3 - TAMAN YANG SAMA

64 8 0
                                    

15 menit sebelum pesawat kertas mendarat *

Saat seorang laki laku membuat pesawat kertas, dia hendak berniat untuk memainkannya di tempat favorite nya. Saat digerbang taman, Laki laki itu melihat seorang perempuan yang sepertinya sedang menyendiri di tempat biasanya ia duduk. Dengan rasa penasaran yang tinggi, laki laki itu menghampiri perempuan tersebut dari belakang dan tidak di sengaja pesawat kertasnya tertiup angin dan tepat mendarat diatas kepala perempuan tersebut.

"Ah, pesawatku.. Maaf ya aku tidak senga__" ucapannya terpotong karena saat melihat perempuan yang sedang duduk sendiri itu merupakan sebuah keajaiban bisa melihat perempuan secantik itu.

Dengan kebetulan tersebut laki laki itu memanfaatkan waktunya untuk mengobrol dengan Resya.

"Ini pesawat punya mu?" diambilnya pesawat kertas itu dari kepalanya.

"Ah, i-iya itu pesawat punyaku"

"Ini.. Aku kembalikan" sambil menyodorkannya dengan pandangan lurus.

"Kamu bu.. Tunanetra ya?" hampir saja laki laki itu keceplosan.

Resya hanya diam saja sambil menikmati udara yang sejuk.

"Em.. Jangan jangan kesasar ya?" Sebagai permintaan maaf, lakilaki itu berniat untuk membantunya.

"Kamu mau kemana? Aku bisa menganter kamu" ucapnya dengan penuh semangat.

Resya tetap diam dan tidak menjawabnya.

"Ah.. bawa kartu identitas nggak? Yang bentuknya kotak" ucap lelaki itu dengan pantang menyerah.

Namun, Resya tidak meresponnya sama sekali.

Tak lama kemudian akhirnya Resya mau berucap.

"Aku nggak lagi kesasar, gak usah dianterin, thank you."

Disimpannya pesawat kertas tepat dibawah tanah "Ah maaf, pesawatnya terinjak" dengan sengaja Resya menginjak pesawatnya dan dengan nada yang terdengar menyebalkannya lalu berkata.

"Bye"

"Kamu pura pura buta ya supaya bisa membuat orang simpati dan lalu menjatuhkannya?!" dengan nada kesalnya.

"Tidak" dengan ekspresi Resya dingin.

"Nggak bisa dipercaya!" ucap laki laki itu dengan nada kesal.

"Eum.. Itu kenapa poni mu dibiarkan menutupi mata!?" tanya laki-laki itu dengan nada yang begitu kesal dan marah.

"Kata bunda supaya matanya tidak terkena debu" jawab Resya dengan tenang dan nada dinginnya.

"Mana coba aku lihat?" tanyanya dengan kepo.

"Tidak ada apa-apa"

"Eh tapi aku ingin tahu matamu! Lihat!!" hendak melayangkan tangannya ke arah poni dengan senyap tanpa sepengetahuan Resya.

Resya menangkis tangan laki laki itu dan memengang erat tangan laki laki itu hingga tangannya tak bisa lagi bergerak.
Lalu Resya melepaskan tangannya dan hendak pergi.

***

BLIND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang