[3] Him

1K 137 13
                                    

“And I been waiting for this time to come around. But baby running after you is like chasing the clouds.”
—One Direction, Story of My Life.

-

Sifra

Taehyung sudah berangkat ke kantor sejak pukul 7:30 tadi. Sekarang sudah pukul 12:45.

Saat sarapan tadi, aku tidak mengatakan apa pun pada Taehyung. Bukan karena aku marah perihal ucapannya saat makan malam kemarin. Melainkan aku merenungi ucapannya itu. Taehyung ada benarnya juga. Rumah ini begitu sepi tanpa kehadiran anak. Semuanya datar. Tidak ada tangisan, tidak ada canda dan tawa.

Aku tidak bisa membaca artikel mengenai sulitnya memiliki anak lagi. Semua terasa menyakitkan untukku dan aku hanya ingin menangis sekarang. Aku ingin meluapkan kesedihanku, entah pada siapa.

Saat aku menangis sendiri di rumah, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Aku menghapus air mataku dan segera membukakan pintu.

Mama berdiri di sana. Ya, Mama nya Taehyung yang berstatus sebagai mertuaku. Aku membungkuk segera. “Mama?”

“Taehyung bekerja hari ini?”

“Iya, Ma.”

Mama pun masuk dan aku segera menutup pintu. Lalu, Mama duduk di sofa ruang tamu sementara aku segera menyiapkan makanan dan minuman.

Selagi menyiapkan, tiba-tiba saja Mama bilang, “tidak perlu repot seperti itu. Mama datang hanya sebentar saja. Duduk di sini, sekarang.” Aku pun segera duduk di sofa, berhadapan dengan Mama. “Sifra, masih belum ada kemajuan tentang dirimu?”

Aku menggelengkan kepalaku.

Mama pun menghela napas. “Kau tahu tidak, jika kau terus berdiam diri di rumah tanpa memeriksa dirimu, kau sama saja menyiksa Taehyung perlahan. Taehyung butuh anak. Dia harus punya keturunan, Sifra.”

“Aku tahu, Ma.”

“Kalau kau tahu, kenapa kau hanya diam saja di rumah? Kau seharusnya memeriksa dirimu ke dokter atau ke mana pun yang sekiranya bisa membantumu agar kau bisa punya anak!”

Aku menunduk. “Maaf, Ma.”

“Jika kau terus seperti ini, maka Mama ingin kau untuk membiarkan Taehyung menikah lagi.” Air mataku kembali jatuh saat Mama bicara seperti itu. “Ingat, Sifra, usiamu tidak lagi muda. Semakin usiamu bertambah, maka semakin hilang kesempatan untuk memiliki anak. Ada baiknya Taehyung menikah lagi dengan wanita yang jauh lebih muda usianya.”

Aku tidak memberikan respon.

“Semua kesalahan tentu ada pada dirimu, Sifra. Kau yang menghambat semua rencana kehamilan ini. Taehyung itu sehat. Spermanya bagus. Jadi, tentu saja kau yang bermasalah di sini. Seharusnya Taehyung tidak perlu menikahimu. Itu kesalahan terbesar yang diambilnya. Tahunya, kau tidak bisa memberikannya anak. Bayangkan betapa malunya Taehyung menjadi pertanyaan banyak orang.”

Mama pun berdiri. “Semua tergantung padamu, Sifra. Kau yang akan berusaha agar kau bisa hamil atau kau membiarkan Taehyung menikah lagi. Kau mengerti?” setelah mengatakan itu, Mama pergi.

Dan aku terus menangis. Aku menutup wajahku dengan tanganku. Sungguh, aku tidak bisa melihat Taehyung menikah lagi. Aku tidak akan rela.

Tuhan, kenapa aku masih belum memiliki anak? Kenapa? Apa yang salah dariku?

Ucapan Mama benar-benar menyakitkan sehingga membuatku sulit sekali bernapas.

Apakah benar semua ini kesalahanku? Apakah aku yang bermasalah di sini sehingga aku dan Taehyung tidak bisa memiliki anak? Jika iya, apa yang salah dariku?

IMAGINE US IN HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang