SF 3

205 5 0
                                    

Aku berjalan melangkah dengan cepat menuju kelas dengan menutup wajahku dengan buku. Aku gak mau orang-orang ngeliat wajah sembab aku karena habis nangis semaleman.

‘Brak!’

Tanpa ku sadari, aku menabrak seseorang.

“Maaf...” kataku. “Gak apa-apa, kamu kenapa?” laki-laki ini bingung melihat wajah sembabku. “Enggak.. eh gue duluannya ke kelas.” Aku kembali melanjutkan langkahku, tiba-tiba ada tangan menarik tanganku. “Kita bareng aja kan kita satu kelas.” hah?! Sejak kapan aku sekelas sama orang yang aku baru liat sekarang, namanya aja gak tau. “Oh iya, kenalin gue Aldi.” Katanya menyodorkan tangannya. “Sri, kok lu-”. “Gue anak baru disini, tadi sebelum gue kesini gue ke kantor mau tanya kelas gue dimana, kata bu Anna gue disuruh nanya ke elu, pas gue mau ke elu, kita malah tabrakan. Elu X MIA 6 kan?” aku terdiam sejenak, ngomong-ngomong ini cowok ganteng juga. “Hello? Sri?” kata Aldi melambaikan tangannya didepanku. “I..i. ya, kita sekelas.” Sekelas sama Rafi juga. “Ayo, ikut gue!”

~

“Oke anak-anak, untuk tugas kali ini ibu ingin kalian membuat kelompok, 1 kelompok 2 orang.” Kali ini aku duduk dengan Aldi, Asti? Dia sekarang duduk sama Rafi, secara mereka kan udah jadian. Aduh, nyesek kalo ngeliat dia setiap hari duduk bareng. Tapi enggak kok, kalo Eric udah masuk Rafi bakalan duduk sama Eric lagi. Anak-anak sibuk mencari teman kelompok, aku sekilas melihat Rafi menatapku seakan bertanya ‘kita sekelompok?’ tapi dia lebih milih bareng Asti. Egois. “Kita satu kelompok ya Al?” kataku dengan nada sedikit di keraskan. “Iya, maaf ya gue udah satu kelompok sama Sri.” Kata Aldi menolak ajakan temen-temen cewek ku yang sedaritadi ngerebutin Aldi.

Aku berjalan ke arah kantin bersama Aldi, mungkin posisi Rafi yang dulu sekarang sudah digantikan oleh Aldi. Mana Rafi yang dulu? Yang selalu bersamaku? Yang selalu buat aku tertawa? Semenjak mereka jadian semua berubah! Asti juga jarang cerita lagi ke aku dia lebih banyak ngabisin waktunya sama Rafi. Ditambah Rafi yang begitu egois! Gak sih sebenernya kita (aku dan Rafi) yang sama-sama egois, tapi keegoisan dia lebih parah dari pada aku, seenggaknya minta maaf kek! Ini mah saling cuek-cuekkan oke fine!

Drt.. drt.. drt..

Misterius

Andai gue bisa bareng lu setiap waktu.

“Kalo lu mau bareng sama gue, ya samperin gue sini! Jangan teror kaya gini dong! Gue penasaran jadinya.” Kataku dalam hati, aku gak akan bales pesan-pesan ini kayak anak-anak kepo.

“Ssst! Sri!”

Aku rasa ada yang memanggilku dari belakang, aku membalikan badan ke arah belakang. Asti?

“Iya! Sini bareng kita aja!” aku melihat Asti yang sedang duduk bersama dengan Rafi. “Kita duduk disana aja yuk Al!” aku menarik tangan Aldi menuju tempat yang masih kosong.

“Sri...” Aldi mecahkan keheningan diantara kita.

“Ehmm...”

“Nanti kita kerja kelompok dimana?”

“Dirumah gue aja, sekalian gue mau ajak lu ke suatu tempat.”

“Oke, entar kita pulang bareng oke!”

“Iya iya” aku tersenyum ke arah Aldi. Syukurlah disaat seperti ini aku diberi seorang teman yang baik plus ganteng kaya Aldi ini :D.

Author pov

“Raf?! Kamu kenapa sih?” tanya Asti bingung dengan tingkah laku Rafi yang jadi dingin kaya gini. “Raf!” panggilan Asti kayanya gak didenger sama Rafi. “RAFI!!!!!!!!” kata Asti teriak kesal dengan kelakuan Rafi yang tidak mendengarkan panggilannya. “Iya apa?” kata Rafi yang baru connect, “apa yip! Yip!” kata Asti langsung meninggalkan Rafi.

Sun FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang