4 Nabi YUSUF A.S [Pertemuan Keluarga Semula] ENDING

53 5 0
                                    

Tibalah kafilah putera-putera Ya'qub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan mereka dengan Yusuf, wakil raja Mesir yang berkuasa, berkatalah jurucakap mereka:

"Wahai Paduka Tuan! Keadaan hidup yang sukar dan melarat di negeri kami yang disebabkan oleh krisis bahan makanan yang belum teratasi memaksa kami dtg kembali untuk ketiga kalinya mengharapkan bantuan dan murah hati paduka tuan,
kedatangan kami kali ini juga untuk mengulang permohonan kami kepada paduka tuan dapatlah kiranya adik bongsu kami Benyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali kepada ayahnya yang sudah buta kurus kering dan sakit-sakit sejak Yusuf, abang Benyamin hilang.
Kami sangat mengharapkan kebijaksanaan paduka tuan agar melepaskan permohonan kami ini,
kalau-kalau dengan kembalinya Benyamin kepada pangkuan ayahnya dapat meringankan penderitaan batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya yang hanya tinggal kulit melekat pada tulangnya."

Kata-kata yang diucapkan oleh abg-abgnya menimbulkan rasa haru pd diri Yusuf dan tepat mengenai sasaran di lubuk hatinya,

menjadikan ia merasakan bahwa masanya telah tiba untuk mengenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya dan dengan demikian akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya yang malang itu.

Berucaplah Yusuf kepada saudara-saudaranya secara mengejek:

"Masih ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa nafsu melemparkannya ke dalam perigi di suatu tempat yang terpencil?
Dan masih teringatkah olehmu tatkala seorang daripadamu memegang Yusuf dengan tangannya yang kuat,
menanggalkan pakaiannya dari tubuhnya lalu dalam keadaan telanjang bulat ditinggalkannyalah ia seorang diri di dalam perigi yang gelap dan kering itu,
lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali pulang ke rumah dengan rasa puas seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yang tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?"

Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh wakil raja Mesir itu, tercenganglah para saudara Yusuf, bertanya-tanya kepada diri sendiri masing-masing, seraya mamandang antara satu dengan yang lain.

Bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya secara terperinci, padahal tidak seorang pun daripada mereka pernah membocorkan berita peristiwa itu kepada orang lain, juga kepada Benyamin pun yang sedang berada di dalam istana raja.

Kemudian masing-masing dari mereka menyorotkan matanya, mulutnya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampailah ke kaki.

Dicarinya ciri-ciri khas yang mereka ketahui berada pada tubuh Yusuf semasa kecilnya.

Lalu berbisik-bisiklah mereka dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut mereka secara serentak suara teriakan :

"Engkaulah Yusuf"

"Benar",Yusuf menjawab,

"Akulah Yusuf dan ini adalah adikku setunggal ayah dan ibu, Benyamin.
Allah dengan rahmat-Nya telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yang telah aku alami dan dengan rahmat-Nya pula kami telah dikurniai nikmat rezeki yang melimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera.
Demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya."

Setelah mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di depan mata mereka apa yang mereka perbuat terhadap diri adik mereka Yusuf yang berada di depan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuasa penuh.

Mereka gelisah tidak dpt membayangkan pembalasan apa yang akan mereka terima dari Yusuf atas dosa mereka itu.

Berkatalah saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah:

KISAH NABI DAN RASUL [Ɩɢ Иαιм Ɖαиιɛℓ] Where stories live. Discover now