9

5K 380 40
                                    

Setelah Dzuhur, resepsi di lanjutkan. Kali ini tamunya adalah wali santri dan kenalan dari penjuru pulau Jawa.
Setelah itu di lanjutkan setelah isya sampai pukul 11 malam dengan tamu mayoritas keluarga dan sahabat.

Pukul 11 malam, Amira dan Gus Shadiq masih mengobrol dengan teman-teman Gus Shadiq. Dari raut wajahnya, Amira tampak ingin sekali kembali ke kasur.

"Ra, mau istirahat? Yuk tak anter ke kamar." Bisik Gus Shadiq yg tak tega melihat wajah lelah Amira.

"Tapi mas, gak enak sama tamunya." Sahut Amira.

"Gak papa, nanti biar aku yg nemenin. Kita sekarang ke kamar dulu."

Amira akhirnya mengalah, ia membiarkan Gus Shadiq merangkulnya menuju kamar setelah berpamitan dengan teman-teman Gus Shadiq untuk mengganti baju.

"Gak usah mandi, Ra. Udah malem tapi nanti kamu sakit. Bersih-bersih aja terus ganti baju sama istirahat." Titah Gus Shadiq

"Tapi mas.."

"Tapi apa?" Potong Gus Shadiq cepat.

Amira terdiam, ia sudah benar-benar risih. Masa gak mandi dulu sih?

"Nurut, Ra. Aku gak mau kamu sakit karena mandi malem-malem." Ucap Gus Shadiq sambil mencubit pipi Amira gemas.

*Gue meleleh woy:v

Pipi Amira seketika memerah karena malu lalu mengangguk pelan, ia mengambil baju ganti di koper lalu beranjak ke kamar mandi.

Setelah Amira beranjak, Gus Shadiq segera mengganti baju lalu kembali menemui teman-temannya.

"Garwone mana Gus?" (Istrinya mana Gus?) Tanya salah seorang teman Gus Shadiq.

"Tak suruh istirahat, kasian udah capek." Sahut Gus Shadiq. sementara Amira yg sudah selesai mengganti bajunya bingung karena Gus Shadiq tidak ada di kamar.

Ia duduk di sisi ranjang Gus Shadiq dengan ragu, mengelus bed cover warna merah hati yg tampak baru. Pikirannya melayang ke pertanyaan bagaimana kehidupan selanjutnya bersama Gus Shadiq, akan kah benar-benar bahagia? Atau justru sebaliknya?

Amira lelah, benar-benar lelah sampai tidak sadar ia jatuh tertidur dengan posisi kaki masih menjuntai ke bawah.

Pukul 1 pagi, Gus Shadiq kembali ke kamar setelah teman-temannya yg ingin menginap mulai tertidur.

Gus Shadiq menggeleng pelan saat melihat posisi tidur Amira yg tidak karuan. Ia menyelipkan lengannya ke belakang leher dan lutut Amira untuk membenarkan posisi tidur Amira.

Setelah bersih-bersih, Gus Shadiq ikut berbaring di samping Amira dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan Amira.

****

Amira terbangun dan agak tersentak saat merasakan seseorang yang memeluk pinggangnya dengan posesif. Siapa lagi kalau bukan Gus Shadiq? Ia tersipu malu menyadarinya.

Jam dinding saat itu menunjukkan pukul 3 pagi. Amira masih enggan beranjak, tubuhnya benar-benar pegal. Ia memilih menatap wajah Gus Shadiq yg hanya berjarak 1 jengkal dari wajahnya. Ia bahkan bisa merasakan deru nafas Gus Shadiq.

Wajah yg selama ini hanya bisa jadi bahan halu para santriwati kini berada tepat di hadapannya, dan halal untuk ia sentuh.

Alis tebal, hidung mancung, dan kulit agak cokelat eksotis itu benar-benar menggoda Amira yg selama ini benar-benar tidak pernah menjalin hubungan dengan laki-laki.

"Jangan cuma di liatin, Ra. Di pegang juga gak papa." Ucap Gus Shadiq tiba-tiba, lalu matanya terbuka. Membuat Amira terkejut, Gus Shadiq justru menyunggingkan senyum tipis.

"M..mas udah bangun?" Tanya Amira malu.

"Udah dari tadi, cuma males melek. Capek banget." Sahut Gus Shadiq sambil menarik pinggang Amira lebih dekat, mau tak mau jarak wajah Amira dan Gus Shadiq juga semakin dekat.

Gus Shadiq memejamkan matanya, mengabaikan Amira yg mulai merasa sulit bernafas karena jantung yg berdegup terlalu cepat.

Gus Shadiq justru meraih satu tangan Amira, dan meletakkannya di atas pipinya.

"Elusin." Ucap Gus Shadiq.

Amira mengelus lembut pipi itu, merasakan bulu-bulu halus yg tumbuh di dagu dan rahang Gus Shadiq.

"Yuk bangun? Terus shalat." Ajak Amira. Gus Shadiq mengangguk dan menggeliat pelan.

Amira lebih dulu bangkit, dan beranjak ke kamar mandi. Setelah wudhu, Amira keluar dan menemukan Gus Shadiq masih duduk d atas ranjang dengan mata terpejam.

"Ayo mas, wudhu terus shalat." Ajak Amira, Gus Shadiq bangkit dan melangkah dengan lemah. Tapi saat melewati Amira, Gus Shadiq menyempatkan diri untuk mencolek pipi Amira.

Amira sempat melongo saat melihat Gus Shadiq beranjak menuju kamar mandi, tapi saat pintu kamar mandi di tutup Amira menyadari 1 hal.

Duh kan Amira jadi harus wudhu lagi! Gerutu Amira dalam hati.

***

"Mas mau kopi apa teh?" Tanya Amira sambil melipat mukena, sedangkan Gus Shadiq masih asik menatap kitab di hadapannya

"Kopi aja, Ra."

Amira mengangguk lalu beranjak untuk membuatkan kopi. Btw di depan kamar Gus Shadiq memang sudah di sediakan dispenser, gelas, gula dan bermacam-macam minuman instan agar Amira atau Gus Shadiq tidak harus berjalan ke dapur jika ingin sesuatu.

Setelah membuat kan kopi, Amira berniat untuk pergi ke dapur, membantu pekerjaan di sana.

Tapi Gus Shadiq, dengan gesit meraih tangan Amira dan menariknya untuk ikut duduk di sofa.

"Mau kemana?" Tanya Gus Shadiq.

"Ke dapur, bantu-bantu di sana."

"Gak usah, disini aja. Dapur pasti udah banyak yang bantuin." Ucap Gus Shadiq sambil menarik sebelah tangan Amira kepangkuannya, mengunci tangan itu dalam genggaman.

"Mau ikut baca gak?" Tanya Gus Shadiq.

Amira menatap kitab itu dan menggeser tubuhnya untuk melihat lebih dekat.

"Kitab apa emang?"

"Fathul Izar." Sahut Gus Shadiq polos. Amira yg mendengarnya refleks segera memalingkan wajahnya, menutupi rona merah di wajahnya.

Gus Shadiq tertawa melihat reaksi Amira, "becanda kok, ini bidayatul hidayah."

Amira menghela nafas lega, lagipula bisa mati kutu ia jika kitab itu benar-benar kitab Fathul Izar.

Tapi ia sedang tidak tertarik menelaah kitab, jujur saja ia masih merasa mengantuk dan lelah. Gus Shadiq menoleh dan tersenyum melihat wajah Amira, dengan lembut ia menyandarkan kepala Amira di bahunya. Amira hanya diam tak menolak, lagi pula posisi itu cukup nyaman untuk di lewatkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Buat yg belum tau, Fathul Izar itu kitab yg membahas gituan:v
Iya gituan
Dan tingkat nya di atas qurrotul Uyun.
Gimana?? Masih ngedukung Zahra?
Ehh Zahra nya sengaja belum muncul yaa
Ntar aja belakangan setelah adegan manis-manisnya
Jangan lupa kasih komentar kalian
Jangan lupa juga vote dan follow akun aku

Ayat Mahabbah dari Gus ShadiqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang