Pelan tapi pasti ca, lagian gua gak mau kalo my bidadari kenapa-napa ~ Alex Candra Wijaya
***
Alex dan gengnya tengah berdiri santai di depan kelas XII IPA 2 sambil bercanda ria. Sengaja ia berdiri di depan kelas demi bisa bicara sama Oca. Terdengar langkah kaki yang semakin mendekat, dan betul itu langkah kakinya Oca dan sahabatnya.
"Ca!" panggilnya yang membuat Oca terpaksa menghentikan langkahnya.
Caca mendengokkan kepalanya seraya mencari sumber suara, betul ia mendapati Alex dan gengnya "iya?"
"Pulang sama gue!" ajak Alex yang terdengar lebih ke perintah.
"Nggak. Oca pulangnya ama kita" bukan Oca yang menjawab melainkan Cici, sahabatnya.
"Yaelah sikutu kupret, bos gua tu bukan ngomong ama lu noh ama siOca" celetuk Jon yang diiringi tawa renyahnya.
"Apasi lo, muka kek dodol aja belagu" sinis Cici, semua yang ada disana ketawa terbahak-bahak kecuali Oca dan Alex.
"Eh.. busett! Anjirtttt" ucap Jon seraya menggaruk tengkuknya.
"Maaf lex, tapi bener gua pulangnya ama Cici dan Febbi" jawab Oca berat hati, lalu ia masuk ke dalam kelas meninggalkan Cici dan Febbi yang masih berdebat dengan Jon.
"Sabar lex" ujar Oji, temannya yang paling bijak dari yang lain.
"Gua gak habis pikir kenapa siOca ngehindar dari gua, perasaan gua juga gak ada salah" lirih Alex.
***
"Okayy anak-anak, berhubung waktunya udah mau abis. Kelompoknya ibu tunjuk aja ya masing masing 3 anggota" ujar bu Yuli, guru bahasa Indonesia yang diiringi sorakan para murid.
"Baik. Kelompok pertama Cici Jon Erick, kelompok kedua Febbi Oji Herman, Kelompok ketiga Oca Doni Alex, kelompok keempat Sela Mario Rara, bla bla"
"Bu! Cici tukeran ama Doni aja ya. Masa Cici sekelompok ama muka dodol" protes Cici.
"Gua juga ogah ya ama lo kutu kuprett" sahut Jon.
"Nggak boleh Cici, ini sudah fix gak boleh ada yang protes, Okee. Kalo ada yang gak terima bisa ngerjain tugasnya sendiri." Ujar bu yuli "Pelajaran hari ini kita cukupkan sampai disini. Semoga apa yang kita pelajari bermanfaat dan jangan lupa tugasnya minggu depan harus di kumpulin. Selamat siang"
Alex terlihat buru-buru demi bisa ngomong ama Oca. Oca yang sudah siap untuk pulangpun ikut beranjak dari kursinya. Namun, baru saja ia melangkahkan kaki ada yang menarik pergelangan tangannya dan otomatis ia berhenti.
"Ca, gua mau ngomong ama lo" paksa Alex, sepertinya ia harus nyelesaikan masalahnya dengan Oca. Ia sudah bosen di diemin mulu.
"Awww" rintih Oca, karena pergelangan tangannya di tarik paksa Alex. "Lo mau ajak gua kemana lex?"
Alex mengacuhkan pertanyaan dari Oca, emosinya sedang meluap-luap sepertinya.
"LEX" Oca menghentakkan tangannya dari siAlex, ia takut kalo Alex bertindak.
Alexpun ikut berhenti akibat hentakan dari Oca, ia memandang Oca dengan lamat-lamat. "LO KENAPA CA? LO KENAPA? APA GUA ADA SALAH SAMA LO, JAWAB CA!" teriak Alex seraya menggoyang-goyangkan bahu Oca.
Oca diam seribu bahasa, ia takut jika Alex sudah ke bawa emosi seperti ini. Air matanya sudah tak bisa di tahan lagi kini mengalir deras membasahi pipi chubby-Nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother My Prince
Romance"Gimana ca? Kamu setuju kalo mama menikah lagi?" tanya Dewi. Dewi belum mengetahui perihal anak kesayangannya yang pernah menjalin kasih bersama putra semata wayang Andre. Mungkin kalau Dewi mengetahuinya ia tak akan mau menikah dengan Andre. Bagi D...