Chapter 1

79 26 9
                                    

Bruk

"Aelah, jalan pake mata kali mas" Eliana bangun dari lantai sambil menepuk nepuk bokongnya yang di rasa kotor setelah jatuh.

"Mbaknya bego? Apa gimana?, dimana-mana jalan pake kaki la, mana ada jalan pake mata" jawab pemuda tersebut dengan tampang songongnya.

"Ck! Tapi melek kali kalo jalan biar ga nabrak orang"

Pemuda itu menunduk menatap gadis kecil yang tingginya jauh lebih pendek dari dirinya, ia itu meyunggingkan senyum miring, "Lo aja kali yang keterlaluan pendeknya, makanya gw ga keliahatan, jadi nabrak"

Eliana ikut meneliti tubuh pemuda itu dari atas hingga bawah, ia memincingkan matanya lalu berujar, "Lo aja yang tingginya kek tower"

"Pendek ya pendek aja gak usah ngeles!" ucap pemuda tersebut dengan tampang datarnya lalu melenggang begitu saja meninggalkan Eliana yang kesal di tempat.

Tuh cowok beneran cowok apa banci sih, banyak omong banget. Dipikir gak sakit apa ini pantat, udah nabrak ga minta maaf, pake ngatain lagi. Dasar cowok gila. Gerutu Eliana menumpahkan kekesalannya.

Eliana kembali berjalan masuk kedalam minimarket, untuk membeli beberapa camilan yang ia inginkan dan beberapa bahan titipan mamanya.

Setelah dikiranya cukup apa yang ia beli, Eliana segera membayar dan keluar dari minimarket. Eliana berjalan menuju rumahnya. Saat sedang santai santainya berjalan sambari bersendung kecil tiba tiba ada tiga orang lelaki yang menghadang jalannya.

"Eh ada eneng cantik, kenalan boleh dong?" salah satu lelaki mencolek dagu Eliana, namun segera di tepis oleh Eliana.

"Gausah colek colek bisa gak, gw bukan sabun colek!" Eliana mencoba untuk tidak merasa takut sedikitpun. Meskipun ia memiliki kemampuan beladiri, namun ia tetap seorang perempuan. Bagaimana bisa melawan tiga orang sekaligus, apalagi badannya yang terlihat besar dan berotot seperti itu. "Minggir gw mau lewat!"

"Buru-buru amat sih, kita main-main dulu aja gimana?" ketiga lelaki tersebut menyeringai.

"Lumayan cantik juga ini bos buat gantian" ucap salah satu lelaki tersebut pada orang yang di rasa Eliana adalah bosnya.

"Minggir gak?!, gw mau pulang bangsat!"

"Diem diem napa neng, pasti seneng kok" salah satu lelaki tersebut sudah memegang kedua tangan Eliana ke belakang, ingin membawa Eiliana pergi.

Eliana mencoba memberontak, namun cekalan tangan tersebut sangatlah kuat. Ia mencoba mencari cara untuk melepaskan cekalan tersebut dan lari ke ke tempat ramai untuk meminta tolong.

Ia menjalankan siasatnya, ia mencoba sedikit pasrah. Setelah dirasa ketiga lelaki itu lengah saat merencanakan dimana tempat akan membawa Eliana pergi. Eliana meenginjak kali lelaki yang mencekal tangannya hingga cekalan tangannya terlepas.

Eliana lari secepat mungkin mencari tempat yang ramai, yaitu kembali kedepan minimarket yang dirasanya banyak orang.

Bruk

Eliana terjatuh kebelakang, ia merasa telah menabrak seseorang. Eliana bangun dari jatuhnya, lalu mendongak, dan langsung meminta tolong.

"Hosh... Hosh.... "dengan napas yang ngosngosan Eliana berkata "mas mas anterin saya pulang ya, saya di kejar sama om om gila, saya mau di bawa kabur, anterin saya pliss" Eliana menyatukan kedua tangannya di depan dada seperti memohon.

Tanpa menunggu waktu lama, mas mas yang di mintai tolong oleh Eliana langsung mencekal tangan Eliana, di bawa untuk naik ke atas motornya.

"Rumah kamu dimana?" tanya mas mas tersebut.

ElianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang