8 - VESPA

71 3 0
                                    

  Ray tidak pernah ingkar janji, ia selalu menepati janjinya apalagi kalau bersangkutan dengan teman temannya. Sepulang sekolah, Ray kemudian pergi ke tempat parkiran motornya yang agak jauh dari sekolah, sudah terlihat motornya yang paling Bagus dan keren, namanya black karena warnanya yang hitam.

   Sesampainya Rai di sebuah caffe dekat mall. Hadirnya Rai dalam acara itu sangat disambut hangat oleh teman temannya. Ray pun memarkirkan motornya. Terlihat beberapa vespa pun terparkir disitu.

"Hallo bro.." Sapa Farel sambil berjabat tangan.

"Widih.. Kemana aja sih jarang ikut kita ngumpul nih gk seru" ucap salah satu temannya.

"Yahh biasa lah mama suka gk bolehin gua keluar rumah"

"Oiya kan lo anak mamih.. Uwu anak kecayangan mama ini jangan ada yang cakitin, nanti bilangin polici" sambil dipeluknya Ray.

"Eh ehhh lepasin, apaan sih lo alay banget dah, muak gua" dengan ilfielnya Ray berbicara.

"Hhee maafin lah bro, gua kebiasaan sih dengerin nyokap lo"

"Macam mana kao bisa datang kemari?" tanya pelayan warkop tersebut. Namanya pak Ujang.

"Naik motor lah pak" jawab Ray.

"Apa yang nak cakap? Tak dengar aku"

"Naik pesawat!" (ucap seraya teman temannya).

"Oalah keras kali kelen cakap" Pak Ujang terkejut hingga melemparkan baki. Haha sangat lucu.

Kemudian Ray dan teman temannya memilih meja dan duduk. Mereka sangat asik mengobrol membahas semuanya yang apa mereka lihat sebelum berkumpul. Tak lama kemudian, Temannya bernama Miko menceritakan kakaknya yang selalu membawa temannya yang buta, entah kah kakak Miko menyukainya atau hanya sekedar teman Kampus. Sekejap Ray terdiam dan yang terlintas dipikiran Ray adalah Resya. Acara kumpul masih berlangsung. Tak lama kemudian gadis buta lewat. Pergilah gadis itu menuju kasir dan memesan pesanannya.

" Saya mau lemon tea dan Roti bakarnya 1 ya "

Duduklah gadis itu di pojok dekat sebuah jendela. Itu merupakan tempat favorit gadis itu. Seketika Ray menyadari keberadaan gadis tersebut dan terus menatap dan memperhatikan, obrolannya dengan temannya menjadi terganggu.

"Hey bro, lu liatin apa sih dari tadi? Gak fokus banget dah lu" sambil ditepuknya.

"Eh, eh guys gua ada perlu bentaran ya, nanti gua balik lagi ke sini, bentar dah bentar" ucap Ray yang kemudian beranjak pergi dari tempat duduknya dan menghampiri ke pojokan cafe.

Beberapa langkah menuju meja pojok, Ray berhenti kemudian seorang pria datang menghampiri meja tersebut. Ya, itu adalah meja tempat gadis itu duduk.

"Hai Resya, sudah lama ya kita tidak bertemu" dengan nada pangling dan gembira.

"Oh, hai.. Haha baru 1 minggu tidak bertemu saja" jawab Resya balik.

Ray yang tadinya semangat kemudian berputar balik 180° ke belakang. Entah itu kecewa atau bodo amat yang ia rasakan, namun pikirannya berkata hanya teman. Kembalilah Ray ke tempat teman temannya.

"Bagaimana kabarmu Resya? Apakah sudah membaik? "

"Ah, iya kak Hersa, sudah agak baikan kok dari hari kemarin"

"Nanti hari minggu kamu ada acara gak? "

"Eum.. Kayaknya nggak deh kak, ada apa? "

"Hari minggu kakak mau rayain keberhasilan kakak masuk Universitas favorit nih haha, kakak mau undang kamu ke Cafe X ya, ditunggu kedatangannya"

"Wahh, boleh nih kak.. "

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLIND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang