4

23 1 0
                                    

Hari yang ditunggu pun tiba. Bian bersama timnya yang berjumlah 6 orang akan melakukan perjalanan dinas ke Bali. Mereka berangkat dari Jakarta ke Denpasar pukul 8 pagi. Setelah memakan waktu perjalanan hampir 2 jam mereka telah tiba di Bandara Ngurah Rai dan langsung di jemput oleh travel menuju penginapannya. Pemilik dari tempat penginapan adalah orang yang akan mereka ajak kerja sama dalam proyek ini.

Beruntungnya mereka karena penginapan yang tergolong mewah dan besar ini membuat mereka memperoleh kamar sendiri-sendiri. Bian sangat senang begitu mengetahui hal tersebut karna pada dasarnya dia tidak suka berbagi kamar dengan orang lain kecuali sahabatnya Yori. Bian menempati kamar nomor 20 sedangkan disebelahnya Yori menempati kamar 21. Tak jauh dari sana pak Hendra selaku pimpinan mereka menempati kamar 15 dan teman-teman mereka yang lain juga tak jauh dari sana.

Begitu masuk ke dalam kamarnya Bian terkejut dengan betapa luasnya kamar itu untuk ditinggali satu orang saja. Tentu saja dia makin senang karna dapat dengan leluasa melakukan apapun di kamar itu. Dari dalam jendela kamar Bian dapat melihat pantai yang memang dekat dengan penginapan itu. Dia mulai melakukan room tour untuk mengecek seberapa mewah kamar ini. Setelah lelah berkeliling akhirnya dia mulai membaringkan tubuhnya di kasur yang berukuran king size. Perlahan matanya mulai tertutup dan dia pun tertidur. Sedang asik-asiknya terlelap tiba-tiba ada yang mengetok pintu kamarnya. Seketika Bian pun terbangun dengan wajah terkejutnya, dilihatnya melalui lubang kecil di pintu bahwa Yori yang ada di depan kamarnya. Dengan segera di bukanya pintu itu.

"Loe tidur Bi? Sorry gue bangunin" ucap Yori sambil melangkah masuk ke dalam.

"Iya gue ketiduran tadi. Ada apa Yor? "
Jawab Bian sambil menutup pintu dan mengikuti langkah Yori.

"Ke pantai yuk Bi. Kita masih punya waktu 2 hari nih liburan sebelum mulai ketemu sama yang punya perusahaan" ajak Yori sambil tersenyum jahil ke Bian.

Memang mereka berangkat ke Bali hari jumat padahal jadwal pertemuan mereka diadakan hari minggu siang. Katanya pak Hendra biar mereka bisa istirahat sekalian liburan dulu sebelum fokus sama kerjaan.

"Jam berapa sih sekarang? Gue juga dari tadi pengen banget main ke pantai" jawab Bian sambil melihat jam di Hpnya. Sudah pukul 4 kurang 10 menit.

"Okedeh, jangan lupa pakai bikini yang gue beliin yah. Awas kalo loe gak pake" ancam Yori seraya melangkah menuju pintu.

"Gue malu Yor pake bikini itu, sexy banget gila gak mau ah" jawab Bian merengek.

"Gak ada penolakan. Bikini itu Bagus banget tau gak di badan loe yang ramping itu Bi. Semua cowo yang ada di pantai pasti jatuh cinta sama loe gue jamin" kata Yori dengan yakinnya.

"Tapi gue gak pede" ucap Bian mencoba membujuk Yori.

"Loe cantik Bi. Pede aja kali. Cuma sekali doang kok. Pokoknya gue tunggu 15 menit lagi di lobby. Gak ada tapi-tapian" sesudah mengatakan itu Yori langsung keluar dari kamarnya Bian.

Sikap pemaksa Yori inilah yang membuat Bian kadang merasa jengkel dengan temannya itu, tapi kembali lagi Bian tak bisa marah lama-lama dengan Yori. Mau tak mau pun dia terpaksa memakai bikini itu. Bikini yang berwarna merah itu sungguh kontras dengan warna kulit Bian yang putih dan bersih, memberi kesan yang sangat sexy kepadanya. Dia pun menutup bikini itu dengan dress selutut berwarna putih agar dia tak begitu malu memakainya. Setelah siap Bian bergegas keluar kamar menuju lobby. Disana dia sudah melihat Yori dengan rok pendek sepaha dan baju transparan berwarna pink, dari situ dapat tercetak warna bikini yang dia gunakan berwarna hitam.

"Nah gini dong Bi. Yuk cabut" kata Yori sambil menggandeng tangan Bian.

"Gue malu kalo sampai dilihat sama anak-anak yang lain, apalagi pak Hendra bos kita" ucap Bian seraya mengikuti langkah kaki Yori.

"Tenang aja, anak-anak pada istirahat, tadi gue udah ajakin mereka tapi katanya masih capek. Kalo pak hendra kalo gak salah tadi dia bilang mau ke rumah keluarganya dulu yang ada disini" jawab Yori meyakinkan.

Setelah berjalan sekitar 15 menit akhirnya mereka tiba di pantai, tidak begitu banyak orang pikir Bian.
---------------
Satya saat ini sedang berkunjung ke salah satu resort yang dia miliki. Dia ingin meninjau keadaan disana, kebetulan ada tamu dari Jakarta yang harus dia temui disana. Dia pergi bersama temannya yang bernama Dean. Anak ini suka sekali mengikuti Satya bila ingin mengunjungi resortnya. Kata Dean dia bisa cuci mata melihat bule dan pengunjung yang menginap disana. Bagi Satya Dean dan William adalah dua temannya yang tak jauh berbeda kelakuannya. Saat pekerjaannya sudah hampir selesai Dean tiba-tiba mengajak Satya untuk ke pantai, alasannya sudah lama dia tidak berjemur dan cuci mata di pantai. Satya pun mengiyakan karna dia pun merasa sudah lama tidak berenang di pantai. Dengan segera mereka menuju ke pantai.

Sesampainya disana Dean langsung membuka bajunya dan menyisakan boxer dan langsung melompat ke dalan air. Satya memilih berjemur saja sambil melihat pemandangan sexy yang bertebaran. Dia mulai membuka kemeja biru yang dia gunakan, menyisakan celana panjang putih dan perut kotak-kotak yang terpahat sempurna. Dia mulai mengambil tempat duduk dan merebahkan badannya.

Saat sedang asik menikmati angin sepoi-sepoi tiba-tiba Satya mendengar percakapan dua orang wanita tak jauh dari tempat duduknya.

"Gue gini aja yah, gue malu Yor" kata wanita pertama.

"Gak, panas tau kalo loe tetep pake dress itu, udah buka aja gak ada yang kenal kok. Santai aja." jawab wanita yang satunya lagi.

Karna penasaran akhirnya Satya mencoba mencari sumber suara itu, ternyata benar tak jauh dari tempatnya terdapat dua wanita yang sedang berbicara, yang satu seperti membujuk temannya. Tak lama Dia melihat wanita yang mengenakan dress putih mulai mengangkat dressnya hingga terlepas dari badannya. Setelah itu dia melihat wanita itu seakan tak nyaman dengan apa yang dia kenakan, bikini berwarna merah yang sangat sexy ditubuhnya. Wanita itu menyilangkan tangannya ke dadanya seakan menutupi area tersebut. Satya semakin penasaran dengan wajah wanita itu karna posisinya membelakangi Satya. Tiba-tiba wanita itu menoleh kesana kemari seakan memeriksa apa ada orang yang memperhatikannya hingga Satya tak sadar pandangan wanita itu jatuh kepada dirinya. Satya terkejut begitu pun dengan wanita itu, sejenak mereka saling menatap hingga akhirnya semburat merah muncul di wajah wanita itu dan dia pun berpaling melangkah menjauh mengikuti temannya yang sudah pergi duluan.

Cantik.

Itulah yang muncul dipikiran Satya saat melihat wanita itu. Rambutnya yang melewati bahu sedikit dan poni tengahnya yang sedikit-sedikit harus dia sibakkan ke atas memberi kesan sexy, ditambah lagi dengan warna matanya yang coklat terang dan bibirnya yang mungil tapi menggoda membuat Satya hanya bisa menelan ludah. Jangan tanyakan bentuk badannya, Satya bisa-bisa khilaf saat itu juga. Dia tersadar oleh lamunannya saat ada yang menepuk bahunya.

"Woyyy iler loe jatuh" teriak Dean menyadarkan Satya.

"Hah apa? " Satya tampak terkejut dengan tepukan di bahunya.

"Muka loe tuh mupeng, loe lihat apaan sih? Jangan-jangan loe lagi lihat yang sexy-sexy yah" goda Dean.

"Ahh gak, emang gue loe lihat yang bening dikit aja langsung turn on "  ledek Satya.

"Hahaha tau aja" jawab Dean cengengesan.

Setelah itu pikiran Satya dipenuhi dengan wanita tadi. Dia terus membayangkan wajah wanita itu. Dia tak pernah seperti ini bila melihat wanita cantik, biasanya dia hanya akan tersenyum dan melupakannya, tapi kali ini tidak, Satya merasa sangat gelisah. Ada apa dengannya? Dia ingin mencari wanita itu tapi wanita itu sudah hilang entah kemana.

Vote dan Comment bila menurut kalian ceritanya menarik biar aku semangat lanjutinnya :)

Be My FinaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang