3. Payung

57 14 13
                                    

"Pelangi,menjadi saksi,kala itu,aku telah jatuh hati,pada dirimu, kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pelangi,
menjadi saksi,
kala itu,
aku telah jatuh hati,
pada dirimu,
kasih."

☔️

Pulang sekolah hari ini hujan kembali menemaninya di jalan menuju halte. Beruntung ia telah sedia payung sebelum hujan, jadi tidak ada alasan untuk berlama-lama di halte lagi.

Sesaat, netranya menangkap sosok yang tak asing. Sosok itu adalah Jeon Jungkook.

Kelihatannya dia sedang berteduh di halte dan lagi-lagi tanpa membawa payung. Orang ini tidak pernah belajar dari kesalahan, kah?

Dengan langkah pelan namun pasti ia coba mendekati tempat dimana Jungkook berada. Agak malu sebenarnya, tapi tetap ia coba untuk tanyakan.

"P-P-Pak guru tidak bawa payung, ya?"

Merasa ada yang berbicara ia pun berpaling. "Ah ... iya nih, Eunha. Pak guru tadi telat bangun jadi tidak sempat untuk membawa payung."

"Wah... orang ini sudah di luar sekolah bahasanya tetap kaku," batin Eunha berbisik.

"Kamu mau naik bus juga?" tanya Jungkook mengalihkan pikiran Eunha.

Ia mengangguk pelan.

Jungkook membeo sebelum akhirnya tersenyum menanggapi jawaban Eunha.

Pak guru ternyata beneran baik, ya. Ramah pula. Eunha merasakan desiran rasa bahagia mengalir di dalam hatinya.

Gemericik air hujan terdengar begitu jelas sebab dua insan ini hanya terdiam selama beberapa menit. Kebingungan mencari topik yang pantas untuk dibicarakan oleh guru dan murid.

"Pak guru sampai kapan mengajar di sekolah ini, Pak?" Eunha akhirnya memberanikan diri bertanya lagi pda Jungkook.

Ia tak berpikir jikalau topik ini bisa menjadi pacuannya saat lulus nanti.

"Ah, kalau ditanya begitu saya juga tidak tahu sampai kapan. Tapi yang pasti saya mau ikut tes PNS supaya bisa jadi guru tetap di sekolah ini," jawab Jungkook, matanya seperti terbakar bara api yang bernamakan ambisi.

Eunha jadi penasaran. "Alasan Pak Jungkook menjadi seorang guru itu apa?"

Yang ditanya terlihat memberi jeda sejenak. Jari telunjuknya mengusap area tengah antara hidung dan bibir atasnya.

Kebiasaan Jungkook ketika gugup dan malu.

"Hmm, sepertinya tidak ada yang spesial. Hanya sekadar kagum saja, kok," balas Jungkook mulai terlihat santai.

"Kagum?"

"Iya, dulu ada seorang guru yang senantiasa mengajar saya tanpa lelah agar ilmu pengetahuan maupun sosial yang dimiliki muridnya semakin meluas," jawabnya penuh perasaan.

"Oh." Jungkook bersuara kembali. "Sama seperti beliau, saya juga tidak suka memakan gaji buta dan memperlakukan murid seenaknya. Jadi, saya akan berusaha keras membina kalian agar menjadi lebih baik dari sebelumnya."

Mendengar jawaban yang panjang kali lebar itu, jujur saja Eunha terkesima. Ternyata Jungkook lumayan banyak bicara juga, ya.

Niatnya pun juga tiba-tiba muncul, kelak ia ingin menjadi guru yang menakjubkan seperti Jungkook.

Ya, Eunha akan berusaha sekuat tenaga. Agar bisa berada di tempat dan posisi yang sama seperti Jungkook.

Jungkook melambaikan telapak tangannya di depan wajah Eunha yang tak sadar sedang melamunkan cita-citanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook melambaikan telapak tangannya di depan wajah Eunha yang tak sadar sedang melamunkan cita-citanya.

Sekelebat mata, ia langsung tersadar dan menggelengkan wajahnya pelan. Ia mengisyaratkan Jungkook untuk 'tunggu sebentar' di halte itu.

Tangan Eunha merogoh ke dalam tas, untuk segera mengambil sesuatu.

"Ini, buat Pak Guru!"

Sebuah payung, ia serahkan pada Jungkook.

"Eh? Tapi kamu—"

"Saya bawa dua payung, ambil saja yang itu buat Pak Guru!" kata Eunha, sambil memperlihatkan payung yang satunya.

"Oh, terima kasih, ya!" Jungkook memberikan seulas senyum pada Eunha yang sudah berjalan menjauh dari halte namun masih menengok ke arahnya.

Sesaat, Eunha menangkap ada sebuah pelangi tergambar jelas tepat di belakang Jungkook berpijak. Di saat itu juga, ia memantapkan jalan yang akan ia pilih.

"Pak Guru!" panggil Eunha pada Jungkook yang masih sibuk membuka segel payungnya.

Eunha menarik napas dalam-dalam. "Tunggu saja, suatu saat nanti kita pasti akan berada di tempat yang sama!" lontarnya.

Setelah itu, Eunha segera melarikan diri dengan rasa malu yang menggerogoti seluruh tubuhnya ini. Tak elak, kupu-kupu dalam perutnya kini ikut berterbangan.

Semenjak hari itu, Eunha sudah jarang melihat keberadaan Jungkook lagi.

Karena dirinya yang memang sudah kelas tiga di semester kedua jadi mau tidak mau sibuk menghadapi berbagai macam ulangan. Tak ada lagi pembelajaran efektif seperti biasanya.

Begitu pula, Eunha lulus, tanpa melihat sosok Pak Guru yang diam-diam ia kagumi. Serta payung yang telah ia beri.



[].

PayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang