Happy reading!
Setelah mandi dan membersihkan kembali badannya, Eliana memilih baju yang sedikit tertutup untuk menutupi luka di kaki dan tangannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Pasti cowok gila itu sudah menunggu di depan rumahnya, itulah pikir Eliana. Ia bergegas keluar rumah.
Dugaannya tepat, Alardo sudah berdiri menyender pada mobilnya. Eliana sempat di buat melonggo dengan penampilan Alardo. Ia memang menganggap cowok itu gila, tapi tidak bisa di pungkiri Alardo terlihat sangat tampan pagi ini. Dengan jeans hitam, jaket denim dengan kaos putih polos di dalamnya, dan sneakers putih ditambah kacamat hitam yang bertengger manis di hitam mancungnya. Sunggguh tampan, batin Eliana.
Eliana berjalan mendekat menghampiri pemuda tersebut.
"Lo udah lama?"
Alardo melepas kacamatanya, ia yang awalnya fokus pada ponselnya, kini menoleh pada Eliana. Menilai penampilan Eliana dari atas hingga bawah. Terlihat santai namun tetap cantik. Cocoklah jika di buat gandengan, hehe. Begitu pikir Alardo.
"Woy!? Lo ngapain sih liatin gw gitu amat? Gw tau gw cantik kali" Eliana mengibas ngibaskan rambutnya yang sengaja ia gerai.
"Ck! Pede lo selangit, cepet masuk!"
Alardo masuk kedalam mobil, begitu juga dengan Eliana. Alardo segera menjalankan mobilnya menuju tempat yang akan di tujunya.Setelah cukup lama hening, Eliana yang sudah penasaran ingin di bawa kemana pun membuka suara.
"Lo mau bawa gw kemana sih?" Alardo tak menggubris pertanyaan gadis di sebelahnya, ia tetap fokus dengan kegiatan menyetirnya.
"Ck! Jawab kek, lo ga lupa kalo punya mulut kan?" lagi dan lagi, Alardo tak menggubris. Hal itu membuat Eliana menghembuskan nafasnya kasar, sungguh menyebalkan cowok di sebelahnya ini.
Setelah 30 menit perjalanan, mobil Alardo masuk ke dalam perkarangan rumah yang terlihat begitu megah dan mewah. Eliana diam mengamati rumah siapa ini sebenarnya.
Alardo turun dari mobil begitu juga dengan Eliana. Alardo berjalan terlebih dahulu di ikuti Eliana di belakangnya. Saat tiba di depan pintu Alardo menghentikan langkahnya, hal itu membuat Eliana juga ikut mengentikan langkahnya.
Alardo menggenggam tangan Eliana. Eliana yang merasa ada sesuatu menggengam tangannya pun menoleh pada tangannya dan Alardo bergantian. Ia mencoba menepis genggaman pemuda tersebut, namun Alardo malah mengeratkan genggamannya.
"Nurut! Inget lo harus balas budi sama gw" ucap Alardo sedikit lirih. Elina hanya menghembuskan nafasnya pasrah.
Keduanya kembali berjalan dengan tangan yang saling bertautan, sampai di ruang tamu Eliana melihat laki-laki paruh baya yang ia kira mungkin papanya Alardo.
"Assalamualaikum, Pa"
"Waalaikumsallam" Alardo menghampiri Dirga—papanya—lalu mengecup pungung tangannya, Eliana pun mengikuti apa yang dilakukan Alardo. Mereka mendudukkan bokongnya pada sofa di seberang Dirga.
Lelaki paruh baya tersebut tersenyum pada Eliana, di balas senyuman pula oleh Eliana.
"Mama mana pa?"
"Di dapur ambil minum buat calon mantu" Dirga terkekeh setelah mengatakan kalimatnya. Sedangkan Eliana membelalakkan matanya kaget.
Apa apaan ini? Mantu?, kenal aja baru woy. Asataga mimpi apa gw semalem?. Eliana membatin.
Saat Eiliana akan membuka suara, ia lebih dulu mendapat tatapan tajam dari Alardo seakan-akan berkata 'nurut!'. Eliana hanya tersenyum canggung pada lelaki paruh baya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eliana
Teen Fiction🌼🌼🌼 [Follow dulu sebelum baca] -Eliana Sinta Bhagaskara, gadis cantik dan pintar dengan wajah cerianya untuk menutupi segala kelemahannya. Gadis yang sudah berteman baik dengan kesabaran, menjadikan Eliana sosok yang kuat dan tegar. Ia tidak akan...