EMPAT

21 4 0
                                    

Happy Reading ❤

•••


Author pov

Jam sudah menunjukkan pukul 07:10 dan 10 menit lagi adalah bel masuk sekolah SMA GARUDA, tetapi lelaki tampan itu masih asik bergelung dengan selimutnya

Dia tidak menghiraukan ocehan dari jam weker nya yang sendari tadi berbunyi dengan nyaring

Setelah dirasa nyawanya sudah berkumpul, dia pun lekas turun dari kasur king size nya, dan mematikan jam nya yang terus saja berbunyi nyaring

"Hoammmm, anjir masih pagi juga nyaring banget dah ni jam" Bukanya mengucap alhamdulillah, si Alvaro malah mengumpat seraya membanting jam nya itu ke kasur

Dia juga masih sayang duit, jika jam nya itu harus menghantam dinding dan berakhir di tukang rongsokan

Walaupun berisik juga jam itu sangat berharga, karna telah menggantikan sosok ibu yang harus membangunkannya

Kalau anak-anak di luaran sana mungkin akan di bangunkan oleh ibunya dengan sayang tetapi tidak bagi Alvaro, hanya jam lah yang membangunkan nya dengan nyaring

Karna ibunya tidak ada waktu! hanya untuk membangunkan nya

"Mandi dulu ah, padahal enggak mandi juga gua tetep cakep, banyak aja kok cewek yang nempelin gua walaupun gak mandi ck, ck" Gumam Alvaro dengan pedenya, seranya menyisir rambutnya menggunakan jari tangan nya

Setelah selesai mandi dan Siap-siap Alvaro segera menuruni tangga, dan menemukan asisten rumah tangga nya yang sudah berkepala lima itu.

"Sarapan dulu den" Ucap bik Wati pembantu di rumah Alvaro

"Enggak deh bik entar aja di sekolah, udah telat"

"Ohh iya bik semalam, mamah sama papa pulang gak? "

"Kalo tuan enggak pulang, tapi nyonya semalem pulang larut malam den, tapi subuh udah berangkat lagi"

Alvaro yang mendengar itu hanya tersenyum kecut, sudah biasa ini baginya kedua orang tuanya itu terlalu gila bekerja

Bahkan untuk sarapan bersama pun mereka tidak bisa

Alvaro tidak menginginkan kehidupan nya yang seperti ini, ia hanya di beri uang, uang, dan uang

Dia tidak menginginkan itu dia hanya ingin seperti keluarga orang-orang yang ada di luaran sana, sederhana dan harmonis

Ada kedua orang tuanya yang memperhatikan dan memberi kasih sayang

Tapi Alvaro?

Mengambil rapot kenaikan kelas untuk walinya saja orang tuanya tidak bisa, kadang bik wati yang mewakili nya sebagai walinya

Miris sekali bukan?

Maka dari itu Alvaro sangat senang mencari masalah di sekolah, karna banyak sekali yang memperhatikan nya, dan mengomelinya, itu semua tidak pernah ia dapatkan dari kedua orang tuanya.

KEYSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang