Gue bingung lex, satu sisi gua sayang banget ama lo satu sisi gua juga pengen nyokap gua bahagia ~ Oca Putri Agustina.

****

"Masuk gih! Gua obatin dulu bekas cubitan tadi"

Alex membuntuti Oca sedari tadi. Oca ngerasa risih di buntutin terus, akhirnya ia nyuruh Alex duduk ajalah di ruang tamu.

"Mana yang sakit?" tanya Oca seraya duduk di samping Alex dan ditaruhnya kotak P3K di pahanya.

"Yang ini" tunjuk Alex. Namun, bukannya yang di tunjuk perut tapi malah pipinya.

"Perasaan gua cubitnya perut deh bukan pipi"

"Menjalar ini ca, tadi setelah makan eh tiba-tiba pipi gua yang sakit" dusta Alex

"Yaudah. Yang mana?" tanya Oca lembut

"Ini nih"

Saat Oca tengah menuangkan obat merah ke kapas, tangannya malah di raih oleh Alex.

"Bukan dengan obat merah"

"Terus pakai apa?"

"Ini" di arahkan jari telunjuknya ke bibir Oca.

Maksutnya cium gitu.

"Pake ini? Maksutnya?" tanya Oca memastikan takut ntar malah dia yang ngarep kalo Alex minta di cium.

"Cium" tunjuk Alex ke pipinya.

"Gak mau"

"Aduhhh.. Mama! pipi Alex sakit ma" ucap Alex dengan nada yang di buat-buat seolah dia kesakitan.

"Yang mana sih lex?" tanya Oca lembut, ia melihat pipi Alex lamat-lamat tapi gak ada sama sekali rona merah.

"Yang ini" tunjuk Alex ke pipinya "Aww... Mama! Sakit"

Masa gua harus cium Alex sih?

Di arahkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke bibirnya, lalu ditempelkan ke pipi Alex.

"Pake bibir Oca. Gak pake tangan"

Di dekatkan bibirnya ke arah pipi Alex, lalu di manyunkan dan di ciumlah pipi Alex. Sebentar aja. Mungkin belum ada 5 detik.

"Kok cuma sebentar sih ca? Yang lama dong"

"Udah. Pasti bentar lagi juga sembuh" ucap Oca malu-malu.

"Bener ca, pipi gua udah nggak sakit lagi"

"Yaudahh, sono pulang!" usir Oca seraya mendorong-dorong tubuh Alex.

"Mau sakit lagi ah. Biar di cium lo terus"

"Apaansi lex. Udah ah sono pulang"

***

Oca tengah memandangi langit-langit di kamarnya, ia masih belum bisa memejamkan matanya. Kini pikirannya telah terkontaminasi dengan kejadian tadi siang.

FLASHBACK ON

"Lo boleh nangis sekenceng-kencengnya lex" di senderkan kepala Alex di bahunya, lalu di pegang tangan kekar Alex mungkin itu bisa sedikit mengurangi rasa hancur di hatinya.

Alex juga punya hati kini ia menangis tersedu-sedu dibahu Oca, ia merasa sangat hancur rapuh retak sakit.

"Ca!" panggil Alex pelan banget suaranya hampir lenyap tak terdengar.

"Iya?"

"Apa kita masih bisa berhubungan? Aku sangat mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu lex" kini tangan Oca sibuk menyisiri rambut Alex, ia juga berharap bisa berhubungan lagi dengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Brother My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang