CHEK UP

13 3 0
                                    

Hai!! MASIH LANJUTT KANNN??

GIMANANIHHH??

SERUU NGGAK?? YUUK BACA TERUSS

PANTENGIN TERUS YA!! EHH BACA MAKASUDNYA HEHEH

AND JANGAN LUPA UNTUK VOTE:)

***

Setelah semua urusan yang dimiliki Raden selesai, ia langsung bergegas untuk mengambil tas dan kunci mobil yang ia tinggal dilapangan basket tadi.

"Lo mau kemana?" tanya Mano.

"Rumah sakit," jawab Raden.

"Ngapain ke Rumah Sakit? Aurora sakit lagi?"

"Nggak, dokter nyuruh chek lab untuk liat perkembangan,"

"Ohh iya gue lupa. Gue sama Rizal ikut ya," pinta Mano.

"Terserah lo,"

"Butuh refresing gue,"

"Gue mau ke Rumah Sakit bukan jalan-jalan," ucap Raden ketus.

"Iya iya gue khilaf,"

Aurora sedari tadi menunggu didalam mobil bersama Rizal, mereka tengah asik berbincang. Entah apa yang sedang di bicarakan oleh mereka berdua. Bagi Rizal Aurora adalah adiknya sendiri yang harus ia jaga sepertihalnya Raden menjaga Aurora, begitu pun Mano.

Tak lama kemudian Raden dan Mano datang membuka pintu mobil.

"Udah diambil?" tanya Aurora.

"Udah, Ra." Jawab Raden sembari mengusap pucuk kepala Aurora.

"Okey,"

"Ayo langsung CUSS, kita berangkatt," ucap Rizal. "Woyy, gue duluan ya," pamitnya kepada segerombolan anak-anak lain yang masih berkumpul dilapangan.

Raden juga tak lupa memberikan sinyal berupa klakson mobil tanda akan dirinya untuk pamit.

"Yoii Bang, ati-ati," jawab mereka bersamaan.

Mobil Raden pun melaju dan meninggalkan area sekolahnya.

Langit terlihat sedikit gelap dan cahaya matahari yang mulai redup, pertanda bahwa senja telah datang. Didalam mobil Aurora hanya terdiam dan sesekali melihat pemandangan diluar kaca.

"Ra, udah makan kan?" tanya Raden menyingkirkan helai rambut yang ada di pipi sang adik.

"Udah kok," Aurora menunjukkan senyum manisnya. Namun, Aurora terus memainkan jari-jari tangannya menandakan bahwa dirinya sedang gugup.

"Tenang, hari ini nggak ada kemo kok. Dokter hanya mau liat perkembangan kamu," sesekali Raden menyakinkan Aurora.

"I know,"

"Semua akan baik-baik saja,"

"Tenang Ra, ada aku disini" ucap Mano menghibur Aurora.

"YAHH BUCINN" cela Rizal."ehh tapi bener kok Ra, kita selalu ada disamping lo kok. Senyum dongg, princess nggak boleh sedih," ucap Rizal.

"Benar sekalii," ucap Mano.

"Nanti kalo sedih cantiknya ngumpet," lanjut Rizal.

"Lah kok ngumpet?"

"Kan kalo hilang udah biasa, jadi ya ngumpet aja biar jadi luar biasa,"

"Terserah lo Zal" Mano hanya pasrah.

Aurora pun berbalik arah menghadap ke arah Rizal dan Mano lalu menunjukkan senyumnya. Raden, Mano, dan Rizal pun ikut senang bila Aurora senang.

Tak lama kemudian Suasana menjadi sepi kembali. Raden yang fokus dengan jalanan, Aurora yang asik termenung, dan Mano yang tengah asik dengan ponselnya.

Hurts To ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang