6 - SANDWICH

51 8 0
                                    

Hari itu menjadi hari pertama kali Raizel meminta maaf kepada seseorang yang cacat. Namun, dari situlah benih benih mulai ditanam.

"Kamu boleh berdiri" ucap Resya dengan nada lembutnya.

Raizel pun memusatkan tenaganya dikaki dan kemudian berdiri. Suasana menjadi berubah. Hening. Ya, hanya hening. Selang beberapa menit kemudian..

"Aku Raizel" sambil menyodorkan tangannya.

Resya tersenyum dan hanya diam tanpa membalas satu kata pun, juga tidak membalas tangannya.
Resya kemudian pergi kearah Barat, 180° berbalik arah dengan posisi Raizel, dimana posisi matahari hampir terbenam.
Sambil berpapasan dengan pundak Raizel, Resya berbisik kepada Raizel.

Hari esok kemudian*

Hari Senin, hari dimana usainya hari minggu. Pukul 06.00 WIB Alarm berbunyi nyaring.

Triiiiing.. Triiingg..
Alarm 1 berbunyi dalam 1 menit. 5 menit kemudian..

Biiiip.. Biiip.. Biiiip..
Alarm 2 berbunyi dalam waktu yang sama dengan alarm 1. Pada alarm ini, Raizel bangun dan mematikan alarmnya. Disini lah kesempatan alarmnya tak berfungsi, dan Alarm 3 berdering..

Tetooot tetoooot!!
Raizel menutupi telinganya dengan bantal dan sepertinya alarm sudah mati dengan sendirinya. Dan alarm yang membuat Raizel bangun adalah..

"Mashaallah.. Rai bangun, ini hari senin, bangun.. Bangunn!" teriak ibunya membangunkan Raizel dan mencipratnya dengan air dari gelas.
Dari situ Rai terbangun dan aktivitasnya dimulai.

Mandi

Gosok Gigi

Pakai seragam putih biru

Sarapan

Memakai Sepatu

Berangkat sekolah

Suasana sekolah tidak pernah berubah, masih seperti biasa dan sangat membosankan bagi Raizel.

Keesokan harinya*

Raizel pamit kepada ibunya untuk pergi ke taman tempat favorit nya saat sedang ada waktu luang.
Sesampainya ia di Taman tersebut, Raizel membuka lembaran buku berisikan komik sambil memakan bekal sandwich yang ibunya buat.

Tak lama kemudian, seorang gadis perempuan menghampirinya dan duduk disebelahnya.

"Akhirnya kamu datang juga, aku kira kamu hanya membohongiku" ucap Raizel sambil meliriknya.

"Kamu sedang apa?" tanya Resya.

"Aku sedang membaca komik" jawab Raizel.

"Aku ingin tahu, komik apa yang sedang kamu baca" penasaran Resya membuat Raizel terkesan.

"Boleh aja, kamu bersedia mendengarnya?"

"Ya, aku siap mendengarnya" dengan girangnya Resya menjawab.

Diceritakannya isi komik tersebut dan sambil memakan sandwich.

"Nah, jadi begitu ceritanya" sambil menutup bukunya dan tangan Raizel meraba sesuatu yang sangat berharga.

"Eh, kamu mau ngapain?" tanya Resya tegangnya.

"Kok kamu jadi tegang sih? Jangan jangan.." tanya Raizel dengan serius.

"Hehe maaf" dengan polosnya Resya.

"Eum enak ya? Baguss ya.. bagusss" sindir Raizel.

"Jadi kamu makan habis sandwichnya?!" tanya Raizel dengan nada kesalnya.

"Habis sandwich nya enak"

"Tak menyisihkan sedikitpun untukku?"

"Ah ada, ini wadahnya kan"

"Ahhh, yaudahlah gak papa, aku masih bisa minta mama untuk buatkan lagi"

"Oiya, tujuanku meminta kamu untuk ketaman ini hanya untuk memberikan pr buat kamu" ucap Resya dengan suasana kembali normal.

"Tunjukan telapak tanganmu, pinjamkan aku pulpen" kata Resya meminta. Dipegangnya pulpen tersebut. Dan menuliskan sesuatu di telapak tangan Raizel.

"Nah, sudah" ucap Resya.

Kemudian Resya bangkit dari tempat duduknya dan pergi.

***

Thank udah baca. Jangan lupa vote ya agar semakin bersemangat untuk mengetik terus next ceritanya.. Terimakasih^_^

BLIND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang