Bee - 1 🐝

54 4 1
                                    


𝑺𝒐𝒏 𝑫𝒐𝒏𝒈𝒑𝒚𝒐, seorang pemuda bersweater kuning cerah yang sedang berdiri dan menunggu seseorang itu pun akhirnya berjalan kearah bangku dihalte busway tempat ia turun karena mulai merasakan pegal di kedua kakinya karena sahabatnya tak kunjung datang. Ia pun sudah menempelkan bokongnya yang indah ke bangku tersebut dan mulai membuka madu sachet kesukaannya itu sambil memikirkan kata kasar apa yang harus ia lontarkan, tentu saja sahabatnya itu harus membayar karena sudah membuat dirinya seperti anak hilang dihalte busway ini sendirian.

Baiklah sebelum itu, mari kita mengenal sedikit tentang pemuda yang sedang fokus menghabiskan madunya tersebut layaknya seekor lebah yang takut kehilangan pucuk bunganya. Dongpyo merupakan salah satu mahasiswa semester dua fakultas Ekonomi dan Bisnis di kampus swasta daerah Seoul, siapa yang akan sangka jika pemuda imut berpipi gembil yang sangat membenci matematika ini adalah calon sarjana Akuntansi di kampus tersebut? Ya jangankan orang lain Dongpyo pun heran. Ia harus menuruti kemauan Eomma dan Appa nya yang merupakan pembisnis sukses di bagian interior dan memiliki perusahaan. Tetapi jangan salah, meskipun ia memiliki orang tua yang sukses bukan berarti Dongpyo bisa hidup bermalas malasan seperti dalam fanfiction yang sering ia baca jika malam menjelang dan rasa kantuk belum menyerangnya. Ia terbiasa hidup sederhana bersama kakak laki lakinya, yang sebenarnya mungkin tidak sepenuhnya seperti itu.

𝑺𝒐𝒏 𝑯𝒚𝒖𝒏𝒋𝒊𝒏. Kakak laki laki pertama Dongpyo itu selalu memberikan semua yang ia inginkan, namun Dongpyo lah yang sering menolaknya karena memang ia tidak membutuhkannya lebih baik ia menyimpan uang tersebut untuk membeli skincare atau album comeback group kesayangannya. Tetapi, seringkali kakaknya itu selalu berlebihan dalam menjaga Dongpyo sehingga terkadang membuat Dongpyo jengah dengan perlakuannya.

Angin perlahan-lahan mulai menerpa dirinya dan sinar matahari pagi mulai berjalan merangkak untuk menyinari seluruh penjuru yang menjadi kekuasaanya untuk bersinar. Pagi ini Dongpyo memiliki kelas pagi, oleh karena itu ia bangun lebih pagi dan segera berangkat ke kampusnya dengan bus sebagai alat transportasinya dan tak lupa membawa sesuatu yang telah menjadi kebiasaannya apalagi kalau bukan madu sachet tentunya.

Dongpyo membuka gadget pintarnya tersebut dan mulai mengirimkan pesan kepada salah satu sahabat kesayangannya, namun sepertinya untuk sekarang sahabatnya itu tidak bisa dibilang kesayangannya karena telah membuat Dongpyo hampir mati kebosanan menunggu Hyeongjun datang seperti anak hilang di halte.

𝑺𝒐𝒏𝒈 𝑯𝒚𝒆𝒐𝒏𝒈𝒋𝒖𝒏. merupakan salah satu sahabat Dongpyo sejak ia berada di Sekolah Menengah Atas, sebuah pertemuan konyol lah yang membuat mereka bisa bertemu dan bersahabat hingga sekarang. Dongpyo pun sedikit tertawa saat mengingat peristiwa itu, membayangkan wajah bulat sahabatnya itu sedang menangis ditoilet hanya karna celana putihnya terkena permen karet dan ia takut menjadi cemoohan murid lain di hari ospek pertamanya. Dan pada akhirnya, Dongpyo lah yang membantu Hyeongjun untuk membersihkan celananya tersebut hingga bersih. Setelah peristiwa itu, entah keajaiban datang dari mana mereka pun menjadi sahabat sejati yang selalu bersama kemanapun mereka pergi.

Seperti sekarang ini, Hyeongjun mengambil jurusan yang sama dengan Dongpyo yaitu jurusan Akuntansi. Tetapi yang menjadi perbedaannya ialah, Hyeongjun sahabatnya ini pintar dalam segi hitung hitungan membuat Dongpyo terkadang memanfaatkan otak encer didalam kepala sahabatnya itu.

