Yeuuu jangan gtu dong mazzzz [19.35] Jeje kan udh gue anggap adek sendiri [19.35] Masa sama jeje doang cemburu [19.35] Ini masih jeje pdhl, blm lagi hyunjin [19.36] Lino?? [19.37] Woi kampret balas napa! Jgn just read doang!!! [19.38] Yudh deh ini gue jujur nih, gue mana mungkin berpaling sama jeje, hyunjin, felix, etc. kan hati gue udh lo ambil gblk mana ada lagi kesisa buat yg lain [19.38] Udah dong ngambekannya, ngga style lo bgt [19.40]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
19.42 Jeje udh hak milik gue, awas aja situ menel lagi! 19.42
SJDKSOSHJWIWOSJEHEIISKS [19.42]
you blocked Bapaknya SoonDoonRi
Jisoo mendengus sebal lalu melemparkan ponselnya ke tempat tidur setelah memblokir nomor kekasihnya yang menyebalkan itu.
"Nyesal banget gue bilang kaya gitu, cringe banget bangke! Lino kampret liat aja lo besok ya, pengen tak hiiihhhhh."
Jisoo mendaratkan bokongnya di tempat tidur lalu menyalakan kembali ponselnya, berseluncur ke dunia maya untuk meredam amarahnya. Alih-alih meredam, kekesalannya malah semakin bertambah setelah melihat instastory milik kekasihnya yang berisikan chat mereka tadi.
Jisoo menarik nafas lalu menghembuskannya, menghitung satu sampai sepuluh, berulang-ulang, karena dia pernah membaca hal itu mampu meredam emosi.
"LINO KAMPRET!!!" Uhm ... Sepertinya hal itu tidak berhasil pada Jisoo.
"JISOO JANGAN TERIAK-TERIAK, INI BUKAN HUTAN!" gedoran pintu juga turut mengiringi teriakan sang kakak, Seokjin.
Jisoo berjalan menuju pintu, membuka lalu dengan kilat dia menendang tubuh kakaknya itu. Dia butuh seseorang untuk meredakan amarahnya, itu solusi yang jauh lebih baik daripada menghitung seperti anak TK.
Seokjin sudah pasrah saja jika sehabis ini badannya remuk, Jisoo itu anak taekwondo ya sudah pasti tendangannya sakit. Ini masih tendangan, belum lagi cakaran, jambakan, dan gigitan menantinya.
Tapi sepertinya dewi fortuna berada dipihaknya, baru beberapa kali terkena tendangan, bel rumah mereka berbunyi. Mau tak mau Jisoo harus menghentikan aksinya dan kembali ke kamar setelah menyuruh kakaknya untuk membukakan pintu.
"JISOO!"
Jisoo memutar matanya lalu membalas, "APAAN?!"
"KESINI CEPETAN, PAWANG LO DATENG!"
Jisoo tersenyum miring lalu berjalan keluar menuju ruang tamu dengan smirk yang masih menghiasi wajahnya.
"Jisoo setan, jangan senyum-senyum, serem!" Seokjin lalu pergi dari ruang tamu, kembali ke kamarnya, membiarkan sepasang muda-mudi itu menikmati waktu berdua.
Setelah Seokjin tidak lagi menunjukkan batang hidungnya, Jisoo langsung melancarkan aksinya menendangi Lino seperti yang dilakukannya pada kakaknya tadi.
"Jisayang, ampun dong, nih gue bawain sesuatu lo pasti suka, tapi udahan dulu nendangnya." Jisoo menghentikan tendangannya kemudian merampas plastik yang berada di meja.
