ia duduk tegak di hadapanku, namun tidak memandangku sebab seluruh perhatiannya hanya mengarah pada jari-jemarinya yang saling terjalin erat.
terlalu erat.ia hanya menatap setiap ruas jemari dan kuku-kuku yang telah di-menicure dengan sempurna, walaupun tetap tidak menghilangkan kerutan pada urat nadi dan pori-pori tangannya.
itu tangan seorang perempuan tua, pikirku.
lebih tua daripada yang seharusnya.ada kelelahan dalam dirinya.
hidup bersama seseorang yang tidak mencintaimu hanya supaya orang lain tidak bisa memilikinya, sangat menguras energi seorang perempuan. menguras energi seorang laki-laki juga.seorang mantan pacar yang masih tetap berhubungan rutin bahkan setelah pernikahannya memasuki usia belasan tahun bisa jadi ketakutan yang paling masuk akal.
aku bisa menerka apa yang ia pikirkan, beberapa hal kadang terulang. bahkan sekalipun hal tersebut terjadi di masa lalu yang jauh.
"dia masih mencintaimu. salah! dia selalu hanya mencintaimu."
barangkali perasaan merekalah yang telah berubah,
barangkali waktu menggerus dan mengiris keintiman yang sudah sejak lama punah,
barangkali derasnya perasaan di antara mereka telah mencapai kebuntuan sebuah kolam besar yang airnya tergenang,mereka membeku. sekarat.
dan yang ia lakukan adalah menunggu keajaiban,
sekalipun harus mendatangkan kepedihan dari masa lalu 🍁

KAMU SEDANG MEMBACA
easy ending
PoesiePuisi dan jawaban-jawaban takan pernah cukup untuk menghadapi sebuah hati yang bertanya Aku butuh sesuatu yang lebih dari rindu Sesuatu yang lebih memaknai kehilangan kamu