.
[ Selasa, 09 Juni 2020 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary School
Fanfiction[COMPLETED] -TREASURE (트레저) Siapa pelaku dibalik semua ini? Start: 20 Juni 2020 End: 09 Agustus 2020