Hey tidak ada salahnya bukan kita meminta pertolongan kepada sahabat kita sendiri?

Hingga pada akhirnya, ia melihat sahabatnya tersebut sedang berlari secepat mungkin dengan rambut keritingnya yang bergoyang goyang tertiup angin.

" Imutnyaa " Dongpyo berucap dalam hati terdalamnya, karna ia masih jengkel dengan sahabatnya satu ini telah membuat dirinya menunggu hampir 30 menit lebih sendirian di halte busway sepagi ini.

" Ha-hah. . . Ha-hah. . . Pyo maafkan aku, aku bangun kesiangan pagi ini dan eomma ku tetap memaksa ku untuk sarapan terlebih dahulu dirumah "
Ucap Hyeongjun dengan nafas terengah engah menjelaskan kenapa ia bisa telat kepada Dongpyo, namun Dongpyo masih menatapnya dengan tatapan kesal kepada sahabatnya itu.

" Yaak!! Aku sudah menunggu hampir setengah jam lebih dibangku ini sendirian kau tahu?! Tega sekali kau membiarkan pemuda imut seperti ku ini duduk sendirian dihalte busway "
Balas dongpyo dengan raut wajah yang ia buat buat sebagaimana ia telah hampir mati menunggu dibangku halte busway ini.

" Baik baik maafkan aku dan berhentilah merajuk oke? Wooseok sunbae tidak menyukai orang yang mudah merajuk. Karena bisa membuat wajahnya menjadi jelek dan apa kau mau dilihat oleh Wooseok Sunbae seperti itu? " Titah Hyeongjun yang membuat Dongpyo menggulirkan matanya malas, karena inilah kemampuan lainnya dari seorang Song Hyeongjun ia pandai membuat alibi ke orang lain dan masih banyak bakat Hyeongjun yang lainnya.

Dan itu membuat Dongpyo iri, apa ia bisa menukar otak saja dengan sahabatnya ini?

" Oke kau menang kali ini, sudah ku maafkan. Sebaiknya kau singkirkan wajah memelas mu itu, dan ayo kita berangkat ke kelas sekarang. Aku ingin merasakan udara dingin dalam kelas kita, demi komik Kang sialan Minhee yang lusuh disini sangatlah panas! "
Sambatnya sambil berjalan duluan kedalam area kampusnya.

Hyeongjun pun berlari menyusul Dongpyo dan merangkul bahu sempit Dongpyo serta menaruh kepalanya di bahu Dongpyo, dan berkata

" tentu saja~ siapa sih orang yang berani menentang siluman bebek kuning yang manis ini? HAHAHA! "
Hyeongjun pun langsung mencubit serta menarik dengan keras pipi gembil Dongpyo dan segera berlari sejauh mungkin meninggalkan Dongpyo dengan raut wajah masamnya.

Oh tuhan rasanya Dongpyo ingin sekali menginjak leher pemuda keriting sahabatnya tersebut, karena demi apapun cubitan kecil tangan sialan Hyeongjun sangatlah sakit.

" YAK! SONG SIALAN HYEONGJUN! KEMARI KAU! "
Dongpyo pun berteriak tidak kalah kencang dan langsung berlari mengejar  sahabatnya itu untuk membalaskan dendam pipi bersih kesayangannya yang telah memerah disebabkan oleh cubitan Hyeongjun.

Pagi itu pun aula kampus dipenuhi oleh teriakan dan suara langkah kaki mereka berdua yang sedang saling mengejar, serta jangan lupakan suara tertawa Hyeongjun yang tak kalah nyaring dengan suara teriakan dan makian yang Dongpyo keluarkan. Hal yang mereka lakukan pun hanya mengundang gelengan dan perasaan gemas mahasiswa atau mahasiwi ketika melihat dua pemuda imut yang saling kejar kejaran layaknya anak kecil, apakah mereka sudah melupakan fakta bahwa berapa umur mereka sekarang?

Namun, tak mereka sadari dari tadi ada seorang pemuda lain yang sudah memperhatikan gerak gerik mereka sejak mereka meninggalkan halte busway tadi. Wajah dingin yang biasanya tak pernah menampakkan ekspresi lain itu pun mengulas senyum sedikit, yang membuat siapapun mungkin bisa saja merinding melihatnya.

" Lucunya. " ucap pemuda itu pelan sambil memperhatikan bagaimana pemuda bersweater kuning cerah itu berusaha mengejar pemuda keriting yang sedang menjahilinya.

𝐓𝐁𝐂.

🐝

Honey Bee 🐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang