Bastard

3.8K 188 12
                                    

Taeyong fokus menikmati makanan dimulutnya, melahapnya dengan cepat. Sedari tadi, mata Jisoo tak berhenti menatapnya. Hal itulah yang menyebabkan dia mempercepat mengunyah makanannya.

'uhuk...'

Dengan sigap Jisoo memberikan minuman miliknya. "Makanya kalo makan tuh pelan-pelan," omelnya sambil menepuk-nepuk punggung Taeyong.

"Habisnya lo dari tadi ngeliatin gue segitunya."

Jisoo menggaruk kepalanya yang tentunya tidak gatal sama sekali. Dia sedang salah tingkah. Apa tatapannya tadi terlalu ketara?

"Gue dari tadi nungguin niat lo buat nawarin gue itu,"
"Lo pikir gue ga laper ngeliatin lo makan kaya gitu?!"

Taeyong berdecak kesal, "Tadi aja gue tawarin makan, lo bilang gamau. Giliran gue lagi enak-enaknya makan, elo malah minta makanan gue."

Kali ini Jisoo yang berdecak kesal. Gadis cantik itu menatap tajam ke arah Taeyong.  "Tau ah, males gue," sahut Jisoo ketus sambil beranjak pergi meninggalkan Taeyong. Dia berjalan sambil tersenyum bangga karena aktingnya barusan yang cukup bagus.

Setelah membayar makanannya, Taeyong langsung pergi menyusul Jisoo ke toko buku yang berada tepat disamping cafe tempat ia makan tadi.

Hari ini tujuan mereka memang pergi ke toko buku. Tentu saja Jisoo yang mengajaknya, gadis itu ingin membeli beberapa novel baru. Tapi sebelum itu,  Taeyong merengek ingin makan, dan mau tak mau Jisoo juga harus ikut menemani Taehyung makan.

Setelah melewati pintu masuk, Taeyong langsung mengedarkan pandangannya mencari sosok gadis cantik yang menemaninya makan tadi.

Taeyong tersenyum kecil mendapati gadis yang dicarinya sedang bersusah payah menggambil buku yang posisi nya di rak atas.

"Kamu mau ambil buku yang mana?"

Jisoo menoleh kaget, ia mengenal suara itu. Dengan malas ia menoleh kebelakang dan didapatinya sosok pria tampan yang dulunya pernah mengisi hatinya. Park Jinyoung.

"Why Must You?" ucap Jisoo menyebutkan judul novel yang diinginkannya.

Jinyoung dengan mudah mengambil novel itu lalu memberikannya kepada Jisoo disertai dengan senyuman manisnya yang sudah melekat sejak dia melihat gadis itu.

"Makasih."

"Kamu kapan tingginya sih? Perasaan dari dulu tinggi kamu segini-segini mulu,"

"Jin, gue udah ditungguin. Sekali lagi makasih."

Jinyoung hanya bisa tersenyum kikuk, lalu berdiam diri menatap gadis cantik pergi. Dia sudab berusaha agar gadis itu sedikit berlama-lama dengannya. Tapi dari cara bicaranya saja, Jinyoung tahu jika gadis itu muak berdekatan dengannya.

Jisoo berlari kecil menuju parkiran mobil. Dia tidak ingin Jinyoung melihatnya lagi.

"Gimana hati lo?" Baru saja Jisoo duduk sambil menstabilkan pernapasannya, dia sudah di berikan pertanyaan tak berfaedah seperti ini.

Jisoo hanya menatap bingung kearah Taeyoung yang duduk di jok supir.

"Tadi ketemu mantan kan,"

Jisoo membulatkan matanya. "Lo tadi ke toko buku juga?"

Taeyoung mengangguk.

"Kenapa ga nemuin gue?" kesal Jisoo. Jika saja Taeyong menghampirinya tadi, pasti dia tidak bertemu dengan mantannya itu.

"Tadinya gue pengen nyamperin, tapi keduluan sama mantan lo. Daripada entar gue dikacangin, mending gue balik ke mobil duluan."

Jisoo memukul kasar kepala Taeyong. Pria Lee yang satu ini benar-benar menyebalkan, pikirnya.

"Jis, gue lagi nyetir nih. Lo mau kita mati?"

Jisoo menghentikan pukulannya lalu kembali duduk normal. "Lo aja yang duluan, gue nyusul entar."

'ba babana ba ba banan---'

Jisoo lantas menerima panggilan dari 'Joyi<3' lalu mendekatkan handphone berwarna silver itu ke telinga Taeyong.

"Tae, ringtone handphone lo gak ada yang lain apa?!" omel Jisoo setelah Taehyung menyelesaikan panggilan dari model cantik yang sejak dua hari menyandang status sebagai kekasihnya.

"Itu Joy yang ganti. Udah lah biarin aja, entar kalo udah putus, gue ganti kaya yang biasa kok."

Awalnya Jisoo kira kali ini Taeyong serius dengan Joy, tapi ternyata model cantik itu akan bernasib sama seperti mantan-mantan Taeyong sebelumnya. Dicampakkan.

"Berapa lama?"

"Seminggu."

"Terus Yuta ngasih apa sama lo?" Tentu saja ide permainan sialan ini tercipta dari otak licik Yuta.

"Apartemen."

"Buat apa?! Lo kan udah punya apartemen sendiri?"

Taeyong menghentikan mobilnya di depan rumah Jisoo. Dia menatap lekat mata Jisoo, lalu mengecup bibir gadis Kim itu. "Buat siapa lagi emangnya kalo bukan buat Kim Chi."

"Bukannya kamu bilang mau punya apartemen sendiri?" tambah Taeyong setelah menyadari raut aneh diwajah Jisoo.

Tamparan keras mendarat di pipi kanan Taehyung. Sesaat kemudian Jisoo sudah keluar dari mobil pria itu diiringi isakan kecil yang keluar dari mulutnya.

✨✨✨

Aku tau ini sangat sangat sangat tidak jelas huhuhu.  Jangan maki aku :))

Story of My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang