Happy reading!!
__"Ibu!! Sepatuku tertinggal didalam rumah." Ujar bocah yang berumur 4 tahun sembari menghentakan kakinya.
"Aihh... kok bisa? Ini udah mau berangkat. Coba minta ambilin ayah kamu." Ujar pria yang sempat dipanggil ibu yang tengah sibuk merapihkan barang dibagasi.
"Ayah sibuk mengangkat barang-barang!" Pekik bocah itu.
"Yaudah ayo kita ambil, jangan manyun lagi ya... nanti jelek." Rayunya lalu menggendong bocah itu dan kembali memasukki rumahnya untuk mengambil sepatu yang tertinggal.
Ya memang setelah Tine dan Sarawat lulus kuliah, mereka memutuskan untuk menikah dan mempunyai putra yang kini sudah berusia 4 tahun. Untuk masalah pendidikkan ataupun pekerjaan, Sarawat memilih bekerja di perusahaan milik ayahnya dan belum lama ini jabatannya sudah berganti lebih tinggi yaitu pemimpin disana yang mengharuskan ia dan keluarga kecilnya pindah rumah agar lebih dekat dari perusahaannya itu.
"Ketinggalan dimana sepatunya?" Tanya Tine lembut pada putranya itu.
"Di kamar."
Tine segera berjalan ke arah kamar yang dimaksud putranya itu. Setelah menemukannya, Tine segera mengambilnya dan kembali menuju mobil.
"Dari mana sih? Dicariin juga." Ucap Sarawat setelah mendapati Tine dan anaknya keluar dari rumah.
"Itu tadi sepatunya Artha ketinggalan di kamar." Jawab Tine.
"Yaudah ayo, keburu sore." Ujar Sarawat dan dibalas anggukan oleh Tine.
Tine segera memasuki mobil dengan Artha yang berada dipangkuannya. Tidak lama Sarawat menyusul memasuki mobil.
"Bu... kita mau kemana?" Tanya bocah yang berada dipangkuan Tine, saat mobil itu perlahan mulai berjalan.
"Em... kita mau ke rumah baru. Kamu seneng ga?"
"Seneng! Emang rumah lamanya kenapa?"
"Kita pindah biar ayah kerjanya gampang, ga terlalu jauh." Jawab Tine sembari mencubit pipi Artha gemas.
Mobil itu berhenti disalah satu rumah, "Kita udah sampe." Ujar Sarawat.
"Yeayy udah sampe hihi." Pekik Artha kegirangan.
Tine dan Sarawat hanya tertawa dan beranjak keluar dari mobil.
"Yeayyy rumah baru!!" Pekik bocah itu lagi sembari berlari menuju rumah barunya.
Rumah itu memang sederhana tetapi tergolong cukup besar untuk ditinggali keluarga kecil seperti mereka.
"Maaf ya, aku cuman bisa beli rumah kecil ini." Ujar Sarawat sembari merangkul pundak Tine.
"Kecil apanya? Ini udah gede, kan cuman ditempatin 3 orang. Malahan rumahnya jadi sepi." Balas Tine.
"Yaudah ayo bikin adeknya Artha biar rumahnya rame." Ujar Sarawat sembari menaik turunkan alisnya.
Tine segera menonyor kepala Sarawat, "Ga ngerasain sih kamu jadi bumil gimana." Setelah mengatakan itu, Tine berjalan menyusul putranya dan meninggalkan Sarawat yang masih cengengesan.
- ⸙ᰰ -
Dunia tidak seburuk kelihatannya, semua akan baik-baik saja. Kalian akan merasakan kehilangan maupun sakit yang luar biasa sebelum merasakan kebahagiaan yang sebenarnnya. Istirahat sejenak dan nikmati kebahagiaanmu sebelum menghilang dalam waktu dekat. Bahagia itu ada karna dibuat, bukan dicari. Hibur orang sekitarmu, walaupun hatimu yang akan tersakiti. Bahagia itu tidak berlangsung abadi. Selamanya bersamamu, tidak peduli aku masih mengingatmu atau tidak. Merangkulku dimalam hari yang panjang bersama kenangan indah. Tidak mungkin kau melupakannya. Terimakasih.
-Win Metawin
Thanxx semua yg udh mampir+voment. See u on my other book.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] i need ur love ; brightwin
Casualebright dan win, sama-sama menyukai kakak tingkatnya yang berasal dari falkutas farmasi. bxb! brightwin. [⎙] start: 13/04/2020 [⸙] finish: 19/10/2020 © yunhozz17 © faruzsyahirah 2020