ɪ ɴ ʏ ʟ - 1 4 ⸙ᰰ۪۪ -

926 129 4
                                    

Don't forget to voment!

Happy reading!!
_

Tine tengah merintih didepan cermin sembari memegangi pipinya yang membiru akibat kena pukul adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tine tengah merintih didepan cermin sembari memegangi pipinya yang membiru akibat kena pukul adiknya.

"Udah gue bilang bukan gue yang ngerobekin." Gerutu Tine.

"Entar kan mau kerumah Sarawat, masa babak belur kek gini." Sambungnya lagi.

Brak!

"ANYING! KAGAK ADA STOK LAGI!!" Bentak Wonyoung sehabis membanting pintu kamar Tine.

Tine yang tengah menyisir rambut pun terlonjak hingga tubuhnya terjengkang kebelakang dan bibir  mencium permukaan lantai.

"Bisa ga sih ga ngagetin?!" Kesel Tine.

"Mana bisa! Stok posternya abis woy! Lu kudu beliin ditoko kemaren ga mau tau!" Bentak Wonyoung sembari memperlihatkan ponselnya.

"Iya dah entar gue beliin pas abis pulang dari rumah Sarawat." Ujar Tine berusaha menahan amarahnya.

"Nah gitu dong, sayang abang Tine mwah." Ucap Wonyoung lalu mencuri kecupan dipipi Tine sekilas.

"Ga usah nyosor-nyosor lu bekicot." Protes Tine sembari menjauhkan wajah Wonyoung.

"Emang lu perginya jam berapa?" Tanya Wonyoung.

"Em... jam delapan mungkin." Jawab Tine agak ragu.

"Ga kemaleman? Ah bodo deh yang penting gue dibeliin poster." Ujar Wonyoung lalu pergi dari kamar kakaknya itu.

- ⸙ᰰ -

"Wonyoung!!!" Panggil Tine dari kamarnya.

"Apaan sih?" Tanyanya sembari menggerutu.

"Liatin gue udah cakep belom?" Tanya Tine yang tengah bercemin dan merapihkan pakaiannya.

"Udeh." Jawab Wonyoung ketus.

"Yang bener?"

"Iyaa.. udah cakep, bang Tine cakep bangettt... puas tuh?!" Ucap Wonyoung terpaksa.

"Ehehe gitu dong, yaudah gue mau berangkat dulu ye. Entar gue kasih poto posternya elu tinggal milih." Ujarnya lagi.

"Okee."

- ⸙ᰰ -

Tine melajukan mobilnya itu sembari bersenandung tidak jelas, merapihkan bajunya terus menerus.

"Kok gue jadi dugun-dugun sih?" Gumam Tine saat mobilnya sudah tiba dipekarangan rumah Sarawat.

Dengan ragu, Tine melangkahkan kakinya menuju kediaman keluarga Sarawat. Setelah sampai, Tine menekan bel beberapa kali tapi tidak ada yang membukakan pintu.

[✓] i need ur love ; brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang