[✓] i need ur love ; brightwin

ɪ ɴ ʏ ʟ - 1 6 ⸙ᰰ۪۪ -

Don't forget to voment!

Happy reading!!
_

"Menurut gue, lu terlalu berlebihan. Lu bisa aja nolak dia dengan cara halus dan ga nyakitin perasaannya ataupun buat dia malu didepan orang kayak tadi." Ujar Fong berusaha menasehati Tine.

"Ya gimana lagi, gue udah terlanjur emosi dan ga seharusnya dia ngelakuin hal itu didepan Pear." Balas Tine.

"Gue sih seterah lu aja. Ikutin kata hati lu. gue ada saran, hargain perjuangan dia sebelum lu bener-bener nyesel Tine." Kali ini Phuak yang berbicara.

Tine tidak memperdulikan perkataan sahabatnya itu dan memilih untuk pergi dari sana.

Setelah kejadian yang dialami Tine beberapa waktu lalu, Tine masih memendam emosinya dan tidak pernah mau memperdulikan sekitar.

Contohnya pada saat ini, Tine sama sekali tidak memperhatikan pelajaran dan hanya diam melamun.

Ketika teman disebelahnya menegur, Tine sama sekali tidak menggubrisnya dan hanya terdiam seolah ia adalah patung yang tidak bisa diganggu.

Entah apa yang dipikirkan oleh Tine sekarang, tapi yang jelas itu sangat aneh.

Kringggggg

"Terimakasih anak-anak atas perhatian nya, tugas yang saya berikan jangan lupa untuk dikerjakan dan dikumpulkan minggu depan." ucap dosen itu dan beranjak pergi.

Dengan cepat Tine menarik tasnya dan berlarian kecil kearah pintu.

"Bodo amat gue gak perduli." Tine meneruskan langkahnya hingga dirinya sampai pada halte bus.

Tine menghela nafas "huft nah gini kan enak, gak ada lagi tuh yang ganggu." ucapnya pelan.

Tine tengah menunggu bus yang akan ia naiki itu. sembari menunggu, Tine mendudukkan dirinya pada bangku yang tersedia disana.

"Apa... gue terlalu kasar ya?" Tanya Tine pada dirinya sendiri.

"Ck bodoamat siapa juga yang peduli." decak Tine.

"Iya lu kasar." jawab seseorang dari arah belakang Tine

Sontak Tine terlonjak kaget karena mendengar suara yang familiar.

Tine tidak menoleh karena takut suara yang ia dengar benar-benar berasal dari orang yang ia kenali.

"Kenapa? Mau menjauh?" Orang tersebut menyentuh pundak Tine.