Chapter 9

15 7 6
                                    

H A P P Y R E A D I N G ! ! ! !

.

.

.

.

.

.

.

Eliana terbangun, dirinya menggeliat, matanya terbuka perlahan menyesuaikan cahaya di ruangan tersebut, setelah matanya terbuka sempurna, ia kembali menyipitkan matanya. Menelisik setiap sudut ruangan tersebut yang ternyata bukan kamarnya.

Seingatnya beberapa jam lalu ia ada di UKS, lalu? Eliana bergidik ngeri ketika mengingat kejadian kemarin di koridor. Namun ekspresinya seketika berubah ketika dirinya mengingat bahwa ia tadi pulang bersama Alardo. Pikirannya melayang, Apa ini rumah Alardo? Jika iya berarti ia tidak pulang ke rumah, sungguh ia sangat takut jika mamanya kembali menyiksa dirinya. Ia harus pergi dari sini secepatnya.

Eliana beranjak dari tempat tidur, tangannya merogoh saku seragamnya untuk melihat jam di ponselnya, jam satu dini hari. Eliana keluar dari ruangan tersebut, mencari dimana letak pintu keluar. Namun hal yang pertama ia lihat saat keluar ruangan tersebut adalah Alardo yang tertidur tersandar di sofa dengan laptop yang masih menyala dan beberapa berkas-berkas masih terbuka. Jika laptop masih menyala, apakah Alardo baru saja tertidur di jam seperti ini?. Tak memusingkan hal itu Eliana segera menuju pintu keluar, pikirannya sekarang adakah bagaimana caranya sampai di rumah secepat mungkin sebelum mamanya tahu jika ia belum pulang.

Baru saja tangannya menyentuh gagang pintu, suara Alardo terdengar "Mau kemana? Udah jam segini"

Eliana membalikkan badannya, alisnya menaut serta matanya menatap tajam ke arah Alardo "bukan urusan lo! lagian lo ngapai sih bawa gw ke sini? Lo kan juga tahu rumah gue"

Alardo menegakkan duduknya, "lupa, makanya gue bawa ke sini, lagian lo juga kebo banget jadi orang" balas Alardo.

Eliana mencebikkan bibirnya kesal "lo kan pernah ke rumah gue dodol, yakali lupa"

"Emang nyatanya gitu" Alardo berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju meja makan untuk mengambil minum.

"Gw mau pulang!" ucap Eliana, namun tak di respon oleh Alardo karena ia sedang menegak minumannya.

Alardo kembali buka suara saat minuman yang di tegaknya tandas, ia mengela napas lalu kembali duduk di sofa "pulang ya pulang saja sih" ucap Alardo santai seraya melipat kakinya di atas paha kaki lainnya.

"Bener-bener ini orang" Eliana membalikkan badannya lalu mencoba membuka pintu, namun apa boleh buat, ia tidak tahu angka untuk membuka pintu tersebut.

Alardo terkekeh lalu berdiri menghampiri tempat di mana Eliana berdiri. "Gimana? Katanya mau pulang, buka pintunya lah"

"Bacot, cepet bagi tahu berapa?" Eliana menatap tajam Alardo, namun di balas senyuman oleh Alardo.

"Bodo, gw mau tidur, ngantuk" Alardo meninggalkan Eliana dan masuk ke dalam kamarnya. Tak ingin berlama-lama Eliana juga ikut berjalan menuju kamar Alardo. Oke kali ini ia harus memohon sebaik mungkin agar cowok gila itu menuruti kemauannya.

Eliana masuk ke dalam kamar yang ia tempati tadi. Ia menemukan Alardo berbaring di kasur dengan satu tangan yang ia gunakan untuk menutup matanya.

Eliana berjalan mendekat "Al, lo kan baik, cakep, pinter lagi. Anterin gw pulang ya?" Eliana mengoyang-goyangkan tangan Alardo.

"Hm, gue ngantuk. Mending lo tidur"

Eliana membelalakkan matanya. Apa katanya? Apa Eliana tidak salah dengar, tidur? Dengan Alardo? Gila, benar benar gila. Eliana menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ElianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang