KEMBALI BERSEDIH

42 6 1
                                    

Menatap raungan lagit yang terlihat sedu, menandakan hujan akan segera turun. Warna terus berganti satu demi satu merah, kuning, dan hijau.

Dalam satu tempat terjadi keheningan. Menatap tetesan hujan yang turun dibalik kaca mobil. Tak sadar mata itu meneteskan sesuatu yang sama, air.

Aurora tidak sedang memikirkan kenapa Pak Jono tidak menjemputnya atau tumben sekali abangnya menjemput atau yang lainnya. Pasti ia sudah mengerti jalan pikiran kakaknya.

"Hey, Are you crying," tanya Raden pada adiknya.

Aurora tak membalasnya.

"Hey Ra, stop crying," pinta sang kakak. Menghapus jejak air yang ada di pelupuk mata.

"I'm not crying, hanya sedikit lelah" namun iisak tangis terus menjadi.

"Semua orang pasti pernah merasakan sebuah kesedihan yang datang secara tiba-tiba entah atas perihal apa ia datang, tak ada maksud dan tujuan yang pasti."- Author

"Sometimes the smallest thing is hard to say," ucap Raden.

Raden hanya bisa menghapus air mata itu dan menyenderkan kepala Aurora di bahunya.

Mereka hanya berdua didalam mobil, karena Raden telah mengantarkan Mano dan Rizal kerumah mereka masing-masing.

Tak lama isak tangis itu terhenti dan Aurora tertidur pulas di pundak Raden. Gadis yang selalu menjadi permata bagi Raden.

#

Menatap mata yang sedang tertutup dengan tenang rasanya adalah kebahagian Raden, dari pada ia harus melihat mata itu dibanjiri oleh air.

"Je continuerai à prendre soin de toi et je ne pardonnerai pas à ceux qui t'ont blessé," kata itu yang selalu terucap untuk Aurora. (Aku akan terus merawatmu dan aku tidak akan memaafkan mereka yang menyakitimu)

Raden akan terus merasa bersalah jika dia tak bisa menjaga permatanya. Teringat dulu permata itu pernah retak karena seseorang yang sangat BODOH. Itu juga merupakan salah satu kesalahan Raden.

#

"Abangg," panggil Aurora, turun dari tangga dan hendak menghampiri seseorang yang sedang menonton film diruang tengah.

"Hmm, sini duduk," ajak Raden menepuk sofa yang ia duduki.

"Mau buat susu dulu dan mengambil sedikit cemilan"

"Oke"

Tak lama kemudian Aurora pun datang membawa secangkir susu hangat dan beberapa cemilan kecil.

Aurora duduk dan meletakkan tubuhnya di bahu Raden. Kakaknya itupun langsung memeluk sang adik.

"Abang, I miss Mom and Dad," ujar Aurora membuka suara terlebih dahulu.

"Abang juga Ra," balas Raden.

"Kira-kira Mom and Dad lagi apa ya? Kapan mereka akan kesini?"

"I don't know,"

"Sore tadi sih, Mom sempet chat Rara. Katanya lagi mau meeting and Mom juga nggak lupa buat titip pesan untuk Abang,"

"Pesan apa?"

"Abang nggak boleh terlalu capek kerja, juga harus jaga kesehatan, sekolahnya jangan ditinggalin, trus jangan terlambat makan, harus tetep cool, gantengnya jangan ditambah-tambah, jangan genit, jangan jutek, jangann....."

Raden yang sedari tadi memperhatikan Aurora mengoceh pun mulai gemas dan mencubit hidung sang adik

"Ihh sakit tau,"

Hurts To ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang