1• Manik Mata Tajam

846 80 28
                                    

WAJIB VOTE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD INI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAJIB VOTE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD INI. TERIMAKASIH.

"Keluarga, satu-satunya yang ingin aku bahagiakan. Biar aku saja yang mengalami kesulitan ini, keluargaku jangan." Zara Adelina Giovani.

***

Zara Adelina Giovani perempuan cantik berusia 22 tahun terlahir dari keluarga yang sederhana, dia harus banyak menghemat uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Zara perempuan yang sedang ingin mencari jati dirinya sendiri, sedang ingin menikmati masa mudanya. Zara sama sekali tidak memikirkan bagaimana dia akan menikah nantinya. Baginya, rencana pernikahan itu masih lama, Zara belum siap. Lagi pula jodohnya belum ada, pikirnya.

"Reza mau berangkat bareng sama Kakak gak? Kakak sekalian mau cari kerja," ujar Zara pada adik satu-satunya. Saat ini Reza duduk di bangku kelas XII SMA, masa yang sedang sibuk sibuknya ujian. Untungnya Reza adalah anak yang pintar, berbakti kepada orangtua, bukan anak yang berandal, suka mabuk mabukan dan melakukan hal tidak terpuji lainnya.

"Boleh Kak." jawab Reza singkat.

Mereka berdua pun menghampiri orangtua mereka yang sedang berada di teras depan rumahnya. Ayahnya sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

"Ra, kamu mau cari kerja dimana?" tanya Robi tiba-tiba.

Zara terdiam sesaat, lalu tersenyum. "Belum tau Yah, nanti Zara cari-cari dulu."

"Kamu harus semangat ya Ra, jaman sekarang yang namanya cari kerja itu emang susah. Apalagi kalo gak pake orang dalem," ujar Sania.

Mendengarnya saja sudah membuat Zara tertawa. "Mama bisa aja, emm yaudah Zara sama Reza mau berangkat dulu ya takut kesiangan." ujarnya berpamitan.

***

Tak lama kemudian, motor yang dikendarai oleh Zara tiba di depan pintu gerbang sekolah SMA Bandung. Reza turun dari motor, lalu berpamitan kepada kakaknya, Zara.

"Makasih Kak, semoga cepet dapet kerja ya. Reza selalu doain yang terbaik,"

"Iya Aamiin, makasih Za. Yaudah kamu masuk sana nanti telat." ujar Zara tersenyum, Reza hanya mengangguk lalu mulai meninggalkan Zara disana.

***

Hari semakin sore, namun Zara sama sekali belum mendapatkan pekerjaan. Zara ingin sekali merantau ke luar Bandung, namun masih banyak yang harus ia pikirkan termasuk dengan keluarganya. Tak lama kemudian ponsel nya berdering, menandakan ada pesan yang masuk kepadanya.

Reza Adelino Giovani
Kak nanti aku pulang agak malem, tolong bilangin Ayah sama Mama biar gak usah khawatir sama Reza.

Zara Adelina Giovani
Pulang malem? Alasannya?

Zara memang keras terhadap adiknya, dia tidak mau adiknya terbawa aliran sesat dimana anak muda seumuran dia selalu menghambur-hamburkan uang demi membeli minuman memabukan atau balapan liar dan sejenisnya.

Reza Adelino Giovani
Mau kerja kelompok, jadi pulang agak malem. Kakak gausah khawatir.

Zara Adelina Giovani
Pulang jam berapa? Biar nanti Kakak jemput kamu.

Reza Adelino Giovani
Gak usah Kak, Reza pulang sendiri aja.

Zara Adelina Giovani
Hemm.

***

Malam harinya Zara pun belum pulang kerumahnya, ia masih mencari beberapa kerja part time. Mulai dari pelayan restoran dan lain-lain. Sebenarnya kemampuan Zara sangat banyak namun zaman sekarang cari kerja bukanlah hal yang mudah. Bahkan lulusan sarjana pun banyak yang menganggur, bagaimana dengan Zara yang hanya lulusan SMA?

Saat ini Zara berada di depan sebuah bar cukup besar di Kota Bandung, ia memperhatikan banyak orang yang keluar masuk bar dengan tujuan hanya menghamburkan uangnya saja.

Penglihatan Zara teralihkan pada sosok laki laki yang sangat mirip dengan adiknya, Reza. Zara sudah mengerjapkan matanya berulang kali namun yang dia lihat tetaplah adiknya, Reza. Bukannya tadi izin kepadanya untuk kerja kelompok tugas sekolahnya? Tanpa basa-basi Zara pun menghampiri adiknya yang sudah ada di dalam bar tersebut.

Baru pertama kali Zara memasuki ruangan seperti ini, pusing. Hanya itu yang ada dipikiran nya. Banyak lampu kerlap-kerlip, banyak orang memakai baju agak terbuka, banyak juga laki-laki yang duduk dengan beberapa wanita penggoda.

Zara menoleh ke arah kanan dan kirinya, ia tertegun melihat Reza sedang melayani pelanggan dengan cara mengantarkan minuman. Tanpa berpikir panjang, Zara menghampiri Reza dan memarahi adiknya tersebut langsung ditempat.

"REZA?!!!!" teriak Zara, membuat Reza spontan menoleh ke arahnya. Zara paling tidak suka jika Reza bekerja, yang ia mau hanyalah Reza fokus dengan sekolahnya.

"Kak Zara, ngapain disini?" tanya Reza kaget, ia terpaksa bekerja.

"Harusnya Kakak yang nanya, kenapa kamu disini?!" tanya Zara benar-benar marah.

Reza hanya bisa menunduk pasrah. "Ikut Kakak pulang sekarang juga!"

"Tapi Kak waktu kerja aku masih beberapa jam lagi," timpal Reza.

"Kerja kamu bilang? Kamu ini masih sekolah, Kakak mau kamu fokus sama belajar kamu bukan kerja kaya gini. Biarin Kakak aja yang kerja, tugas kamu cuma belajar biar sukses." pikiran Zara benar-benar kacau saat ini.

"Reza kerja juga gak akan ganggu nilai Reza Kak," ujar Reza mengelak.

Zara melepaskan genggaman tangan pada adiknya, lalu menatap manik mata Reza dalam-dalam. "Kamu mau jadi kaya Kakak gini? Yang cuma lulusan SMA, yang gak bisa lanjutin kuliah. Karena apa? Karena Kakak dulu juga kerja kaya kamu, sekarang emang kamu belum nyadar Za, tapi dampaknya belakangan." lirih Zara.

Kalau sudah seperti ini Reza bisa apa? Yang bisa Reza lakukan hanyalah menurut kepada kakaknya, Reza tidak mau menambah beban pikiran Zara.

"Kamu keluar sekarang, ini kunci motor Kakak. Kakak mau ngomong dulu sama bos kamu," tambah Zara serius, Reza hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan area dalam bar.

***

Selesai Zara berbicara dengan pemilik bar. Wanita itu bergegas keluar dari ruangan tersebut, namun ia tidak sengaja menyenggol pelayan yang sedang membawa minuman, sontak minuman tersebut terjatuh dan mengguyur seorang pria tampan dengan mata yang tajam. Zara melebarkan kedua matanya kaget, lalu menunduk dan meminta maaf. Ia benar-benar tidak sengaja.

"Maaf saya bener-bener gak sengaja, saya bener-bener minta maaf," ujar Zara, badannya agak menunduk tanda meminta maaf pada pria tersebut.

Laki laki tersebut menatap Zara dengan tatapan tajamnya, tanpa mengeluarkan kalimat sepatah kata pun. Dia adalah Arga, laki-laki tampan dengan rahang tegas, tubuh tinggi dan terlihat berwibawa.

Tidak mendengar respon apapun dari pria itu, membuat Zara mengerutkan keningnya, manatap balik manik mata tajam nan indah itu.

"Ini orang bisu ya?" tanya Zara di dalam hatinya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang