POV. LALA ZIDAN

19 4 0
                                    

Hai..

Mana nih yang masih setia..

Buat yang udah setia makasih ya..
And jangan lupa vote..

#

KRINGG
KRINGG
KRINGG

(Bel istirahat berbunyi)

"Ra, lo mau ikut nggak. Gue mau ke perpus ambil buku," ujar Lala.

"Nggak, gue di kelas aja La."

"Zidan lo ikut gue ya..," ajak Lala menarik tangan Zidan, membuat Zidan sedikit terkejut.

"EHH KEMANA"

"NGGAK USAH BANYAK CINCONG,"

"SANS. Okelah," jawab Zidan mengacungkan jempol. "Gue tinggal ya Ra," lalu pergi.

Mereka pun berjalan bersama di lorong menuju perpustakaan.

"Mau ngapain sih ke perpus?" tanya Zidan kepada Lala.

"Mau ngambil buku Lah. Yakali makan bakso," jawab Lala.

"O, oke. Ehh btw enak tu,"

"Udah buruan!!"

"Iya iya La, bawel banget sih."

"Lo sih LEMOT,"

Lala, Zidan, dan Aurora merupakan teman satu sekolah di SMP Nusa Bangsa. Mereka bertiga pernah mendapat kelas yang sama bahkan Zidan pernah duduk bersama Aurora. Jadi tak heran jika Aurora, Lala, dan Zidan sangat akrab dan dekat.

Zidan Aditya Heaven, laki-laki yang memiliki tubuh tinggi, otot yang cukup terbentuk, kulit putih, dan masih banyak lagi. Dia biasa dipanggil Zidan. Merupakan murid baru di SMA GARUDA, ya murid pindahan pastinya. Zidan pernah mempunyai perasaan lebih kepada Aurora waktu masih SMP dan mungkin sampai saat ini perasaan itu masih ada hingga mereka di pertemukan kembali. Zidan tak kalah pintar bermain basket, dulu ia sangat senang melihat Aurora sedang berlatih. Baginya Aurora adalah gadis yang sangat luar biasa, dari sekian banyak gadis ia hanya tertarik dengan Aurora.

Zidan heran karena tak pernah melihat Aurora memakai selang di hidungnya dan membawa tabung oxygen didalam tasnya. Ia juga tak pernah melihat Aurora
selemah ini. Hal itu membuat banyak pertanyaan bermunculan di kepalanya.

Lala dan Zidan ketika sampai diperpustakaan langsung mencari beberapa buku yang telah diletakan dengan rapi sesuai dengan raknya masing-masing, Lala mencari dengan teliti. Namun dilain sisi Zidan terus termenung diujung rak. Seketika Zidan menarik tangan Lala yang tengah sibuk mencari buku.

"EHH, santai nggak usah tarik-tarik"

"Ada yang mau gue omongin sama lo,"

"Iya gue tau. Sekarang diem dulu. Gue lagi bingung mau ambil yang mana bukunya,"

"Udah semua aja. Lo tau? Gue kan belom bilang,"

"Aurora kan? Udah deh tunggu aja bentar, bawel banget sih."

"Iya La. Gue serius ini penting,"

"Iya iya BAWEL. BENTAR DULU," Lala memajukan bibirnya kedepan seperti ikan.

"Cepetan La!!"

"BUTA MATA LO. BENTAR NGAPA SIH!! NGGAK LIAT GUE LAGI CARI BUKU APA" kesabaran Lala pun mulai habis. Ia tak sadar semua mata tertuju padanya.

"Ya maap La. Tu liat pada nengok kan,"

"Itu gara-gara Lo. Bantu aja engga, RIBET" ucap Lala kesal.

Zidan tidak sabar menunggu Lala sampai akhirnya ia langsung bertanya secara terang-terangan. Namanya juga kepo berat.

"La,"

Hurts To ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang