[13] Home

1K 112 11
                                    

“I only call you when it’s half past five. The only time that I’ll be by your side.”
—The Weeknd, The Hills.

-

Sifra

Hari-hari berikutnya, aku dan Jungkook semakin dekat dengan satu sama lain. Aku selalu membuatkannya sarapan, Jungkook selalu pulang setiap jam makan siang, dan aku juga membuatkannya makan malam.

Apa yang kulakukan selama menjadi istri Taehyung, kini kulakukan juga terhadap Jungkook.

Awalnya aku menolak. Tapi pada kenyataannya memang ini semua sudah menjadi kesepakatan di antara Taehyung dan Jungkook, kurasa aku harus berbuat adil juga.

Jungkook telah memberikan apa pun yang kuinginkan dan yang kubutuhkan. Dia membuatkan sebuah perpustakaan untukku membaca dengan terisi semua buku-buku favoritku.

Jungkook juga mulai memberikan kebebasan untukku menghubungi siapa pun yang aku mau, asalkan tidak menghubungi Taehyung.

Di rumah Jungkook memang semua sarana dan prasarana nya lengkap. Sangat lengkap sehingga aku tidak tahu ingin melakukan apa. Ada spa, gym, tennis, rugby, perkebunan sendiri, kolam renang, peternakan kuda—semuanya ada.

Namun aku justru merasa kekurangan karena tidak ada Taehyung. Jujur, semua itu tidak berarti apa-apa jika tidak ada Taehyung bersamaku. Aku sangat mencintainya. Aku ingin bersamanya.

Aku ingin kembali ke rumah. Rumahku dan Taehyung. Aku ingin kami berdua tinggal bersama dan menghabiskan waktu dengan satu sama lain.

Bagaimana pun juga, dia tetap suamiku. Meski dia sudah berbuat hal ini padaku, yaitu menukarku dengan istri dari Jungkook.

Pintu kamarku dibuka. Jungkook muncul di sana. Dia tersenyum dan menghampiriku. “Hai,” sapanya padaku. “Mau makan siang sekarang? Atau nanti saja?”

Oh, aku bahkan tidak sadar bahwa sekarang sudah memasuki jam makan siang. Pantas saja Jungkook sudah pulang sekarang.

Ya, jadi Jungkook ini selalu menyempatkan untuk pulang saat makan siang dikarenakan dia ingin memakan makanan yang telah kumasak. Tapi hari ini, aku tidak memasak apa pun dikarenakan aku tetap berada di kamar sejak Jungkook berangkat ke kantor tadi pagi.

Kukatakan padanya, “aku belum masak. Kau mau menunggu terlebih dahulu sementara aku memasakkan sesuatu untukmu?”

“Tidak perlu. Tidak apa-apa.” Katanya. “Sebenarnya hari ini aku ingin mengajakmu makan siang di luar. Di sebuah restoran atau kafe terdekat. Terserah di mana, kau yang pilih.”

“Makan di luar?”

“Iya. Kalau kau mau, kau bisa pilih tempatnya. Tapi kalau kau mau makan di rumah, nanti aku yang memasak.”

Selama aku tinggal di rumah Jungkook, aku tidak pernah diperbolehkan untuk keluar dari area rumahnya dikarenakan Jungkook takut aku akan melarikan diri.

Well, iya, sih. Jika ada kesempatan untuk melarikan diri, maka aku akan pergi dan kembali ke rumah Taehyung.

“Sifra?”

Aku kembali sadar dari lamunan sesaat. Lalu, aku menatapnya. “Um, oke. Kita makan di luar saja.”

“Baiklah. Aku tunggu di bawah, ya.”

“Oke. Aku ganti pakaianku dulu.”

Setelah mengganti pakaian, aku turun ke bawah dan Jungkook sudah berdiri di depan mobil.

Dia membukakan pintu mobilnya untukku, kemudian dia masuk ke mobil juga.

Dia mengatakan, “hari ini aku yang menyetir. Jadi kita tidak pakai supir, ya.”

IMAGINE US IN HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang